Importir Desak Aksi Mogok JICT Tak Dibiarkan Berlarut
A
A
A
JAKARTA - Kalangan importir mendesak agar aksi mogok kerja yang dilakukan Serikat Pekerja (SP) PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dapat segera diselesaikan dan tidak dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah diminta harus menindak tegas kepada pihak yang sedang bersengketa untuk cepat mengakhiri aksi mogok.
Pasalnya menurut Ketua BPD Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) DKI Capt Subandi hal itu tidak hanya menimbulkan kerugian bagi para pengguna jasa. Tetapi juga pada perekonomian nasional serta nama baik Indonesia di mata Internasional.
"Mogok kerja (JICT) belum berakhir bikin importir semakin cemas. Pengalihan sebagian kapal ke NPCT-1 dan terminal lain bukan keputusan yang enak buat importir. Pelayanan NPCT dan lainnya sangat buruk karena infrastruktur dan peralatan yang tidak memadai serta pelayanan yang kurang responsif. Mereka juga kurang profesional," kata Subandi lewat keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu (5/8/2017).
Menurutnya, pemindahan kapal-kapal hanya semakin menambah panjang pelayanan dan berakibat pada membengkaknya biaya yang harus dikeluarkan pengguna jasa termasuk importir. "Saya mencurigai direksi sengaja tidak mau menyelesaikan masalah ini karena ada sesuatu yang disembunyikan," paparnya.
Sementara pemerintah diminta cepat mencari tahu siapa dalang dibalik tidak adanya penyelesaian masalah mogok JICT hingga hari ini mengingat telah mengorbankan kepentingan semuanya. Sebelumnya Menhub RI Budi Karya Sumadi menyatakan pihaknya tak berwenang menyelesaikan aksi mogok tersebut.
Namun Ia mengutarakan terus melakukan koordinasi dengan stakeholder melalui Syah Bandar. "Kita minta mogok jangan dibiarkan berlarut-larut. Pihak Direksi JICT dan Pelindo II harus segera menyelesaikan persoalan ini" kata Budi Karya
Pasalnya menurut Ketua BPD Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) DKI Capt Subandi hal itu tidak hanya menimbulkan kerugian bagi para pengguna jasa. Tetapi juga pada perekonomian nasional serta nama baik Indonesia di mata Internasional.
"Mogok kerja (JICT) belum berakhir bikin importir semakin cemas. Pengalihan sebagian kapal ke NPCT-1 dan terminal lain bukan keputusan yang enak buat importir. Pelayanan NPCT dan lainnya sangat buruk karena infrastruktur dan peralatan yang tidak memadai serta pelayanan yang kurang responsif. Mereka juga kurang profesional," kata Subandi lewat keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu (5/8/2017).
Menurutnya, pemindahan kapal-kapal hanya semakin menambah panjang pelayanan dan berakibat pada membengkaknya biaya yang harus dikeluarkan pengguna jasa termasuk importir. "Saya mencurigai direksi sengaja tidak mau menyelesaikan masalah ini karena ada sesuatu yang disembunyikan," paparnya.
Sementara pemerintah diminta cepat mencari tahu siapa dalang dibalik tidak adanya penyelesaian masalah mogok JICT hingga hari ini mengingat telah mengorbankan kepentingan semuanya. Sebelumnya Menhub RI Budi Karya Sumadi menyatakan pihaknya tak berwenang menyelesaikan aksi mogok tersebut.
Namun Ia mengutarakan terus melakukan koordinasi dengan stakeholder melalui Syah Bandar. "Kita minta mogok jangan dibiarkan berlarut-larut. Pihak Direksi JICT dan Pelindo II harus segera menyelesaikan persoalan ini" kata Budi Karya
(akr)