Demi IMF-World Bank, Pemerintah Bangun Underpass atau Flyover
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengakui, hingga saat ini infrastruktur yang dipersiapkan untuk penyelenggaraan pertemuan tahunan (annual meeting) IMF-World Bank masih belum siap 100%. Khususnya terkait kemacetan yang kerap terjadi di depan Bandara Ngurah Rai, Bali.
Guna mengatasi hal tersebut, katanya, pemeriintah saat ini tengah berencana membangun underpass atau flyover di depan Bandara Ngurah Rai. Dengan begitu, kemcetan di Bali pun akan terurai.
"Kalau 100% (infrastruktur rampung) belum. Contoh Bali, kita diskusikan tadi tidak langsung ya, tapi kemacetan di depan Ngurah Rai akan kita perbaiki dengan membuat underpass atau flyover. Itu termasuk kita diskusikan. Jadi infrastrukturnya termasuk kita diskusikan. Makanya rekan PUPR hadir, Dirut AP 1 dan AP 2 juga hadir untuk siapkan semuanya," katanya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Rido Matari Ichwan mengungkapkan, simpang Ngurah Rai memang menjadi masalah yang paling krusial untuk penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-World Bank. Karena itu, perlu dibuat underpass di lokasi tersebut.
"Kalau yang kita optimalkan adalah karena waktu kan enggak terlalu banyak. Tapi kan ada yang bagian krusial, misal simpang Ngurah Rai bentuknya enggak terlalu bagus. Tapi perlu dibuat underpass di sana. Itu perencanaan kita yang paling besar keseluruhannya. Ada yang dimulai sekarang ini dari bandara Bual Palopo ke Toraja. Tapi itu kan multiyears jadi enggak bisa selesai pada periode Annual Meeting IMF-World Bank," tandasnya.
Guna mengatasi hal tersebut, katanya, pemeriintah saat ini tengah berencana membangun underpass atau flyover di depan Bandara Ngurah Rai. Dengan begitu, kemcetan di Bali pun akan terurai.
"Kalau 100% (infrastruktur rampung) belum. Contoh Bali, kita diskusikan tadi tidak langsung ya, tapi kemacetan di depan Ngurah Rai akan kita perbaiki dengan membuat underpass atau flyover. Itu termasuk kita diskusikan. Jadi infrastrukturnya termasuk kita diskusikan. Makanya rekan PUPR hadir, Dirut AP 1 dan AP 2 juga hadir untuk siapkan semuanya," katanya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Rido Matari Ichwan mengungkapkan, simpang Ngurah Rai memang menjadi masalah yang paling krusial untuk penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-World Bank. Karena itu, perlu dibuat underpass di lokasi tersebut.
"Kalau yang kita optimalkan adalah karena waktu kan enggak terlalu banyak. Tapi kan ada yang bagian krusial, misal simpang Ngurah Rai bentuknya enggak terlalu bagus. Tapi perlu dibuat underpass di sana. Itu perencanaan kita yang paling besar keseluruhannya. Ada yang dimulai sekarang ini dari bandara Bual Palopo ke Toraja. Tapi itu kan multiyears jadi enggak bisa selesai pada periode Annual Meeting IMF-World Bank," tandasnya.
(akr)