Pengusaha Cemaskan Ketahanan Ekonomi Inggris
A
A
A
LONDON - Pengusaha semakin khawatir dengan pertumbuhan ekonomi Inggris, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Recruitment and Employment Confederation (REC) kepada sekitar 601 pengusaha. Dari hasil survei tersebut ditemukan 30% memperkirakan ekonomi bakal memburuk, sedangkan hanya 28% yang menyakini bakal terus meningkat.
Seperti dilansir BBC, Rabu (23/8/2017) keyakinan pengusaha kini memburuk sejak survei terakhir yang dilakukan bulan Juli, lalu. Kepala REC Kevin Green menerangkan tren pelemahan membuat mereka menaikkan bendera merah seiring meningkatnya ketidakpastian ketika proses negosiasi Brexit alias keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa belum menemui titik terang.
"Sektor ketenagakerjaan terus membaik, meskipun ketidakpastian masih makin bertambah. Pebisnis masih membuka lapangan kerja untuk memenuhi permintaan, akan tetapi isu seperti akses tenaga kerha, negosiasi Brexit ditambah ketidakpastian politik menciptakan kegugupan tersendiri di kalangan pelaku usaha," jelas Kevin Green yang menambahkan ukuran kepercayaan telah berubah negatif dalam waktu sebulan.
Pada bulan Juli jumlah pengusaha yang merasa yakin terhadap perekonomian dibandingkan mereka yang pesimis hanya 6% poin. Kejatuhan tersebut juga dihubungkan dengan pelemahan kepercayaan konsumen. Pada bulan Juni, Indeks Keyakinan Konsumen jatuh ketika negosiasi Brexit mulai dimulai seperti disampaikan group GfK's.
Di sisi lain REC JobsOutlook survei menunjukkan bahwa 40% dari pengusaha memiliki kelebihan kapasitas dan satu dari lima direncanakan untuk mengambil lebih permanen staf guna memenuhi permintaan tambahan. Namun, masalah terbesar mereka adalah menemukan para kandidat yang tepat, terutama dalam industri konstruksi, untuk sementara atau posisi permanen.
"Pengusaha di sektor konstruksi prihatin terutama karena mereka sangat bergantung pada pekerja EU untuk memenuhi permintaan perumahan dan mendukung rencana infrastruktur pemerintah. Faktor yang menjatuhkan kepercayaan konsumen adalah beberapa performa bisnis cenderung mendatar. Jika orang-orang mengurangi pengeluaran mereka, maka bisnis akan terpengaruh," paparnya.
Seperti dilansir BBC, Rabu (23/8/2017) keyakinan pengusaha kini memburuk sejak survei terakhir yang dilakukan bulan Juli, lalu. Kepala REC Kevin Green menerangkan tren pelemahan membuat mereka menaikkan bendera merah seiring meningkatnya ketidakpastian ketika proses negosiasi Brexit alias keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa belum menemui titik terang.
"Sektor ketenagakerjaan terus membaik, meskipun ketidakpastian masih makin bertambah. Pebisnis masih membuka lapangan kerja untuk memenuhi permintaan, akan tetapi isu seperti akses tenaga kerha, negosiasi Brexit ditambah ketidakpastian politik menciptakan kegugupan tersendiri di kalangan pelaku usaha," jelas Kevin Green yang menambahkan ukuran kepercayaan telah berubah negatif dalam waktu sebulan.
Pada bulan Juli jumlah pengusaha yang merasa yakin terhadap perekonomian dibandingkan mereka yang pesimis hanya 6% poin. Kejatuhan tersebut juga dihubungkan dengan pelemahan kepercayaan konsumen. Pada bulan Juni, Indeks Keyakinan Konsumen jatuh ketika negosiasi Brexit mulai dimulai seperti disampaikan group GfK's.
Di sisi lain REC JobsOutlook survei menunjukkan bahwa 40% dari pengusaha memiliki kelebihan kapasitas dan satu dari lima direncanakan untuk mengambil lebih permanen staf guna memenuhi permintaan tambahan. Namun, masalah terbesar mereka adalah menemukan para kandidat yang tepat, terutama dalam industri konstruksi, untuk sementara atau posisi permanen.
"Pengusaha di sektor konstruksi prihatin terutama karena mereka sangat bergantung pada pekerja EU untuk memenuhi permintaan perumahan dan mendukung rencana infrastruktur pemerintah. Faktor yang menjatuhkan kepercayaan konsumen adalah beberapa performa bisnis cenderung mendatar. Jika orang-orang mengurangi pengeluaran mereka, maka bisnis akan terpengaruh," paparnya.
(akr)