China Dianggap Jadi Ancaman Utama Terhadap Ekonomi Inggris

Rabu, 12 Juli 2023 - 15:14 WIB
loading...
China Dianggap Jadi Ancaman Utama Terhadap Ekonomi Inggris
China dianggap sebagai ancaman terbesar terhadap keamanan ekonomi Inggris, seperti disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri, Oliver Dowden. Foto/Dok
A A A
LONDON - China dianggap sebagai ancaman terbesar terhadap keamanan ekonomi Inggris , seperti disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri, Oliver Dowden. Hal ini terlihat ketika pemerintah harus campur tangan dalam delapan upaya pengambilalihan perusahaan-perusahaan Inggris oleh pembeli China tahun lalu dengan alasan kekhawatiran atas keamanan nasional.



Seperti dilansir dari BBC, Dowden mengatakan, keputusan itu bukan didasarkan pada 'negara agnostik', tetapi murni dengan pikiran yang jernih soal keamanan nasional Inggris.

"Saya berpikir dengan jernih, bahwa saya tidak ingin kita berpisah dari China. Saya tidak berpikir itu demi kepentingan kami," katanya.

"Tetapi pada saat yang sama, kita harus memikirkan tentang melindungi keamanan nasional, sama seperti orang China," bebernya.



Berdasarkan Undang-Undang Keamanan dan Investasi Nasional tahun 2021, pemerintah Inggris memiliki kekuatan untuk memblokir atau memberlakukan pemulihan atas investasi yang dianggap menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional.

Dalam sebuah laporan, Cabinet Office mengatakan telah menerima 866 pemberitahuan tentang potensi pelanggaran keuangan pada tahun lalu, yang berkaitan dengan beberapa sektor seperti pertahanan, energi, material canggih dan komunikasi.

Dari total aduan, telah dipanggil sebanyak 65 pemberitahuan untuk diselidiki lebih lanjut. Dimana 42% di antaranya melibatkan akuisisi yang terkait dengan China, 32% dengan Inggris, dan 20% dengan AS (Amerika Serikat).

Secara kesluruhan, Cabinet Office menyetujui sebagian besar kesepakatan tersebut. Namun mereka mengeluarkan perintah akhir terhadap 15 kasus, apakah itu memblokir, melepaskan atau memaksakan kondisi pada kesepakatan untuk melindungi keamanan nasional.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1678 seconds (0.1#10.140)