BTN: Punya Rumah Tidak Sulit
A
A
A
JAKARTA - Demi memggenjot perolehan sektor KPR non subsidi, Bank BTN membidik anak muda dan pasangan muda. Tentunya, dengan memberikan kemudahan syarat KPR (kredit pemilikan rumah).
Penegasan itu disampaikan Direktur Consumer Banking Bank BTN Handayani saat sesi press conference IPEX 2017 di Jakarta Convention Center, Jumat (11/8/2017). Menurutnya, untuk KPR non subsidi, fokus menggunakan middle low, yang harga Rp300 juta sampai Rp350 juta.
"Kami BTN mengerjakan dua sisi yaitu demand dan supply. Supply itu ada kredit konstruksi dan subsidi developer," katanya.
Sedangkan sisi demand, lanjut Handayani, lebih banyak motivasi dan edukasi kepada anak muda dan pasangan muda bahwa mempunyai rumah itu penting. Bahkan, lebih baik untuk masa depan.
Handayani menambahkan, perlu dijelaskan bila memiliki rumah itu mudah, tidak sulit seperti yang dibayangkan kebanyakan orang selama ini. Dengan persyaratan-persyaratan yang sangat mudah, diantaranya BTN memberikan kemudahan syarat administrasi, tidak perlu lampirkan slip gaji.
Karena itu, Handayani memahami, kalau sektor KPR subsidi maupun non subsidi masih perlu digenjot lagi. Semester I/2017, KPR BTN didominasi KPR subsisdi. KPR subsidi tumbuh 25% dan non subsidi tumbuh hanya 11%.
"Strategi kami lebih fokus segmen menengah untuk KPR non subsidi. Sedangkan KPR subsidi, kami menggalakkkan kerja sama dengan semua instansi, BUMN, swasta dan PNS, Polri dan TNI. Khusus menyasar TNI dan Polri, karena ada 3.000 anggota TNI dan Polri yang belum punya rumah," kata dia.
Sementara itu, Ditektur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Oni Febriarto Rahardjo membantah bila kredit perumahan lesu. Menurutnya, selama ini kredit BTN masih 18,8% year on year, alias relatif sama dengan tahun lalu. Justru untuk konstruksi masih 20%.
"Hanya saja nemang segmen tertentu yang belum bergairah seperti yang lain," tukasnya. Pria yang akrab disapa Oni ini menambahkan, bila BTN juga menerbitkan obligasi Rp5 triliun untuk meningkatkan kredit properti.
Penegasan itu disampaikan Direktur Consumer Banking Bank BTN Handayani saat sesi press conference IPEX 2017 di Jakarta Convention Center, Jumat (11/8/2017). Menurutnya, untuk KPR non subsidi, fokus menggunakan middle low, yang harga Rp300 juta sampai Rp350 juta.
"Kami BTN mengerjakan dua sisi yaitu demand dan supply. Supply itu ada kredit konstruksi dan subsidi developer," katanya.
Sedangkan sisi demand, lanjut Handayani, lebih banyak motivasi dan edukasi kepada anak muda dan pasangan muda bahwa mempunyai rumah itu penting. Bahkan, lebih baik untuk masa depan.
Handayani menambahkan, perlu dijelaskan bila memiliki rumah itu mudah, tidak sulit seperti yang dibayangkan kebanyakan orang selama ini. Dengan persyaratan-persyaratan yang sangat mudah, diantaranya BTN memberikan kemudahan syarat administrasi, tidak perlu lampirkan slip gaji.
Karena itu, Handayani memahami, kalau sektor KPR subsidi maupun non subsidi masih perlu digenjot lagi. Semester I/2017, KPR BTN didominasi KPR subsisdi. KPR subsidi tumbuh 25% dan non subsidi tumbuh hanya 11%.
"Strategi kami lebih fokus segmen menengah untuk KPR non subsidi. Sedangkan KPR subsidi, kami menggalakkkan kerja sama dengan semua instansi, BUMN, swasta dan PNS, Polri dan TNI. Khusus menyasar TNI dan Polri, karena ada 3.000 anggota TNI dan Polri yang belum punya rumah," kata dia.
Sementara itu, Ditektur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Oni Febriarto Rahardjo membantah bila kredit perumahan lesu. Menurutnya, selama ini kredit BTN masih 18,8% year on year, alias relatif sama dengan tahun lalu. Justru untuk konstruksi masih 20%.
"Hanya saja nemang segmen tertentu yang belum bergairah seperti yang lain," tukasnya. Pria yang akrab disapa Oni ini menambahkan, bila BTN juga menerbitkan obligasi Rp5 triliun untuk meningkatkan kredit properti.
(ven)