Kredit Sektor Properti Tumbuh 13,9%
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan kredit sektor properti pada bulan Juli 2017 mencapai 13,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, 2,1% (yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut terjadi baik pada sektor kredit konstruksi, real estat, maupun KPR dan KPA.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, kredit konstruksi tumbuh meningkat dari 20,8% menjadi 23,4% pada Juli 2017.
"Pertumbuhan kredit real estat juga tercatat meningkat menjadi 12,4% dari 10,4% bulan sebelumnya," kata Agusman di Jakarta, Minggu (3/9/2017).
Demikian juga dengan KPR dan KPA yang menunjukan akselerasi pertumbuhan dari 7,9% menjadi 9,1% pada Juli 2017. Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI), maka kredit konsumsi (KK) tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan.
Pada akhir Juli 2017, KMK tercatat sebesar Rp2.077 triliun atau naik 7,5% lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 7%.
Menurut Agusman, pertumbuhaan KMK terutama terjadi pada kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan, hotel restoran dan sektor konstruksi yang masing masing naik menjadi 5,2% dan 30,7%.
Sementara itu, peningkatan pertumbuhan KI terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor keuangan, real estat dan jasa perysahaan menjadi 4,4% dan 14,2%. "Adapun KK tercatat sebesar Rp1.306,7 triliun atau naik 10,1% lebih tinggi dari pertumbuhan sebelumnya yakni 9,9%," ungkap dia.
Agusman mengungkapkan, peningkatan pertumbuhan KK tersebut terkait dengan pola konsumsi masyarakat yang masih relatif tinggi seiring dengan libur sekolah.
Dengan demikian, total pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Juli 2017 tercatat sebesar Rp4.494 triliun atau naik 7,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, kredit konstruksi tumbuh meningkat dari 20,8% menjadi 23,4% pada Juli 2017.
"Pertumbuhan kredit real estat juga tercatat meningkat menjadi 12,4% dari 10,4% bulan sebelumnya," kata Agusman di Jakarta, Minggu (3/9/2017).
Demikian juga dengan KPR dan KPA yang menunjukan akselerasi pertumbuhan dari 7,9% menjadi 9,1% pada Juli 2017. Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI), maka kredit konsumsi (KK) tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan.
Pada akhir Juli 2017, KMK tercatat sebesar Rp2.077 triliun atau naik 7,5% lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 7%.
Menurut Agusman, pertumbuhaan KMK terutama terjadi pada kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan, hotel restoran dan sektor konstruksi yang masing masing naik menjadi 5,2% dan 30,7%.
Sementara itu, peningkatan pertumbuhan KI terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor keuangan, real estat dan jasa perysahaan menjadi 4,4% dan 14,2%. "Adapun KK tercatat sebesar Rp1.306,7 triliun atau naik 10,1% lebih tinggi dari pertumbuhan sebelumnya yakni 9,9%," ungkap dia.
Agusman mengungkapkan, peningkatan pertumbuhan KK tersebut terkait dengan pola konsumsi masyarakat yang masih relatif tinggi seiring dengan libur sekolah.
Dengan demikian, total pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Juli 2017 tercatat sebesar Rp4.494 triliun atau naik 7,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
(ven)