Potensi Penguatan Rupiah Diprediksi Terhambat
A
A
A
JAKARTA - Jelang pertemuan para bank sentral, di mana pelaku pasar akan lebih terfokus pada penyampaian pandangan moneter dari ECB dan The Fed kemungkinan dapat membuat mata uang euro dan USD akan kembali fluktuatif.
Spekulasi pembelian kedua mata uang itu juga dapat terjadi, sehingga berpeluang menghambat potensi kenaikan sejumlah mata uang lainnya lebih lanjut. Termasuk rupiah yang mencoba bertahan positif untuk sementara ini.
"Diharapkan masih ada sejumlah sentimen positif dari dalam negeri untuk mengimbangi variatifnya sentimen dari luar. Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat pelemahan lanjutan tersebut," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Pihaknya memperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.362/USD dan resisten Rp13.280/USD. Sementara, imbas melemahnya laju USD setelah merespons komentar Presiden Donald Trump yang mengancam akan memberhentikan operasional pemerintahan AS bila rencana untuk membangun tembok pembatas AS-Meksiko tidak disetujui, membuat pergerakan mata uang lainnya dapat mengambil kesempatan untuk terapresiasi, termasuk rupiah.
Sementara itu, dari dalam negeri sejumlah sentimen positif memengaruhi laju penguatan rupiah antara lain perkiraan Bank Indonesia pada tahun 2019 ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh 5,3% hingga 5,7%, pertumbuhan kredit hingga Juli 2017 mencapai 8,20%.
"Termasuk juga pada dana pihak ketiga dan penghimpunan dana melalui asuransi yang juga meningkat, hingga penetapan satu harga pada BBM di wilayah timur Indonesia untuk mengurangi kesenjangan dan kenaikan inflasi," kata Reza.
Spekulasi pembelian kedua mata uang itu juga dapat terjadi, sehingga berpeluang menghambat potensi kenaikan sejumlah mata uang lainnya lebih lanjut. Termasuk rupiah yang mencoba bertahan positif untuk sementara ini.
"Diharapkan masih ada sejumlah sentimen positif dari dalam negeri untuk mengimbangi variatifnya sentimen dari luar. Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat pelemahan lanjutan tersebut," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Pihaknya memperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.362/USD dan resisten Rp13.280/USD. Sementara, imbas melemahnya laju USD setelah merespons komentar Presiden Donald Trump yang mengancam akan memberhentikan operasional pemerintahan AS bila rencana untuk membangun tembok pembatas AS-Meksiko tidak disetujui, membuat pergerakan mata uang lainnya dapat mengambil kesempatan untuk terapresiasi, termasuk rupiah.
Sementara itu, dari dalam negeri sejumlah sentimen positif memengaruhi laju penguatan rupiah antara lain perkiraan Bank Indonesia pada tahun 2019 ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh 5,3% hingga 5,7%, pertumbuhan kredit hingga Juli 2017 mencapai 8,20%.
"Termasuk juga pada dana pihak ketiga dan penghimpunan dana melalui asuransi yang juga meningkat, hingga penetapan satu harga pada BBM di wilayah timur Indonesia untuk mengurangi kesenjangan dan kenaikan inflasi," kata Reza.
(izz)