Menpar Dorong Pariwisata Penyumbang Devisa Negara Terbesar
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong sektor pariwisata terus tumbuh agar memberikan kontribusi besar bagi pembangunan negara. Untuk itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bertekad menjadikan pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar, sekaligus menjadi yang terbaik di wilayah regional dan global.
Dia menuturkan sektor keamanan Indonesia sudah dinilai baik, tetapi mengapa pertumbuhan pariwisata di Indonesia masih kalah dengan negeri tetangga? Diketahui Indonesia pada 2015, performance dalam menarik wisman hanya 10 juta. Sementara Singapura 15 juta, Malaysia 25 juta, dan Thailand 30 juta. Nah, bagaimana bangsa yang besar dengan kekayaan alam dan budaya ini, bisa kalah dengan negara lain.
“Rahasianya adalah persaingan sekarang itu bukannya yang besar makan yang kecil, tapi yang cepat makan yang lambat. Kita harus intropeksi, bahwa kita tidak cukup cepat dalam persaingan ini. Oleh karenanya, kita bertekad tahun 2019 pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar, sekaligus menjadi yang terbaik di regional maupun yang global. Untuk itu, kecepatan menjadi faktor yang sangat penting untuk memenangkan persaingan saat ini,” ujarnya, dalam keterangan pers, Kamis (17/8/2017).
Terkait peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72, Menpar menginginkan setiap masyarakat di Indonesia berjuang membantu mengembangkan segala potensi kekayaan yang dimiliki Indonesia, terutama di bidang pariwisata. Karena perjuangan ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja.
“Sejahterakan bangsamu. Karena itu sangat penting. Anak-anak muda bangkitlah, gunakanlah media digital dan sosial media untuk mempromosikan keindahan bangsamu. Karena peran media sosial itu dewasa ini sangatlah penting. Jadikanlah bangsamu ini bangsa pemenang, bukan bangsa pecundang," tegasnya.
Diketahui, Kementerian Pariwisata saat ini tengah fokus pada tiga langkah strategis percepatan pembangunan. Pertama, infrastruktur yang merupakan syarat mutlak untuk kemajuan pariwisata. Kini, tengah dipercepat pembangunan infrastruktur di 10 destinasi prioritas. Selanjutnya akan dikembangkan ke destinasi lain secara bertahap.
Kedua, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Sebab, SDM merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Pesaing emosional Indonesia adalah Malaysia, sedangkan pesaing profesionalnya adalah Thailand. Diorientasikan sektor pariwisata Indonesia memiliki SDM profesional yang terbaik. Caranya melalui build, borrow, juga buy. Sedangkan cara optimal saat ini adalah borrow. Karena itu, saat ini Kementerian Pariwisata didampingi Shadow Management, yang di dalamnya merupakan para ahli dengan reputasi teruji di bidangnya.
Ketiga, debirokrasi dan deregulasi. Beberapa langkah deregulasi yang sudah dilakukan Kementerian Pariwisata, yakni bebas visa kunjungan serta pencabutan clearance and approval for Indonesian territory bagi industri wisata layar dan moratorium azas cabotage untuk kapal pesiar pada lima pelabuhan besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bali Surabaya, Medan dan Makassar.
Adapun langkah debirokrasi yang sudah dilakukan, yaitu implementasi teknologi digital, dengan mengembangkan e-government, e-tourism, travel exchange Indonesia (ITX), Indonesia Travel data warehouse, dan beberapa digitalisasi lainnya.
Dia menuturkan sektor keamanan Indonesia sudah dinilai baik, tetapi mengapa pertumbuhan pariwisata di Indonesia masih kalah dengan negeri tetangga? Diketahui Indonesia pada 2015, performance dalam menarik wisman hanya 10 juta. Sementara Singapura 15 juta, Malaysia 25 juta, dan Thailand 30 juta. Nah, bagaimana bangsa yang besar dengan kekayaan alam dan budaya ini, bisa kalah dengan negara lain.
“Rahasianya adalah persaingan sekarang itu bukannya yang besar makan yang kecil, tapi yang cepat makan yang lambat. Kita harus intropeksi, bahwa kita tidak cukup cepat dalam persaingan ini. Oleh karenanya, kita bertekad tahun 2019 pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar, sekaligus menjadi yang terbaik di regional maupun yang global. Untuk itu, kecepatan menjadi faktor yang sangat penting untuk memenangkan persaingan saat ini,” ujarnya, dalam keterangan pers, Kamis (17/8/2017).
Terkait peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72, Menpar menginginkan setiap masyarakat di Indonesia berjuang membantu mengembangkan segala potensi kekayaan yang dimiliki Indonesia, terutama di bidang pariwisata. Karena perjuangan ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja.
“Sejahterakan bangsamu. Karena itu sangat penting. Anak-anak muda bangkitlah, gunakanlah media digital dan sosial media untuk mempromosikan keindahan bangsamu. Karena peran media sosial itu dewasa ini sangatlah penting. Jadikanlah bangsamu ini bangsa pemenang, bukan bangsa pecundang," tegasnya.
Diketahui, Kementerian Pariwisata saat ini tengah fokus pada tiga langkah strategis percepatan pembangunan. Pertama, infrastruktur yang merupakan syarat mutlak untuk kemajuan pariwisata. Kini, tengah dipercepat pembangunan infrastruktur di 10 destinasi prioritas. Selanjutnya akan dikembangkan ke destinasi lain secara bertahap.
Kedua, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Sebab, SDM merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Pesaing emosional Indonesia adalah Malaysia, sedangkan pesaing profesionalnya adalah Thailand. Diorientasikan sektor pariwisata Indonesia memiliki SDM profesional yang terbaik. Caranya melalui build, borrow, juga buy. Sedangkan cara optimal saat ini adalah borrow. Karena itu, saat ini Kementerian Pariwisata didampingi Shadow Management, yang di dalamnya merupakan para ahli dengan reputasi teruji di bidangnya.
Ketiga, debirokrasi dan deregulasi. Beberapa langkah deregulasi yang sudah dilakukan Kementerian Pariwisata, yakni bebas visa kunjungan serta pencabutan clearance and approval for Indonesian territory bagi industri wisata layar dan moratorium azas cabotage untuk kapal pesiar pada lima pelabuhan besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bali Surabaya, Medan dan Makassar.
Adapun langkah debirokrasi yang sudah dilakukan, yaitu implementasi teknologi digital, dengan mengembangkan e-government, e-tourism, travel exchange Indonesia (ITX), Indonesia Travel data warehouse, dan beberapa digitalisasi lainnya.
(dmd)