Sinar Mas Cepsa Resmikan Pabrik Oleokimia Rp4,7 Triliun
A
A
A
DUMAI - Sinar Mas Cepsa meresmikan pabrik oleokimia pertamanya di Indonesia dengan investasi senilai 300 juta euro atau setara Rp4,77 triliun. Pabrik tersebut dibangun selama dua tahun.
Pabrik ini akan memproduksi alkohol lemak (fatty alcohol) dari minyak inti sawit berkelanjutan sebagai bahan utama pembuatan produk yang digunakan sehari-hari seperti bahan pembersih rumah tangga dan produk perawatan pribadi.
Sinar Mas Cepsa adalah perusahaan patungan (joint venture) antara Sinar Mas Agribusiness and Food, perusahaan kelapa sawit terbesar kedua di dunia yang terintegrasi secara vertikal dan Cepsa, perusahaan energi terpadu dan terkemuka yang berpusat di Madrid, Spanyol.
CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky O Widjaja mengatakan, usaha patungan itu diciptakan dengan visi untuk menjadi produsen alkohol lemak berbasis nabati serta turunannya yang terdepan dengan skala global dan dengan pasokan bahan baku berkelanjutan.
Menurutnya, integrasi vertikal Sinar Mas Cepsa dan peluncuran pabrik di Dumai merupakan langkah penting untuk mencapai visi tersebut. Dengan mengombinasikan dua keahlian (dari dua perusahaan), Sinar Mas Cepsa mempunyai semua resep untuk menjadi sukses.
"Melalui usaha patungan ini kami dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk turunan kelapa sawit dan terus menciptakan lapangan kerja di Indonesia," ujarnya di sela-sela peresmian pabrik pertama Sinar Mas Cepsa di Indonesia di Dumai, Riau, Kamis (14/9/2017).
Franky menambahkan, kemitraan joint venture juga menjadi simbol ambisi Sinar Mas untuk tetap menjadi pemimpin di sektor agribisnis, termasuk melalui perluasan bisnis bidang oleokimia. Sebagai catatan, grup Sinar Mas juga mengelola kegiatan usaha di sektor oleokimia di bawah bendera Sinarmas Oleochemical (PT Soci Mas).
Vice Chairman dan CEO Cepsa Pedro Miro mengatakan, Cepsa memiliki portofolio yang luas dan beragam, salah satu yang terdepan dan menjadi kunci pertumbuhan pada divisi kimia.
"Menambah rantai nilai alkohol lemak berbasis nabati merupakan langkah terbaru dalam rencana internasionalisasi kami. Dan sangat penting bagi kami untuk bermitra dengan para ahli dalam bidangnya yang terpercaya dan bereputasi baik," tutur dia.
CEO Sinar Mas Cepsa Kung Chee Whan menambahkan, Cepsa memang ingin memperluas portofolio petrokimia dengan produk berbasis nabati. Karena itu, dia menilai kemitraan dengan Sinar Mas Agribusiness and Food sebagai langkah tepat dan saling melengkapi.
"Bentuk kemitraan yang menggabungkan kekuatan dari kedua sisi terlihat dari pabrik kami di Dumai. Pabrik ini memanfaatkan teknologi dan keahlian Cepsa pada oleokimia dan mengandalkan bahan baku yang berkelanjutan dari Sinar Mas Agribusiness and Food," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, industri perkelapasawitan nasional merupakan salah satu industri strategis bagi Indonesia. Pada 2016, industri perkelapasawitan nasional telah berkontribusi pada devisa negara sekitar USD20 miliar.
Selain itu, juga menyerap tenaga kerja sekitar 5,3 juta orang, menghidupi sekitar 21 juta jiwa dan menumbuhkan daerah ekonomi baru di wilayah perbatasan, terluar, dan terpencil.
"Saya yakin pabrik Sinar Mas Cepsa di Dumai ini akan memberikan manfaat ke petani sawit dan masyarakat sekitar. Kemitraan dengan Cepsa juga menunjukan bahwa kepercayaan terhadap iklim investasi di Indonesia masih tinggi," terang Airlangga.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, pemerintah daerah Riau berkomitmen mendukung investasi di Riau. Beberapa proyek yang tengah dan akan digarap seperti proyek air bersih dan pengembangan bandara diharapkan bisa meningkatkan semangat investor untuk berinvestasi di Riau.
Pabrik oleokimia Sinar Mas Cepsa di Dumai memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 160.000 metrik ton alkohol lemak per tahun. Penjualan alkohol lemak berbasis nabati kian diminati sebagai bahan baku untuk produk perawatan pribadi dan deterjen cair. Fokus utama penjualan dari Pabrik Dumai adalah pasar-pasar di Asia.
Pabrik ini secara langsung memberikan lapangan pekerjaan bagi 300 tenaga kerja Indonesia. Juga akan mendukung pertumbuhan industri bahan kimia di Indonesia melalui transfer pengetahuan serta penerapan teknologi terdepan dalam memproduksi alkohol lemak dari bahan baku nabati yang berkelanjutan.
Pabrik Dumai sepenuhnya telah beroperasi secara mandiri. Pabrik ini mampu menghasilkan listrik sendiri, mengolah limbah dan mengelola logistiknya sendiri.
Selain itu, pabrik Dumai memiliki lokasi yang strategis, bersebelahan dengan kilang minyak Lubuk Gaung milik Sinar Mas Agribusiness and Food yang memasok minyak inti sawit untuk pabrik tersebut. Kilang Minyak Lubuk Gaung telah memperoleh sertifikasi RSPO dan dapat ditelusuri asal bahan bakunya.
