Wall Street Berakhir Flat Saat Saham Teknologi Bouncing
A
A
A
NEW YORK - Indeks S & P 500 berakhir datar pada perdagangan kemarin waktu setempat dan Nasdaq mencetak keuntungan tipis ketika saham teknologi memantul dari kerugian tajam di sesi sebelumnya. Ditambah komentar dari Gubernur The Fed Janet Yellen mendorong harapan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada Desember.
Yellen mengatakan Bank Sentral AS alias The Fed mempunyai kebutuhan untuk melanjutkan kenaikan suku secara bertahap dan akan terlihat tidak bijaksana untuk meninggalkan Fed rate ketika inflasi mencapai target 2%. Sementara Ketua The Fed Atlanta Raphael Bostic mengutarakan ingin bukti kestabilan harga sebelum menaikkan suku bunga, meski tidak menutup kemungkinan naik lagi di 2017.
Kemungkinan tingkat kenaikan di Desember 78% dari sekitar 40% sebulan yang lalu, menurut CME FedWatch. Data ekonomi menunjukkan kepercayaan konsumen AS jatuh pada bulan September, sementara penjualan rumah turun ke posisi terendah dalam delapan bulan di Agustus akibat dampak badai Harvey dan Irma.
Tercatat Dow Jones Industrial Average (DJI) jatuh 10.05 poin atau 0,05% ke level 22.286,04 dan indeks S & P 500 memperoleh tambahan 0,23 poin atau 0,01% menjadi 2.496,89. Sedangkan komposit Nasdaq meningkat sebesar 9,57 poin atau 0,15% ke posisi 6.380,16.
Membaiknya bursa saham AS dipengaruhi sektor teknologi meningkat 0,4% dan menjadi yang terbaik di antara sektor utama, untuk memulihkan dari kerugian dalam sesi sebelumnya. Saham teknologi mengalami penurunan terburuk satu dalam lima pekan pada perdagangan awal pekan kemarin terimbas keprihatinan atas ketegangan AS dengan Korea Utara.
Sementara saham Apple (AAPL. O) naik 1,72% setelah empat sesi beruntun mencetak kerugian untuk membantu menopang indeks utama tiga, setelah Raymond James menaikkan target harga pada pembuat iPhone untuk USD180 dari USD170. Sekitar 5,81 miliar saham diperdagangkan pada pasar saham AS, dibandingkan dengan rata-rata harian 5,96 miliar dalam 20 sesi terakhir.
Yellen mengatakan Bank Sentral AS alias The Fed mempunyai kebutuhan untuk melanjutkan kenaikan suku secara bertahap dan akan terlihat tidak bijaksana untuk meninggalkan Fed rate ketika inflasi mencapai target 2%. Sementara Ketua The Fed Atlanta Raphael Bostic mengutarakan ingin bukti kestabilan harga sebelum menaikkan suku bunga, meski tidak menutup kemungkinan naik lagi di 2017.
Kemungkinan tingkat kenaikan di Desember 78% dari sekitar 40% sebulan yang lalu, menurut CME FedWatch. Data ekonomi menunjukkan kepercayaan konsumen AS jatuh pada bulan September, sementara penjualan rumah turun ke posisi terendah dalam delapan bulan di Agustus akibat dampak badai Harvey dan Irma.
Tercatat Dow Jones Industrial Average (DJI) jatuh 10.05 poin atau 0,05% ke level 22.286,04 dan indeks S & P 500 memperoleh tambahan 0,23 poin atau 0,01% menjadi 2.496,89. Sedangkan komposit Nasdaq meningkat sebesar 9,57 poin atau 0,15% ke posisi 6.380,16.
Membaiknya bursa saham AS dipengaruhi sektor teknologi meningkat 0,4% dan menjadi yang terbaik di antara sektor utama, untuk memulihkan dari kerugian dalam sesi sebelumnya. Saham teknologi mengalami penurunan terburuk satu dalam lima pekan pada perdagangan awal pekan kemarin terimbas keprihatinan atas ketegangan AS dengan Korea Utara.
Sementara saham Apple (AAPL. O) naik 1,72% setelah empat sesi beruntun mencetak kerugian untuk membantu menopang indeks utama tiga, setelah Raymond James menaikkan target harga pada pembuat iPhone untuk USD180 dari USD170. Sekitar 5,81 miliar saham diperdagangkan pada pasar saham AS, dibandingkan dengan rata-rata harian 5,96 miliar dalam 20 sesi terakhir.
(akr)