Saat Maskapai Berbagi 'Kue' Haji

Senin, 31 Juli 2017 - 06:00 WIB
Saat Maskapai Berbagi...
Saat Maskapai Berbagi 'Kue' Haji
A A A
LAGI-lagi Kementerian Agama menunjuk PT Garuda Indonesia Tbk. dan Saudi Arabian Airlines untuk menerbangkan jemaah haji Indonesia. Dua maskapai ini terpilih melalui proses lelang terbuka sejak 8 Februari 2017 yang diikuti lima maskapai besar nasional dan satu dari Arab Saudi. Peserta lainnya adalah Lion Air, Air Asia, Citilink, Sriwijaya Air.

Selama berpuluh-puluh tahun, pelayanan pengangkutan jamaah haji Indonesia dikuasai dua maskapai besar itu. Tahun ini, Garuda mendapatkan jatah menerbangkan 107.959 jamaah dan Saudi Arabian kebagian 96.041. Di luar proyek ini, Garuda dan Saudi Arabian bersama Emirates, Etihad, dan Turkish Airlines berbagi kue untuk mengangkut 17.000 jamaah haji khusus.

Garuda akan menerbangkan 280 kloter dari sembilan embarkasi di Indonesia. Maskapai berkode GA itu menyiapkan 14 pesawat dengan tiga diantaranya menyewa. 11 burung besi milik sendiri itu, antara lain, satu armada B747-400 dan masing-masing lima B777-300ER, dan A330-300/200. Sementara itu, tiga pesawat sewaan terdiri dari dua B747-400 dan sebuah A330-300. "Kami optimistis dapat memberikan kinerja terbaik dalam operasional penerbangan haji tahun ini," ujar Direktur Marketing dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia, Nina Sulistyowati.

Bisnis pengangkutan udara jamaah haji Indonesia yang jumlahnya bejibun sepertinya gurih. Namun, sesungguhnya bisnis transportasi udara memiliki margin keuntungan yang tipis. Pengamat penerbangan, Gerry Soejatman, menerangkan rumus menerbangkan jamaah haji itu dua kali dua. Artinya, pesawat mengantar ke Arab Saudi membawa penumpang dan pulangnya kosong. Begitupun sebaliknya ketika menjemput.

Mengapa keuntungan maskapai ini tipis? Ikuti bahasan lengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi No.21/VI/2017 yang terbit Senin (31/7/2017).
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7165 seconds (0.1#10.140)