Menghubungkan Indonesia Melalui Udara

Rabu, 16 Agustus 2017 - 14:20 WIB
Menghubungkan Indonesia...
Menghubungkan Indonesia Melalui Udara
A A A
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan terus meningkatkan konektivitas udara di Indonesia dengan menggenjot pembangunan dan pengembangan bandar udara (bandara).

Sejak 2015, Kementerian Perhubungan merencanakan pembangunan sejumlah bandara baru di Indonesia. Sejumlah bandara tersebut adalah Bandara Tambelan di Kepulauan Tambelan, Bandara Letung di Kepulauan Anambas, Bandara Tebelian di Sintang, Bandara Samarinda Baru di Samarinda, Bandara Maratua di Berau, Bandara Miangas di Kepulauan Talaud, Bandara Siau di Kepulauan Siau, Bandara Kertajati di Majalengka, Bandara Buntu Kunik di Tana Toraja, Bandara Morowali di Morowali, Banadara Namniwel di Buru, Bandara Kabir/ Pantar di Alor, Bandara Werur di Tambrauw, dan Bandara Koroway Batu di Boven Digoel.

Dari total 15 bandara tersebut saat ini sebanyak tujuh bandara telah selesai. Pada 2017, tiga bandara yang telah selesai tersebut di antaranya Bandara Letung di Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau, Bandara Miangas di Talaud Provinsi Sulawesi Utara, dan Bandara Morowali di Sulawesi Tengah.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan bandara terus dilakukan mengingat pergerakan masyarakat memanfaatkan transportasi udara dari tahun ke tahun semakin meningkat. Perpindahan untuk tahun ini Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga telah menawarkan tiga bandara tersebut untuk dimanfaatkan sebagai bandara reguler. “Sebagian telah beroperasi seperti Bandara Letung, sudah masuk dari maskapai Susi Air. Juga sudah diresmikan tahun ini,” katanya.

Status tiga bandara tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai bandara dengan penerbangan reguler. “Fasilitas utama seperti runway sudah tersedia. Tawaran kepada maskapai kami lakukan berdasarkan potensi masing-masing daerah,” ungkap dia.

Bandara Letung terletak di Laut China Selatan, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Saat ini progres pembangunan bandara tersebut sudah 75% rampung. Tahun ini ditargetkan sudah resmi beroperasi. Bandara ini dibangun dengan anggaran senilai Rp250 miliar.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan, saat ini status Bandara Letung merupakan bandara perintis melalui penerbangan Susi Air yang terbang sejak November tahun lalu.“ Jika seluruhnya rampung, bandara ini kita buka sebagai bandara reguler. Tinggal kita lihat ketertarikan sejumlah maskapai,” ucap dia.

Pengamat Penerbangan Arista Admadjati mengatakan, pemerintah saat ini sedang fokus membuka akses menuju ke pulau terluar. Hal tersebut menjadi pertanda positif mengingat akses bandara akan membuka daerah-daerah yang terisolasi, meningkatkan perekonomian serta pariwisata.

“Saya kira ini pertanda positif mengingat negara kita juga daerah kepulauan. Semakin banyak bandara, semakin banyak pilihan. Tinggal melihat keinginan kuat pemerintah setempat untuk menarik minat pendatang,” tandasnya.

Dia mengatakan, di Indonesia terdapat 250 bandara, 75 di antaranya merupakan bandara aktif yang dikelola pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan, Badan Usaha Milik Negara, pemerintah daerah serta bandara khusus yang dikelola swasta.

“Ini tentu menjadi catatan mengingat per-tumbuhan udara kita nomor tiga di dunia setelah China dan India. Bagaimanapun, ini peluang untuk memajukan semua sektor dan potensi melalui ketersediaan bandara,” ujarnya. Dibukanya bandara-bandara baru akan memperbesar akses penerbangan yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan perpindahan melalui moda udara.
(poe)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7716 seconds (0.1#10.140)