Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II/2017 Surplus USD0,7 Miliar

Jum'at, 11 Agustus 2017 - 20:11 WIB
Neraca Pembayaran Indonesia...
Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II/2017 Surplus USD0,7 Miliar
A A A
JAKARTA - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II 2017 mencatat surplus sebesar USD0,7 miliar ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang lebih besar dari defisit transaksi berjalan. Surplus NPI tersebut mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari USD121,8 miliar pada akhir kuartal I 2017 menjadi USD123,1 miliar pada akhir kuartal II 2017.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh kuatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia seiring pencapaian investment grade.

"Transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2017 mencatat surplus USD5,9 miliar didukung oleh meningkatnya surplus investasi langsung dan investasi portofolio," kata Agusman di Jakarta, Jumat (11/8/2017).

Surplus transaksi modal dan finansial tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada kuartal I 2017 sebesar USD8,0 miliar maupun surplus pada kuartal II 2016 sebesar USD6,9 miliar. Menurut dia, lebih rendahnya surplus disebabkan oleh meningkatnya defisit investasi lainnya, terutama kebutuhan untuk pembayaran utang luar negeri serta antisipasi perbankan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas valas perbankan yang bersifat temporer dalam menghadapi libur panjang lebaran.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan tercatat lebih besar seiring menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas disertai meningkatnya defisit neraca jasa dan pendapatan primer. Defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2017 tercatat sebesar USD5,0 miliar (1,96% PDB), meningkat dari USD2,4 miliar (0,98% PDB) pada kuartal I 2017, namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan defisit pada kuartal II 2016 sebesar USD5,2 miliar (2,25% PDB).

Adapun penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas di tengah tingginya impor nonmigas, baik bahan baku dan barang konsumsi, untuk memenuhi permintaan domestik selama bulan puasa dan lebaran. Sementara itu, lanjut dia meningkatnya defisit neraca jasa bersumber dari turunnya surplus jasa travel dan naiknya defisit neraca pendapatan primer karena meningkatnya pembayaran dividen sesuai dengan pola musimannya.

"Peningkatan defisit transaksi berjalan lebih lanjut tertahan oleh menurunnya defisit neraca perdagangan barang migas sejalan dengan turunnya harga dan volume impor minyak," jelasnya

Perkembangan NPI pada kuartal II 2017 secara keseluruhan menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makro ekonomi. "Bank Indonesia terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait kebijakan bank sentral AS dan faktor geopolitik, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan," papar dia.

Bank Indonesia meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1398 seconds (0.1#10.140)