BI Gelar Festival Ekonomi Syariah 2017
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2017, hari ini di Makassar. Dibuka oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Fesyar 2017 mengangkat tema 'Mendorong Pengembangan Kewirausahaan dan UMKM Berbasis Syariah'. Fesyar 2017 merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2017 di Surabaya yang akan dilangsungkan pada November 2017.
"Ekonomi dan keuangan syariah merupakan suatu konsep inklusif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk menggerakkan roda perekonomian," ungkap Deputi Gubernur BI Perry dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Sambung Ia mengungkapkan, ekonomi dan keuangan syariah menjunjung tinggi keadilan, kebersamaan, dan keseimbangan dalam pengelolaan sumber daya. "Sistem ekonomi dan keuangan syariah yang diperkuat dengan kebijakan dan perangkat instrumen yang tepat dapat mendukung distribusi sumber daya dan kesempatan, mengoptimalkan investasi yang berdaya guna, dan mendorong partisipasi sosial untuk kepentingan publik," paparnya.
Di antaranya, lanjut Perry yakni zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf (ZISWAF) yang jika dioptimalkan dapat berfungsi sebagai mesin penggerak baru bagi pembangunan bangsa Indonesia. ZISWAF jika dikelola dengan tepat akan dapat berperan aktif dalam mewujudkan distribusi pendapatan dan distribusi kesempatan, serta pemberdayaan masyarakat secara inklusif.
Bank Indonesia bersama dengan Majelis Ulama Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah merumuskan tiga pilar yang menjadi strategi utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Ketiganya adalah pilar pengembangan ekonomi syariah, pilar pendalaman pasar keuangan syariah, dan pilar penguatan riset, asesmen dan edukasi termasuk sosialisasi dan komunikasi.
Kegiatan Fesyar 2017 di Makasar menjadi media edukasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal konsep ekonomi dan keuangan syariah khususnya melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan pada acara tersebut seperti talkshow maupun presentasi dan perlombaan terkait ekonomi syariah.
"Ekonomi dan keuangan syariah merupakan suatu konsep inklusif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk menggerakkan roda perekonomian," ungkap Deputi Gubernur BI Perry dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Sambung Ia mengungkapkan, ekonomi dan keuangan syariah menjunjung tinggi keadilan, kebersamaan, dan keseimbangan dalam pengelolaan sumber daya. "Sistem ekonomi dan keuangan syariah yang diperkuat dengan kebijakan dan perangkat instrumen yang tepat dapat mendukung distribusi sumber daya dan kesempatan, mengoptimalkan investasi yang berdaya guna, dan mendorong partisipasi sosial untuk kepentingan publik," paparnya.
Di antaranya, lanjut Perry yakni zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf (ZISWAF) yang jika dioptimalkan dapat berfungsi sebagai mesin penggerak baru bagi pembangunan bangsa Indonesia. ZISWAF jika dikelola dengan tepat akan dapat berperan aktif dalam mewujudkan distribusi pendapatan dan distribusi kesempatan, serta pemberdayaan masyarakat secara inklusif.
Bank Indonesia bersama dengan Majelis Ulama Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah merumuskan tiga pilar yang menjadi strategi utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Ketiganya adalah pilar pengembangan ekonomi syariah, pilar pendalaman pasar keuangan syariah, dan pilar penguatan riset, asesmen dan edukasi termasuk sosialisasi dan komunikasi.
Kegiatan Fesyar 2017 di Makasar menjadi media edukasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal konsep ekonomi dan keuangan syariah khususnya melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan pada acara tersebut seperti talkshow maupun presentasi dan perlombaan terkait ekonomi syariah.
(akr)