Rupiah Ditutup Stagnan di Rp13.333, USD Balik Lawan Safe Haven

Kamis, 10 Agustus 2017 - 17:36 WIB
Rupiah Ditutup Stagnan...
Rupiah Ditutup Stagnan di Rp13.333, USD Balik Lawan Safe Haven
A A A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Kamis (10/8/2017) berakhir stagnan sama seperti Rabu kemarin. Rupiah di indeks Bloomberg ditutup Rp13.333 per USD, seperti penutupan sehari lalu.

Pagi tadi, mata uang NKRI dibuka jatuh 11 poin atau 0,08% ke level Rp13.344 per USD. Kamis ini, rupiah diperdagangkan di level Rp13.333-Rp13.354 per USD.

Yahoo Finance mencatat rupiah pada penutupan hari ini, tergelincir 1 poin atau 0,01% ke level Rp13.333 per USD, sementara kemarin berakhir di Rp13.332 per USD.

Awal perdagangan, rupiah dibuka melemah 8 poin atau 0,06% ke level Rp13.340 per USD. Dan sepanjang hari ini bergerak di level Rp13.330-Rp13.364 per USD.

Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah pada Kamis ini ditutup di Rp13.340 per USD, menguat 11 poin dari awal pembukaan di Rp13.351 per USD.

Sementara itu, indeks USD berbalik melawan safe haven: yen Jepang dan franc Swiss. Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingan utama naik 0,2% ke 93,73. Hal ini setelah investor mengkonsolidasikan posisi franc dan yen dalam ketegangan antara AS dnegan Korea Utara.

"Pasar mencari arahan setelah pergerakan tajam kedua mata uang itu, ditengah kekhawatiran geopolitik yang mendominasi pola pikir para investor," ujar Esther Maria Reichelt, ahli strategi mata uang di FX Commerzbank Frankfurt, Jerman, seperti dilansir Reuters, Kamis (10/8/2017).

Faktor geopolitik telah memberi hasil mengesankan kepada franc dan yen pada Rabu kemarin. Lonjakan franc lantas telah mendorong dana lindung nilai untuk melepas leveraged yang melibatkan pinjaman dalam mata uang Swiss, yang membuat hasilnya menjadi lebih rendah.

Mulai kembalinya USD membuat euro beringsut 0,3% terhadap dolar sebesar USD1,1726 EUR. Mata uang Uni Eropa ini telah melemah 1,5% sejak 2 Agustus kemarin.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0975 seconds (0.1#10.140)