Terjun 55 Poin, Rupiah Ditutup Semakin Terjerumus
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan perdagangan sore hari ini makin terjerumus alias melemah cukup dalam dibanding penutupan sebelumnya. Pelemahan mata uang garuda terjadi saat poundsterling menguat terhadap USD.
Sementara, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah pada sesi penutupan perdagangan hari ini terjun ke level Rp13.249/USD atau anjlok 55 poin dari posisi sebelumnya yang berada di level Rp13.194/USD. Rupiah bergerak pada kisaran level Rp13.199-Rp13.261/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg, sore ini berada di level Rp13.251/USD atau berkurang 50 poin dari posisi penutuapan kemarin di level Rp13.201/USD dengan kisaran level Rp13.228-Rp13.225/USD.
Data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah sore ini berakhir di level Rp13.245/USD atau jauh memburuk dari penutupan kemarin yang berada di level Rp13.207/USD.
Menurut data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, menunjukkan rupiah tertahan di level Rp13.239/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah melemah cukup dalam sebesar 30 poin dari posisi sebelumnya di level Rp13.209/USD.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (14/9/2017), poundsterling terhadap USD menguat di atas level 1,32 setelah menarik diri dari harga satu tahun di hari sebelumnya, karena para pelaku pasar menunggu petunjuk dari Bank of England mengenai akankah segera menaikkan suku bunga dari rekor terendah.
BoE segera mengumumkan keputusan kebijakan terkait tingkat suku bunga. Di mana tingkat suku bunga Inggris belum meningkat selama satu dekade. Semuanya akan tertuju pada Kepala Ekonom Bank Dunia Andy Haldane, untuk melihat apakah dia beralih dan bergabung dengan anggota MPC yang telah meminta pembalikan penurunan suku bunga pada kuartal sebelumnya.
Jika bergerak sekarang, pasar kemungkinan akan mengalami kenaikan harga yang kuat dari kenaikan suku bunga pada awal pertemuan BoE berikutnya, pada November yang berpotensi mengganggu ekonomi yang telah menunjukkan tanda-tanda goyah tahun ini.
Poundsterling kemarin membukukan hari terlemah dalam enam pekan terhadap USD setelah sebelumnya pada hari tersebut mencapai level tertinggi dalam satu tahun di posisi 1,3329.
Poundsterling naik tajam pada Selasa setelah data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan, 2,9% atau jauh di atas target BoE sebesar 2%. Ini mendorong ekspektasi bahwa Bank mungkin harus bergerak menuju kenaikan suku bunga.
Namun, tergelincir pada Rabu setelah angka yang lebih lemah dari perkiraan menunjukkan bahwa pertumbuhan upah masih tertinggal. Pada hari ini tercatat mendatar di level 1,3209 per USD.
Sementara itu, poundsterling terhadap euro mendatar di level 90,05 pence, mendekati level tertinggi dalam enam minggu di posisi 89,83.
Sementara, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah pada sesi penutupan perdagangan hari ini terjun ke level Rp13.249/USD atau anjlok 55 poin dari posisi sebelumnya yang berada di level Rp13.194/USD. Rupiah bergerak pada kisaran level Rp13.199-Rp13.261/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg, sore ini berada di level Rp13.251/USD atau berkurang 50 poin dari posisi penutuapan kemarin di level Rp13.201/USD dengan kisaran level Rp13.228-Rp13.225/USD.
Data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah sore ini berakhir di level Rp13.245/USD atau jauh memburuk dari penutupan kemarin yang berada di level Rp13.207/USD.
Menurut data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, menunjukkan rupiah tertahan di level Rp13.239/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah melemah cukup dalam sebesar 30 poin dari posisi sebelumnya di level Rp13.209/USD.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (14/9/2017), poundsterling terhadap USD menguat di atas level 1,32 setelah menarik diri dari harga satu tahun di hari sebelumnya, karena para pelaku pasar menunggu petunjuk dari Bank of England mengenai akankah segera menaikkan suku bunga dari rekor terendah.
BoE segera mengumumkan keputusan kebijakan terkait tingkat suku bunga. Di mana tingkat suku bunga Inggris belum meningkat selama satu dekade. Semuanya akan tertuju pada Kepala Ekonom Bank Dunia Andy Haldane, untuk melihat apakah dia beralih dan bergabung dengan anggota MPC yang telah meminta pembalikan penurunan suku bunga pada kuartal sebelumnya.
Jika bergerak sekarang, pasar kemungkinan akan mengalami kenaikan harga yang kuat dari kenaikan suku bunga pada awal pertemuan BoE berikutnya, pada November yang berpotensi mengganggu ekonomi yang telah menunjukkan tanda-tanda goyah tahun ini.
Poundsterling kemarin membukukan hari terlemah dalam enam pekan terhadap USD setelah sebelumnya pada hari tersebut mencapai level tertinggi dalam satu tahun di posisi 1,3329.
Poundsterling naik tajam pada Selasa setelah data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan, 2,9% atau jauh di atas target BoE sebesar 2%. Ini mendorong ekspektasi bahwa Bank mungkin harus bergerak menuju kenaikan suku bunga.
Namun, tergelincir pada Rabu setelah angka yang lebih lemah dari perkiraan menunjukkan bahwa pertumbuhan upah masih tertinggal. Pada hari ini tercatat mendatar di level 1,3209 per USD.
Sementara itu, poundsterling terhadap euro mendatar di level 90,05 pence, mendekati level tertinggi dalam enam minggu di posisi 89,83.
(izz)