IHSG Diperkirakan Bergerak Variatif
A
A
A
JAKARTA - Analis Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini akan bergerak kembali variatif, tertahan dengan rentan 5.892-5.925.
Lanjar menyampaikan, pergerakan IHSG secara teknikal kembali mencoba mematahkan level tertinggi yang terjadi pada perdagangan sebelumnya.
"Pergerakan yang terkonsolidasi ini terlihat setelah IHSG mampu bertahan pada level support MA5. Meskipun demikian indikator Stochastic mengindikasi pergerakan terbatas dimana signal line yang terkonsolidasi pada level jenuh beli menjadi bad signal berpotensi konfirmasi pola dead-cross," ujarnya di Jakarta, Senin (28/8/2017).
Sementara, IHSG akhir pekan lalu kembali mencoba mematahkan level tertinggi tahun ini. IHSG ditutup menguat 21,25 poin sebesar 5.915,36 dengan volume yang cukup tinggi. Sektor konsumsi dan properti menjadi pionir pergerakan di saat sektor pertambangan justru mengalami aksi profit taking di akhir pekan.
"Nilai tukar rupiah yang menguat terhadap greenback dan penguatan di mayoritas bursa saham Asia menjadi faktor utama kembalinya rasa optimistis investor menjelang penutupan. Meskipun investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp281,70 miliar," pungkasnya.
Saham-saham yang dapat dicermati pada pekan depan diantaranya ACES, APLN, ASII, CPIN, WIKA, INAF, LCGP, PTPP, dan SMBR.
Lanjar menyampaikan, pergerakan IHSG secara teknikal kembali mencoba mematahkan level tertinggi yang terjadi pada perdagangan sebelumnya.
"Pergerakan yang terkonsolidasi ini terlihat setelah IHSG mampu bertahan pada level support MA5. Meskipun demikian indikator Stochastic mengindikasi pergerakan terbatas dimana signal line yang terkonsolidasi pada level jenuh beli menjadi bad signal berpotensi konfirmasi pola dead-cross," ujarnya di Jakarta, Senin (28/8/2017).
Sementara, IHSG akhir pekan lalu kembali mencoba mematahkan level tertinggi tahun ini. IHSG ditutup menguat 21,25 poin sebesar 5.915,36 dengan volume yang cukup tinggi. Sektor konsumsi dan properti menjadi pionir pergerakan di saat sektor pertambangan justru mengalami aksi profit taking di akhir pekan.
"Nilai tukar rupiah yang menguat terhadap greenback dan penguatan di mayoritas bursa saham Asia menjadi faktor utama kembalinya rasa optimistis investor menjelang penutupan. Meskipun investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp281,70 miliar," pungkasnya.
Saham-saham yang dapat dicermati pada pekan depan diantaranya ACES, APLN, ASII, CPIN, WIKA, INAF, LCGP, PTPP, dan SMBR.
(ven)