CORE: E-Commerce Bukan Penyebab Penurunan Daya Beli Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mocahmmad Faisal mengemukakan maraknya toko online (e-commerce) turut berperan terhadap berkurangnya pelanggan di sektor retail pertokoan dan pusat perbelanjaan. Namun, hal tersebut bukan penyebab penurunan daya beli masyarakat.
Dia mengungkapkan, jika e-commerce menjadi penyebab turunnya daya beli masyarakat maka yang seharusnya terkena getahnya hanyalah di sisi hilir, yakni para peritel.
"Semestinya dampak pada sisi hilirnya, yaitu para retailers, tidak sampai ke hulu atau produsen. Faktanya, bukan hanya pertokoan dan mal-mal, tetapi pabrik-pabrik pengolahan juga menahan produksi," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (30/7/2017).
Menurut Faisal, perlambatan produksi sudah terjadi di banyak industri, mulai dari industri pakaian, peralatan listrik, sepeda motor, farmasi, plastik, bahkan juga sudah merambah ke sejumlah industri makanan dan minuman. Artinya, bukan hanya cara membelinya yang bergeser, tetapi permintaan juga melemah, sehingga produksi terpaksa ditahan, bahkan dikurangi.
"Kita semua tentu sangat tidak berharap terjadi penurunan daya beli dan kelesuan ekonomi. Namun, sebagai analis dan akademisi kita harus menyampaikan fakta dengan jujur agar kebijakan pemerintah yang sedang giat mendorong ekonomi tidak miss leading," tandasnya.
Dia mengungkapkan, jika e-commerce menjadi penyebab turunnya daya beli masyarakat maka yang seharusnya terkena getahnya hanyalah di sisi hilir, yakni para peritel.
"Semestinya dampak pada sisi hilirnya, yaitu para retailers, tidak sampai ke hulu atau produsen. Faktanya, bukan hanya pertokoan dan mal-mal, tetapi pabrik-pabrik pengolahan juga menahan produksi," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (30/7/2017).
Menurut Faisal, perlambatan produksi sudah terjadi di banyak industri, mulai dari industri pakaian, peralatan listrik, sepeda motor, farmasi, plastik, bahkan juga sudah merambah ke sejumlah industri makanan dan minuman. Artinya, bukan hanya cara membelinya yang bergeser, tetapi permintaan juga melemah, sehingga produksi terpaksa ditahan, bahkan dikurangi.
"Kita semua tentu sangat tidak berharap terjadi penurunan daya beli dan kelesuan ekonomi. Namun, sebagai analis dan akademisi kita harus menyampaikan fakta dengan jujur agar kebijakan pemerintah yang sedang giat mendorong ekonomi tidak miss leading," tandasnya.
(dmd)