Pabrik ini akan memproduksi alkohol lemak (fatty alcohol) dari minyak inti sawit berkelanjutan sebagai bahan utama pembuatan produk yang digunakan sehari-hari seperti bahan pembersih rumah tangga dan produk perawatan pribadi.
Sinar Mas Cepsa adalah perusahaan patungan (joint venture) antara Sinar Mas Agribusiness and Food, perusahaan kelapa sawit terbesar kedua di dunia yang terintegrasi secara vertikal dan Cepsa, perusahaan energi terpadu dan terkemuka yang berpusat di Madrid, Spanyol.
CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky O Widjaja mengatakan, usaha patungan itu diciptakan dengan visi untuk menjadi produsen alkohol lemak berbasis nabati serta turunannya yang terdepan dengan skala global dan dengan pasokan bahan baku berkelanjutan.
Menurutnya, integrasi vertikal Sinar Mas Cepsa dan peluncuran pabrik di Dumai merupakan langkah penting untuk mencapai visi tersebut. Dengan mengombinasikan dua keahlian (dari dua perusahaan), Sinar Mas Cepsa mempunyai semua resep untuk menjadi sukses.
"Melalui usaha patungan ini kami dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk turunan kelapa sawit dan terus menciptakan lapangan kerja di Indonesia," ujarnya di sela-sela peresmian pabrik pertama Sinar Mas Cepsa di Indonesia di Dumai, Riau, Kamis (14/9/2017).
Franky menambahkan, kemitraan joint venture juga menjadi simbol ambisi Sinar Mas untuk tetap menjadi pemimpin di sektor agribisnis, termasuk melalui perluasan bisnis bidang oleokimia. Sebagai catatan, grup Sinar Mas juga mengelola kegiatan usaha di sektor oleokimia di bawah bendera Sinarmas Oleochemical (PT Soci Mas).
Vice Chairman dan CEO Cepsa Pedro Miro mengatakan, Cepsa memiliki portofolio yang luas dan beragam, salah satu yang terdepan dan menjadi kunci pertumbuhan pada divisi kimia.
"Menambah rantai nilai alkohol lemak berbasis nabati merupakan langkah terbaru dalam rencana internasionalisasi kami. Dan sangat penting bagi kami untuk bermitra dengan para ahli dalam bidangnya yang terpercaya dan bereputasi baik," tutur dia.
CEO Sinar Mas Cepsa Kung Chee Whan menambahkan, Cepsa memang ingin memperluas portofolio petrokimia dengan produk berbasis nabati. Karena itu, dia menilai kemitraan dengan Sinar Mas Agribusiness and Food sebagai langkah tepat dan saling melengkapi.
"Bentuk kemitraan yang menggabungkan kekuatan dari kedua sisi terlihat dari pabrik kami di Dumai. Pabrik ini memanfaatkan teknologi dan keahlian Cepsa pada oleokimia dan mengandalkan bahan baku yang berkelanjutan dari Sinar Mas Agribusiness and Food," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, industri perkelapasawitan nasional merupakan salah satu industri strategis bagi Indonesia. Pada 2016, industri perkelapasawitan nasional telah berkontribusi pada devisa negara sekitar USD20 miliar.
Selain itu, juga menyerap tenaga kerja sekitar 5,3 juta orang, menghidupi sekitar 21 juta jiwa dan menumbuhkan daerah ekonomi baru di wilayah perbatasan, terluar, dan terpencil.
"Saya yakin pabrik Sinar Mas Cepsa di Dumai ini akan memberikan manfaat ke petani sawit dan masyarakat sekitar. Kemitraan dengan Cepsa juga menunjukan bahwa kepercayaan terhadap iklim investasi di Indonesia masih tinggi," terang Airlangga.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, pemerintah daerah Riau berkomitmen mendukung investasi di Riau. Beberapa proyek yang tengah dan akan digarap seperti proyek air bersih dan pengembangan bandara diharapkan bisa meningkatkan semangat investor untuk berinvestasi di Riau.
Pabrik oleokimia Sinar Mas Cepsa di Dumai memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 160.000 metrik ton alkohol lemak per tahun. Penjualan alkohol lemak berbasis nabati kian diminati sebagai bahan baku untuk produk perawatan pribadi dan deterjen cair. Fokus utama penjualan dari Pabrik Dumai adalah pasar-pasar di Asia.
Pabrik ini secara langsung memberikan lapangan pekerjaan bagi 300 tenaga kerja Indonesia. Juga akan mendukung pertumbuhan industri bahan kimia di Indonesia melalui transfer pengetahuan serta penerapan teknologi terdepan dalam memproduksi alkohol lemak dari bahan baku nabati yang berkelanjutan.
Pabrik Dumai sepenuhnya telah beroperasi secara mandiri. Pabrik ini mampu menghasilkan listrik sendiri, mengolah limbah dan mengelola logistiknya sendiri.
Selain itu, pabrik Dumai memiliki lokasi yang strategis, bersebelahan dengan kilang minyak Lubuk Gaung milik Sinar Mas Agribusiness and Food yang memasok minyak inti sawit untuk pabrik tersebut. Kilang Minyak Lubuk Gaung telah memperoleh sertifikasi RSPO dan dapat ditelusuri asal bahan bakunya.
(izz)