Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Asia
A
A
A
SEOUL - Harga minyak dunia turun tipis di awal perdagangan Asia pada hari ini, karena para pedagang mempertimbangkan dampak Badai Irma dan kilang kembali beroperasi setelah Badai Harvey yang seharusnya mengarah pada pemrosesan minyak mentah lebih banyak.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (12/9/2017), harga minyak brent, patokan harga minyak internasional turun 8 sen atau 0,2% menjadi USD53,76 per barel pada pukul 01.08 GMT dari penutupan sebelumnya. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) juga turun 3 sen atau 0,1% menjadi USD48,04 per barel.
Kilang AS terbesar di AS, Motiva Enterprises MOTIV.UL, telah mulai kembali beroperasi. Motiva memulai kembali produksi pada Senin setelah ditutup selama sekitar dua pekan karena Badai Harvey merobek pantai Teluk AS.
Setelah terjadi Badai Harvey, Badai Irma melanda Florida pada Minggu, dan 7,4 juta rumah dikosongkan serta bisnis tanpa adanya kekuatan, namun sejak itu diturunkan menjadi badai tropis.
Sebuah jajak pendapat awal Reuters menunjukkan, persediaan minyak mentah AS kemungkinan meningkat pekan lalu, sementara stok produk olahan diperkirakan akan menurun.
Enam analis yang disurvei menjelang laporan persediaan dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) dan Departemen Energi AS mengenai Informasi Administrasi Energi (EIA) memperkirakan, rata-rata minyak mentah kemungkinan naik 2,3 juta barel pada pekan yang berakhir 8 September.
Di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih melakukan pembicaraan dengan rekan-rekannya di Venezuela, Kazakh tentang kemungkinan memperpanjang pemangkasan pasokan berlanjut setalah Maret 2018.
"Laporan perpanjangan perjanjian pemotongan produksi saat ini terus berputar-putar di sekitar pasar," kata bank ANZ dalam sebuah catatannya.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), di mana Arab Saudi menjadi pemimpin de facto, dan produsen lainnya termasuk Rusia, sepakat untuk mengekang produksi mereka sekitar 1,8 juta barel per hari sampai Maret mendatang.
Sekjen OPEC Mohammad Barkindo kemarin mengatakan, kesepakatan pemotongan pasokan diperkirakan akan membantu penyeimbangan pasar minyak global dan permintaan yang kuat dapat mengurangi persediaan minyak lebih lanjut.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (12/9/2017), harga minyak brent, patokan harga minyak internasional turun 8 sen atau 0,2% menjadi USD53,76 per barel pada pukul 01.08 GMT dari penutupan sebelumnya. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) juga turun 3 sen atau 0,1% menjadi USD48,04 per barel.
Kilang AS terbesar di AS, Motiva Enterprises MOTIV.UL, telah mulai kembali beroperasi. Motiva memulai kembali produksi pada Senin setelah ditutup selama sekitar dua pekan karena Badai Harvey merobek pantai Teluk AS.
Setelah terjadi Badai Harvey, Badai Irma melanda Florida pada Minggu, dan 7,4 juta rumah dikosongkan serta bisnis tanpa adanya kekuatan, namun sejak itu diturunkan menjadi badai tropis.
Sebuah jajak pendapat awal Reuters menunjukkan, persediaan minyak mentah AS kemungkinan meningkat pekan lalu, sementara stok produk olahan diperkirakan akan menurun.
Enam analis yang disurvei menjelang laporan persediaan dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) dan Departemen Energi AS mengenai Informasi Administrasi Energi (EIA) memperkirakan, rata-rata minyak mentah kemungkinan naik 2,3 juta barel pada pekan yang berakhir 8 September.
Di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih melakukan pembicaraan dengan rekan-rekannya di Venezuela, Kazakh tentang kemungkinan memperpanjang pemangkasan pasokan berlanjut setalah Maret 2018.
"Laporan perpanjangan perjanjian pemotongan produksi saat ini terus berputar-putar di sekitar pasar," kata bank ANZ dalam sebuah catatannya.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), di mana Arab Saudi menjadi pemimpin de facto, dan produsen lainnya termasuk Rusia, sepakat untuk mengekang produksi mereka sekitar 1,8 juta barel per hari sampai Maret mendatang.
Sekjen OPEC Mohammad Barkindo kemarin mengatakan, kesepakatan pemotongan pasokan diperkirakan akan membantu penyeimbangan pasar minyak global dan permintaan yang kuat dapat mengurangi persediaan minyak lebih lanjut.
(izz)