Banyak Beralih Panel Surya, Konsumsi Listrik Rumah Tangga Turun
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengungkapkan, konsumsi listrik rumah tangga mengalami penurunan. Salah satunya, karena pelanggan listrik untuk daya di atas 1.300 voltampere (VA) banyak beralih menggunakan sistem panel surya (photovoltaic).
Direktur Bisnis Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofiq mengatakan, photovoltaic mengakibatkan beban listrik PLN per bulan berkurang sekitar 59.371 kilowatt hour (kWh) untuk golongan rumah tangga.
"Untuk pelanggan di atas 1.300 VA itu sudah ada kecenderungan beberapa sudah memasang photovoltaic, jadi itu berpotensi setelah kami data mengurangi beban minimal per bulan sebesar 59.371 kWh untuk beban rumah tangga," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Sementara, untuk pelanggan listrik rumah tangga dengan daya 1.300 VA ke bawah, penurunan disebabkan karena mereka memilih untuk menghemat energi. Salah satunya dengan menggunakan lampu hemat energi.
"Jadi, kami telah melakukan survei dan dilakukan dengan pihak ketiga juga PT Survei Indonesia untuk melihat kenapa terjadi penurunan. Kalau rumah tangga yang disebabkan memang rumah tangga itu sensitif terhadap harga. Kebanyakan rumah tangga menggunakan lampu hemat energi seperti LED," imbuh dia.
Rofiq menambahkan, untuk pelanggan industri penurunan disebabkan karena adanya migrasi daya dan penurunan dari sisi produksi. Selain itu, industri banyak yang membangun pembangkit sendiri sehingga beban listrik perseroan berkurang.
"Pelanggan membangun pembangkitnya sendiri, dari data kami totalnya ada 188.000.215,99 kWh. Jadi ada penurunan yang kami catat. Kemudian ada pertumbuhan impor barang jadi sampai Mei 2017 15,6%, jadi mengalami tekanan produk dalam negeri, sehingga menyebabkan turunnya penggunaan listrik," tuturnya.
Direktur Bisnis Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofiq mengatakan, photovoltaic mengakibatkan beban listrik PLN per bulan berkurang sekitar 59.371 kilowatt hour (kWh) untuk golongan rumah tangga.
"Untuk pelanggan di atas 1.300 VA itu sudah ada kecenderungan beberapa sudah memasang photovoltaic, jadi itu berpotensi setelah kami data mengurangi beban minimal per bulan sebesar 59.371 kWh untuk beban rumah tangga," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Sementara, untuk pelanggan listrik rumah tangga dengan daya 1.300 VA ke bawah, penurunan disebabkan karena mereka memilih untuk menghemat energi. Salah satunya dengan menggunakan lampu hemat energi.
"Jadi, kami telah melakukan survei dan dilakukan dengan pihak ketiga juga PT Survei Indonesia untuk melihat kenapa terjadi penurunan. Kalau rumah tangga yang disebabkan memang rumah tangga itu sensitif terhadap harga. Kebanyakan rumah tangga menggunakan lampu hemat energi seperti LED," imbuh dia.
Rofiq menambahkan, untuk pelanggan industri penurunan disebabkan karena adanya migrasi daya dan penurunan dari sisi produksi. Selain itu, industri banyak yang membangun pembangkit sendiri sehingga beban listrik perseroan berkurang.
"Pelanggan membangun pembangkitnya sendiri, dari data kami totalnya ada 188.000.215,99 kWh. Jadi ada penurunan yang kami catat. Kemudian ada pertumbuhan impor barang jadi sampai Mei 2017 15,6%, jadi mengalami tekanan produk dalam negeri, sehingga menyebabkan turunnya penggunaan listrik," tuturnya.
(izz)