Digempur E-Commerce, Ritel Konvensional Diyakini Tetap Prospektif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren belanja daring atau online yang terus meningkat seiring berkembangnya beragam platform e-commerce tidak lantas mematikan ritel luring atau konvensional.
Senior Research Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat melihat ke depan sektor ritel tidak terpengaruh dengan adanya peningkatan persaingan ketika masuk dan berkembangnya platform e-commerce di Tanah Air.
Dia menjelaskan, pada semester I/2022, total pasokan sektor ritel bertambah menjadi 4.917.166 m2, setelah masuknya kembali Sarinah redevelopment dan MTC Tanah Abang.
Sedangkan tingkat okupansi juga meningkat walaupun tipis hanya 1% menjadi 78,52% jika dibandingkan dengan semester sebelumnya atau semester II/2021.
"Secara umum kita punya dua tipe ritel di Jakarta, pertama ritel sewa dan ritel strata. Untuk ritel strata memang cenderung lebih rendah okupansinya dibandingkan dengan ritel sewa," paparnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (31/8/2022).
Meski demikian, Syarifah menjelaskan ketika masih digitalship atau maraknya perkembangan e-commerce justru membuat pasar penjualan baru dari para penyewa ritel.
"Saya merasa e-commerce tidak mematikan, justru e-commerce menjadi pendorong, penyemangat atau instrumen untuk ritel mengaplikasikan dalam platform itu," sambungnya.
Menurut dia, kondisi pasca pandemi ini juga membuat tenant mulai masuk kembali. Pada semester I/2022 beberapa tenant yang masuk berasal dari sektor seperti F&B, Home Appliance, Electronics, Sport Apparel, Fashion, dan Departemen Store.
"Saya mengatakan setidaknya ada 2 hal yang perlu kita bayangkan. Pertama adalah business as usual dalam arti bahwa perspektif pengembangan usaha di tengah transisi endemi tentu tidak mudah," ucapnya.
Senior Research Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat melihat ke depan sektor ritel tidak terpengaruh dengan adanya peningkatan persaingan ketika masuk dan berkembangnya platform e-commerce di Tanah Air.
Dia menjelaskan, pada semester I/2022, total pasokan sektor ritel bertambah menjadi 4.917.166 m2, setelah masuknya kembali Sarinah redevelopment dan MTC Tanah Abang.
Sedangkan tingkat okupansi juga meningkat walaupun tipis hanya 1% menjadi 78,52% jika dibandingkan dengan semester sebelumnya atau semester II/2021.
"Secara umum kita punya dua tipe ritel di Jakarta, pertama ritel sewa dan ritel strata. Untuk ritel strata memang cenderung lebih rendah okupansinya dibandingkan dengan ritel sewa," paparnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (31/8/2022).
Meski demikian, Syarifah menjelaskan ketika masih digitalship atau maraknya perkembangan e-commerce justru membuat pasar penjualan baru dari para penyewa ritel.
"Saya merasa e-commerce tidak mematikan, justru e-commerce menjadi pendorong, penyemangat atau instrumen untuk ritel mengaplikasikan dalam platform itu," sambungnya.
Menurut dia, kondisi pasca pandemi ini juga membuat tenant mulai masuk kembali. Pada semester I/2022 beberapa tenant yang masuk berasal dari sektor seperti F&B, Home Appliance, Electronics, Sport Apparel, Fashion, dan Departemen Store.
"Saya mengatakan setidaknya ada 2 hal yang perlu kita bayangkan. Pertama adalah business as usual dalam arti bahwa perspektif pengembangan usaha di tengah transisi endemi tentu tidak mudah," ucapnya.