Indeks Kebahagiaan Penduduk Jabar Terendah Kelima

Senin, 04 September 2017 - 22:15 WIB
Indeks Kebahagiaan Penduduk...
Indeks Kebahagiaan Penduduk Jabar Terendah Kelima
A A A
BANDUNG - Indeks kebahagiaan penduduk Jawa Barat (Jabar) berada di posisi lima terendah dibanding provinsi lainnya di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, indeks kebahagiaan penduduk Jabar pada 2017 sebesar 69,58.

Angka tersebut lebih rendah dari indeks rata-rata nasional yang berada di atas angka 70, pada skala 0-100. Indeks kebahagiaan pada skala 0-50, mengindikasikan masyarakatnya belum bahagia, sedangkan skala 50-100 sudah bahagia.

Jabar menjadi urutan kelima dari bawah. Posisi terendah ditempati Papua dengan angka 67,52, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Lampung, dan Jabar. Sementara indeks kebahagiaan tertinggi ditempati penduduk provinsi Maluku Utara sebesar 75,68.

Kepala BPS Provinsi Jabar Dody Herlando mengatakan, bila dibanding 2014, indeks kebahagiaan penduduk Jabar mengalami kenaikan. Namun, tidak setinggi nasional.

"Posisi Jabar yang masih di bawah nasional lebih disebabkan karena masalah pendidikan. Banyak masyarakat menginginkan bisa melanjutkan pendidikan ke taraf yang lebih tinggi, namun biayanya mahal. Sementara tingkat ekonomi mereka seperti itu," jelas dia di Bandung, Senin (4/9/2017).

Dody berharap, pemerintah lebih memperhatikan faktor pendidikan masyarakat. Sehingga, tidak ada halangan bagi masyarakat untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.

Selain itu, faktor lainnya yang memengaruhi rendahnya indeks kebahagiaan penduduk Jabar adalah persoalan lapangan kerja. Dengan banyaknya lapangan kerja, dia meyakini kebahagiaan masyarakat akan semakin meningkat. Industri padat karya diharapkan dapat digenjot agar menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Lebih lanjut Dody mengatakan, survei indeks kebahagiaan dilakukan BPS kepada sekitar 6.000 warga Jabar. Berbeda dengan survei 2014 yang hanya menggunakan dimensi kepuasan hidup, survei kali ini memasukkan unsur dimensi perasaan dan makna hidup. Penilaian itu memiliki komposisi masing-masing.

Dari survei itu, penduduk yang tinggal di kota dinilai lebih bahagia. Karena dari sisi ekonomi mereka memiliki penghasilan mencukupi. Namun masyarakat di desa indeks kepuasan hidup sosial lebih tinggi ketimbang warga perkotaan.

Dari sisi usai, penduduk produktif 25-40 dinilai paling bahagia. Namun terdapat pola berbeda yaitu indeks kepuasan hidup cenderung semakin meningkat hingga batas umur 64 tahun.

"Dari jenis kelamin, lelaki lebih bahagia ketimbang perempuan, dengan mayoritas pasangan yang belum menikah. Sementara mereka yang berstatur cerai hidup dan cerai mati, indeks kebahagiaannya cenderung di bawah," tutur dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1584 seconds (0.1#10.140)