Bikin Macet, Jasa Marga Tutup Gerbang Tol Cibubur Utama dan Cimanggis
A
A
A
JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) memutuskan menutup dua gerbang tol di ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) mulai 8 September 2017 pukul 00.00 WIB. Hal ini guna mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di ruas Jagorawi tersebut.
Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani mengungkapkan, pihaknya menggunakan pola yang sama seperti yang dilakukan saat menutup gerbang tol Karang Tengah.
"Seperti yang kami lakukan kemarin di tol Jakarta-Tangerang, di gerbang tol Karang Tengah yang selama ini dianggap jadi penghambat dan membuat kemacetan luar biasa, sama juga seperti itu Cibubur Utama dan Cimanggis juga buat kemacetan," katanya di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Menurutnya, kemacetan yang terjadi akibat adanya gerbang tol Cibubur Utama bisa mengekor hingga Semanggi. Sementara di gerbang tol Cimanggis, kemacetan hingga Ciawi.
"Jadi 31 Agustus ada 7 hari waktu SK itu berjalan, sehingga tanggal 8 akan mulai diberlakukan sistem integrasinya," imbuh dia.
Dengan diintegrasikannya jalan tol tersebut, maka pengguna yang menuju Bogor atau Ciawi hanya membayar tol pada saat keluar, sementara untuk yang menuju ke Jakarta pembayaran dilakukan saat masuk tol. Adapun tarifnya menggunakan tarif tunggal (single tariff) sebesar Rp6.500.
"Jadi pada saat menuju Bogor atau Ciawi, itu pembayaran hanya pada saat keluar. Yang menuju Jakarta, pembayaran pada saat masuk. Itu prinsipnya, jadi tidak ada barrier lagi di tengah," tuturnya.
Dengan diberlakukannya single tariff, tambah dia, maka tarif tol untuk pengguna jarak jauh menjadi turun sekitar Rp2.500. Sementara untuk yang jarak dekat tarifnya sedikit mengalami kenaikan.
"Konsekuensi dari single tariff ini yaitu memang sebetulnya lebih prioritas ke long distance. Jadi mungkin yang orientasinya jarak dekat akhirnya tidak memilih lewat jalan tol," tandas Desi.
Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani mengungkapkan, pihaknya menggunakan pola yang sama seperti yang dilakukan saat menutup gerbang tol Karang Tengah.
"Seperti yang kami lakukan kemarin di tol Jakarta-Tangerang, di gerbang tol Karang Tengah yang selama ini dianggap jadi penghambat dan membuat kemacetan luar biasa, sama juga seperti itu Cibubur Utama dan Cimanggis juga buat kemacetan," katanya di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Menurutnya, kemacetan yang terjadi akibat adanya gerbang tol Cibubur Utama bisa mengekor hingga Semanggi. Sementara di gerbang tol Cimanggis, kemacetan hingga Ciawi.
"Jadi 31 Agustus ada 7 hari waktu SK itu berjalan, sehingga tanggal 8 akan mulai diberlakukan sistem integrasinya," imbuh dia.
Dengan diintegrasikannya jalan tol tersebut, maka pengguna yang menuju Bogor atau Ciawi hanya membayar tol pada saat keluar, sementara untuk yang menuju ke Jakarta pembayaran dilakukan saat masuk tol. Adapun tarifnya menggunakan tarif tunggal (single tariff) sebesar Rp6.500.
"Jadi pada saat menuju Bogor atau Ciawi, itu pembayaran hanya pada saat keluar. Yang menuju Jakarta, pembayaran pada saat masuk. Itu prinsipnya, jadi tidak ada barrier lagi di tengah," tuturnya.
Dengan diberlakukannya single tariff, tambah dia, maka tarif tol untuk pengguna jarak jauh menjadi turun sekitar Rp2.500. Sementara untuk yang jarak dekat tarifnya sedikit mengalami kenaikan.
"Konsekuensi dari single tariff ini yaitu memang sebetulnya lebih prioritas ke long distance. Jadi mungkin yang orientasinya jarak dekat akhirnya tidak memilih lewat jalan tol," tandas Desi.
(ven)