Peluang Pengusaha Mainan Lokal Tingkatkan Kualitas di IITE 2017
A
A
A
JAKARTA - Pameran Indonesia International Toys dan Kids Expo (IITE) 2017 menjadi peluang bagi pengusaha di dalam negeri untuk meningkatkan kualitas mainan anak-anak. Pengusaha lokal bisa banyak belajar dari produsen mainan asal China yang akan hadir dalam pameran di Hall B1 dan B2 Jakarta International EXPO Kemayoran pada 23-25 Agustus 2017.
’’Pengusaha Indonesia bisa mencontoh bagaimana teknologi dari produk Tiongkok. Pihak Tiongkok bagaimana bisa melihat kebijakan-kebijakan dari pemerintah Indonesia. Sehingga mereka bisa mengirim barang-barang yang bermutu bukan barang ecek-ecek atau ibaratnya barang-barang sampah untuk kebutuhan anak-anak di Indonesia,’’kata Ketua Asosiasi Mainan Indonesia Sutjiadi Lukas kepada SINDONEWS di Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Dia menilai bahwa kehadiran ratusan produsen dari China akan berdampak positif bagi perkembangan industri mainan lokal. Karena itu, kata Sutjiadi, pemerintah Indonesia dan China bisa saling bersinergi untuk memajukan industri mainan anak-anak. ’’Pameran terbesar ini menjadi ajang kerja sama antara pemerintah Tiongkok dan pemerintah Indonesia dalam hal pengembangan industri mainan anak-anak,’’ujarnya.
Selain pameran mainan anak-anak, di tempat yang sama juga dihelat Indonesia International Electronic and Home Appliance Expo (IEAE) 2017. Sebanyak 200 perusahaan bertaraf internasional dari China dan Indonesia akan meramaikan IITE dan IEAE 2017 yang menggelar produk-produk berkualitas. Mulai dari mainan anak-anak, perlengkapan dan kebutuhan ibu hamil dan bayi, produk elektronik untuk kebutuhan keamanan, gadget, dan lainnya.
IITE dan IAEA 2017 menjadi pameran terbesar berskala internasional di Indonesia untuk bisnis ke bisnis yang menghadirkan produsen dan manufaktur dari Provinsi Guangdong, China. Pameran ini diharapkan menjadi acuan pasar global bagi pengusaha dan industri lokal untuk meningkatkan daya saing baik dalam revitalisasi sumber daya manusia dan produk dan distribusi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA).
’’Pengusaha Indonesia bisa mencontoh bagaimana teknologi dari produk Tiongkok. Pihak Tiongkok bagaimana bisa melihat kebijakan-kebijakan dari pemerintah Indonesia. Sehingga mereka bisa mengirim barang-barang yang bermutu bukan barang ecek-ecek atau ibaratnya barang-barang sampah untuk kebutuhan anak-anak di Indonesia,’’kata Ketua Asosiasi Mainan Indonesia Sutjiadi Lukas kepada SINDONEWS di Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Dia menilai bahwa kehadiran ratusan produsen dari China akan berdampak positif bagi perkembangan industri mainan lokal. Karena itu, kata Sutjiadi, pemerintah Indonesia dan China bisa saling bersinergi untuk memajukan industri mainan anak-anak. ’’Pameran terbesar ini menjadi ajang kerja sama antara pemerintah Tiongkok dan pemerintah Indonesia dalam hal pengembangan industri mainan anak-anak,’’ujarnya.
Selain pameran mainan anak-anak, di tempat yang sama juga dihelat Indonesia International Electronic and Home Appliance Expo (IEAE) 2017. Sebanyak 200 perusahaan bertaraf internasional dari China dan Indonesia akan meramaikan IITE dan IEAE 2017 yang menggelar produk-produk berkualitas. Mulai dari mainan anak-anak, perlengkapan dan kebutuhan ibu hamil dan bayi, produk elektronik untuk kebutuhan keamanan, gadget, dan lainnya.
IITE dan IAEA 2017 menjadi pameran terbesar berskala internasional di Indonesia untuk bisnis ke bisnis yang menghadirkan produsen dan manufaktur dari Provinsi Guangdong, China. Pameran ini diharapkan menjadi acuan pasar global bagi pengusaha dan industri lokal untuk meningkatkan daya saing baik dalam revitalisasi sumber daya manusia dan produk dan distribusi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA).
(aww)