Mayoritas Saham Asia Melesu, IHSG Pulang Ceria 16,72 Poin
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Selasa (19/9/2017) mencatat hasil positif, dimana pada sesi I sempat berbalik melemah. Indeks ditutup naik 16,72 poin atau 0,28% ke 5.901,33.
Saat dibuka, IHSG naik 7,40 poin atau 0,13% ke level 5.892,01. Namun pada jeda siang, indeks berbalik melemah 3,65 poin atau 0,06% ke level 5.880,95. Hari ini, IHSG diperdagangkan di level 5.868,34-5.901,33.
Kenaikan indeks ditopang oleh tiga sektor saham utama yang menguat lebih 1%, diantaranya saham pertambangan naik 1,31%, saham properti naik 1,03%, dan perdagangan bertambah 1%.
Dari 467 saham, 177 naik, 152 tertekan, dan 138 stagnan. Nilai transaksi saham sebesar Rp6,38 triliun dari 9,78 miliar lot saham. Transaksi bersih asing negatif Rp247,95 miliar, dengan aksi jual asing Rp2,11 triliun dan aksi beli asing Rp1,87 triliun.
Berbeda dengan di bursa Indonesia, mayoritas bursa Asia tersandung saat investor menunggu pertemuan Federal Reserve untuk mencari petunjuk dari bank sentral mengenai kebijakan moneter di masa depan.
Melansir dari CNBC, Selasa (19/9), indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,96% atau 389,88 poin, ditutup pada level 20.299,38, ditopang oleh ekspor dan perdagangan Jepang yang membukukan kenaikan imbas melemahnya yen terhadap dolar AS.
ASX 200 Australia membalikkan keuntungan menjadi ditutup merugi 0,12% ke level 5.713,6. Hal ini disebabkan jatuhnya saham keuangan sebesar 0,02%. Dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,09% ditutup pada 2.416,05, dengan saham Samsung Electronics turun 0,69%.
Pasar China turun tipis, dimana indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,11% pada pukul 15:12 waktu HK / SIN dan Shanghai kehilangan 0,18% ditutup pada 3.356,65 dan Shenzhen turun 0,357% berakhir di 1.995,60.
Melemahnya pasar Asia pada hari ini, kata ahli strategi pasar di IG, Jingyi Pan disebabkan kelelahan di ekuitas Asia dan tidak adanya sentimen yang kuat di pasar. Pan lantas menunjuk pada bagaimana pasar regional meningkat pada Senin kemarin karena adanya kepercayaan dari pasar AS. Namun kini pasar berhati-hati untuk melihat pertemuan The Fed.
Awal pekan ini, investor mengalihkan perhatian mereka ke The Fed menjelang pertemuan Selasa waktu AS, dimana bank sentral AS diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah menjelang keputusan pada 20 September. Selain itu, investor juga menunggu rincian penguaran USD3,7 triliun dalam imbal hasil dan sekuritas berbasis mortgage yang dibeli selama krisis keuangan 2008.
Saat dibuka, IHSG naik 7,40 poin atau 0,13% ke level 5.892,01. Namun pada jeda siang, indeks berbalik melemah 3,65 poin atau 0,06% ke level 5.880,95. Hari ini, IHSG diperdagangkan di level 5.868,34-5.901,33.
Kenaikan indeks ditopang oleh tiga sektor saham utama yang menguat lebih 1%, diantaranya saham pertambangan naik 1,31%, saham properti naik 1,03%, dan perdagangan bertambah 1%.
Dari 467 saham, 177 naik, 152 tertekan, dan 138 stagnan. Nilai transaksi saham sebesar Rp6,38 triliun dari 9,78 miliar lot saham. Transaksi bersih asing negatif Rp247,95 miliar, dengan aksi jual asing Rp2,11 triliun dan aksi beli asing Rp1,87 triliun.
Berbeda dengan di bursa Indonesia, mayoritas bursa Asia tersandung saat investor menunggu pertemuan Federal Reserve untuk mencari petunjuk dari bank sentral mengenai kebijakan moneter di masa depan.
Melansir dari CNBC, Selasa (19/9), indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,96% atau 389,88 poin, ditutup pada level 20.299,38, ditopang oleh ekspor dan perdagangan Jepang yang membukukan kenaikan imbas melemahnya yen terhadap dolar AS.
ASX 200 Australia membalikkan keuntungan menjadi ditutup merugi 0,12% ke level 5.713,6. Hal ini disebabkan jatuhnya saham keuangan sebesar 0,02%. Dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,09% ditutup pada 2.416,05, dengan saham Samsung Electronics turun 0,69%.
Pasar China turun tipis, dimana indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,11% pada pukul 15:12 waktu HK / SIN dan Shanghai kehilangan 0,18% ditutup pada 3.356,65 dan Shenzhen turun 0,357% berakhir di 1.995,60.
Melemahnya pasar Asia pada hari ini, kata ahli strategi pasar di IG, Jingyi Pan disebabkan kelelahan di ekuitas Asia dan tidak adanya sentimen yang kuat di pasar. Pan lantas menunjuk pada bagaimana pasar regional meningkat pada Senin kemarin karena adanya kepercayaan dari pasar AS. Namun kini pasar berhati-hati untuk melihat pertemuan The Fed.
Awal pekan ini, investor mengalihkan perhatian mereka ke The Fed menjelang pertemuan Selasa waktu AS, dimana bank sentral AS diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah menjelang keputusan pada 20 September. Selain itu, investor juga menunggu rincian penguaran USD3,7 triliun dalam imbal hasil dan sekuritas berbasis mortgage yang dibeli selama krisis keuangan 2008.
(ven)