Ini Kondisi Pasar Properti Indonesia pada Semester Pertama
A
A
A
JAKARTA - Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 melaporkan sebanyak 63% responden mengaku puas dengan kondisi pasar properti Indonesia pada semester I/2017. Namun, angka ini sedikit menurun bila dibandingkan dengan semester II/2016 yang mencapai angka 66%.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan mengemukakan sebagai pemimpin pasar properti online di Indonesia pihaknya selalu mengambil peran aktif dengan melakukan survei untuk mengetahui kondisi terkini industri properti di Indonesia.
“Melalui survei seperti Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 ini, Rumah.com bisa memberikan advokasi yang berkualitas bagi konsumen dalam hal pertimbangan keputusan untuk memiliki rumah atau hunian lainnnya,” ujar Ike dalam keterangan resminya kepada SINDOnews.
Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1.020 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada Januari – Juni 2017.
Menurut Ike, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kondisi pasar properti saat ini. Sebanyak 67% responden menyatakan bahwa mereka mengaku puas dengan terjadinya tren peningkatan harga saat ini. Sementara faktor lainnya adalah karena adanya potensi investasi jangka panjang yang bagus dan menguntungkan.
Selain itu ada beberapa faktor ekonomi yang menyebabkan sektor properti masih terus tumbuh seperti program tax amnesty yang berjalan sesuai target, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 yang diperkirakan akan mencapai 5,3% dan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang terbesar se-Asia Tenggara.
“Besarnya nilai PDB Indonesia ini ternyata tidak sejalan dengan jumlah KPR di Indonesia. Rasio PDB terhadap KPR di Indonesia masih sangat minim, yakni 2,8% per tahun 2015. Angka ini jauh di bawah Singapura yang mencapai 45,9%, Malaysia 37,8%, Thailand 22,3% dan Filipina 3,3%,” ungkap Ike.
Di sisi lain, menurut survei ini, ketidakpuasan terhadap kondisi pasar properti saat ini lebih karena adanya kenaikan harga yang terlalu cepat dan harga properti yang terlalu mahal dan tidak wajar.
“Di sinilah Rumah.com berperan aktif memberikan advokasi kepada masyarakat untuk menemukan harga properti teraktual dan akurat, melalui Rumah.com Property Index. Ini merupakan terobosan dari Rumah.com. Di mana informasi dan data properti yang transparan diolah berdasarkan analisis dari 400.000 listing properti yang diakses oleh 3,4 juta pengunjung setiap bulannya,” jelas Ike.
Adanya kenaikan harga yang terlalu cepat dan harga properti yang terlalu mahal dan tidak wajar juga melahirkan ekspektasi terhadap harga properti di Indonesia ke depan. Sebanyak 47% responden Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 meyakini bahwa trennya akan terus bergerak ke arah positif.
Dalam enam bulan ke depan masyarakat Indonesia memperkirakan hunian berupa rumah tapak akan mengalami peningkatan harga tertinggi dibandingkan hunian vertikal. Sementara dalam 5 tahun ke depan 43% responden memprediksi harga properti residensial bisa meningkat lebih dari 10%.
Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 juga mencatat bahwa sebanyak 97% masyarakat Indonesia cenderung memilih untuk tinggal di dalam perumahan klaster yang dikembangkan oleh developer daripada rumah non klaster (pemukiman warga).
“Kami berkomitmen untuk membantu para pencari properti dalam menentukan keputusan pembelian properti dengan menghadirkan Rumah.com Property Index sebagai salah satu sumber data untuk membantu pencari rumah mengambil keputusan dengan tepat dan percaya diri,” pungkas Ike.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan mengemukakan sebagai pemimpin pasar properti online di Indonesia pihaknya selalu mengambil peran aktif dengan melakukan survei untuk mengetahui kondisi terkini industri properti di Indonesia.
“Melalui survei seperti Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 ini, Rumah.com bisa memberikan advokasi yang berkualitas bagi konsumen dalam hal pertimbangan keputusan untuk memiliki rumah atau hunian lainnnya,” ujar Ike dalam keterangan resminya kepada SINDOnews.
Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1.020 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada Januari – Juni 2017.
Menurut Ike, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kondisi pasar properti saat ini. Sebanyak 67% responden menyatakan bahwa mereka mengaku puas dengan terjadinya tren peningkatan harga saat ini. Sementara faktor lainnya adalah karena adanya potensi investasi jangka panjang yang bagus dan menguntungkan.
Selain itu ada beberapa faktor ekonomi yang menyebabkan sektor properti masih terus tumbuh seperti program tax amnesty yang berjalan sesuai target, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 yang diperkirakan akan mencapai 5,3% dan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang terbesar se-Asia Tenggara.
“Besarnya nilai PDB Indonesia ini ternyata tidak sejalan dengan jumlah KPR di Indonesia. Rasio PDB terhadap KPR di Indonesia masih sangat minim, yakni 2,8% per tahun 2015. Angka ini jauh di bawah Singapura yang mencapai 45,9%, Malaysia 37,8%, Thailand 22,3% dan Filipina 3,3%,” ungkap Ike.
Di sisi lain, menurut survei ini, ketidakpuasan terhadap kondisi pasar properti saat ini lebih karena adanya kenaikan harga yang terlalu cepat dan harga properti yang terlalu mahal dan tidak wajar.
“Di sinilah Rumah.com berperan aktif memberikan advokasi kepada masyarakat untuk menemukan harga properti teraktual dan akurat, melalui Rumah.com Property Index. Ini merupakan terobosan dari Rumah.com. Di mana informasi dan data properti yang transparan diolah berdasarkan analisis dari 400.000 listing properti yang diakses oleh 3,4 juta pengunjung setiap bulannya,” jelas Ike.
Adanya kenaikan harga yang terlalu cepat dan harga properti yang terlalu mahal dan tidak wajar juga melahirkan ekspektasi terhadap harga properti di Indonesia ke depan. Sebanyak 47% responden Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 meyakini bahwa trennya akan terus bergerak ke arah positif.
Dalam enam bulan ke depan masyarakat Indonesia memperkirakan hunian berupa rumah tapak akan mengalami peningkatan harga tertinggi dibandingkan hunian vertikal. Sementara dalam 5 tahun ke depan 43% responden memprediksi harga properti residensial bisa meningkat lebih dari 10%.
Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 juga mencatat bahwa sebanyak 97% masyarakat Indonesia cenderung memilih untuk tinggal di dalam perumahan klaster yang dikembangkan oleh developer daripada rumah non klaster (pemukiman warga).
“Kami berkomitmen untuk membantu para pencari properti dalam menentukan keputusan pembelian properti dengan menghadirkan Rumah.com Property Index sebagai salah satu sumber data untuk membantu pencari rumah mengambil keputusan dengan tepat dan percaya diri,” pungkas Ike.
(dmd)