Dorong Ekonomi, Penerbangan di Nusa Tenggara Ditambah
A
A
A
JAKARTA - Penerbangan di daerah Nusa Tenggara akan ditambah frekuensinya seiring dengan peningkatan kualitas bandar udara di daerah tersebut. Hal ini untuk semakin mengembangkan perekonomian di daerah Nusa Tenggara Barat dan Timur.
"Konektivitas di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Timur yang terdiri banyak pulau, harus ditingkatkan. Baik itu intra daerah maupun dengan daerah luar. Hal ini untuk meningkatkan pergerakan masyarakat dan mengembangkan perekonomian," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/9/2017).
Menurut Agus, daerah Nusa Tenggara mempunyai banyak keunggulan, terutama dalam hal wisata alam. Tempat-tempat wisata Nusa Tenggara bisa menjadi salah satu tujuan wisata setelah Bali yang sudah sangat terkenal di dunia.
"Letak Nusa Tenggara itu berdampingan dengan Bali. Jika transportasi udaranya bagus dan frekuensinya banyak, para wisatawan pasti akan lebih sering berkunjung ke wilayah ini. Dengan demikian perekonomian masyarakat juga akan bisa berkembang," katanya.
Selain wisata, daerah Nusa Tenggara juga mempunyai beberapa daerah pertambangan seperti emas, mangan, bijih besi, batu apung dan sebagainya. Dengan semakin lancarnya transportasi udara, bisa semakin meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di wilayah ini.
Saat ini terdapat 174 penerbangan domestik intra Nusa Tenggara dan dari daerah luar Nusa Tenggara, seperti dari Jakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Masakapai yang melayaninya di antaranya Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, NAM Air, Lion, Wings, Batik, Kalstar, Citilink dan Transnusa.
Sedangkan, penerbangan internasional hanya ada satu yaitu Kuala Lumpur (Malaysia)-Lombok (NTB) yang dilakukan oleh maskapai AirAsia Malaysia. Namun, selain maskapai penerbangan, menurut Agus, yang juga harus diperhatikan adalah bandara-bandara di daerah tersebut.
"Bandara-bandaranya harus ditingkatkan kualitasnya. Baik itu dari sisi layanan maupun sarana dan prasarananya. Dengan demikian frekuenai penerbangan bisa ditambah," pungkas Agus.
"Konektivitas di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Timur yang terdiri banyak pulau, harus ditingkatkan. Baik itu intra daerah maupun dengan daerah luar. Hal ini untuk meningkatkan pergerakan masyarakat dan mengembangkan perekonomian," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/9/2017).
Menurut Agus, daerah Nusa Tenggara mempunyai banyak keunggulan, terutama dalam hal wisata alam. Tempat-tempat wisata Nusa Tenggara bisa menjadi salah satu tujuan wisata setelah Bali yang sudah sangat terkenal di dunia.
"Letak Nusa Tenggara itu berdampingan dengan Bali. Jika transportasi udaranya bagus dan frekuensinya banyak, para wisatawan pasti akan lebih sering berkunjung ke wilayah ini. Dengan demikian perekonomian masyarakat juga akan bisa berkembang," katanya.
Selain wisata, daerah Nusa Tenggara juga mempunyai beberapa daerah pertambangan seperti emas, mangan, bijih besi, batu apung dan sebagainya. Dengan semakin lancarnya transportasi udara, bisa semakin meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di wilayah ini.
Saat ini terdapat 174 penerbangan domestik intra Nusa Tenggara dan dari daerah luar Nusa Tenggara, seperti dari Jakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Masakapai yang melayaninya di antaranya Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, NAM Air, Lion, Wings, Batik, Kalstar, Citilink dan Transnusa.
Sedangkan, penerbangan internasional hanya ada satu yaitu Kuala Lumpur (Malaysia)-Lombok (NTB) yang dilakukan oleh maskapai AirAsia Malaysia. Namun, selain maskapai penerbangan, menurut Agus, yang juga harus diperhatikan adalah bandara-bandara di daerah tersebut.
"Bandara-bandaranya harus ditingkatkan kualitasnya. Baik itu dari sisi layanan maupun sarana dan prasarananya. Dengan demikian frekuenai penerbangan bisa ditambah," pungkas Agus.
(ven)