Penjualan Ritel di Inggris Melonjak meski Harga Barang Naik

Rabu, 20 September 2017 - 21:02 WIB
Penjualan Ritel di Inggris...
Penjualan Ritel di Inggris Melonjak meski Harga Barang Naik
A A A
LONDON - Penjualan ritel di Inggris melonjak selama Agustus. Tampaknya, orang-orang di negara ini terus menghabiskan banyak barang non-esensial, melampaui kenaikan harga yang disebabkan oleh kemerosotan pasca referendum poundsterling.

Seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (20/9/2017), data yang diluncurkan oleh ONS menunjukkan bahwa penjualan ritel di Inggris mampu tumbuh 2,4% secara year on year, naik dari hanya 1,4% pada Juli, dan bahkan lebih tinggi dari perkiraan ekonomi yang disurvei sebesar 1,1%.

Secara month to month, pertumbuhannya sebesar 1%, dibandingkan dari perkiraan yang hanya 0,2%. "Dalam penjualan ritel bulan ini, kami melihat kenaikan harga yang kuat di semua jenis toko dibandingkan dengan tahun lalu, yang mencerminkan tekanan inflasi yang lebih luas," Kate Davies, seorang ahli statistik senior di ONS.

"Namun, kami masih melihat pertumbuhan yang mendasari volume penjualan, dan dengan pertumbuhan yang kuat dalam pembelian yang tidak penting karena konsumen terus membeli lebih banyak dari toko kategori non-makanan," imbuhnya.

Secara kuartalan, volume pembelian meningkat 1,2%. Pergerakan penjualan eceran tiga bulan umumnya terlihat lebih dapat diandalkan daripada data satu bulan, yang bisa berubah-ubah.

ONS mengatakan, harga barang di beberapa toko Inggris terus meningkat, mencerminkan kenaikan inflasi secara keseluruhan yang lebih besar selama setahun terakhir karena depresiasi nilai pound yang terlihat sejak pemungutan suara. Penurunan itu mendorong harga impor, yang kemudian menyaring produk konsumen.

"Konsisten dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), kenaikan harga di toko pakaian dan tempat pengisian bensin memberikan kontribusi utama untuk menjaga inflasi, dengan harga rata-rata di stasiun bensin meningkat 5,0% dan di toko tekstil, pakaian dan alas kaki meningkat 4,2%," Kata buletin statistik ONS.

"Meskipun harga meningkat di toko pakaian, kemungkinan akibat promosi penjualan yang berakhir, konsumen terus membeli lebih banyak dari toko-toko ini dan umpan balik dari bisnis menunjukkan bahwa toko sepatu bernasib baik dengan barang-barang back to school pada Agustus," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0786 seconds (0.1#10.140)