Penyaluran Kredit Perbankan Capai Rp4.514 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Penyaluran kredit perbankan pada bulan Agustus 2017 tercatat sebesar Rp4.514,5 triliun atau tumbuh 8,4% (yoy) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dari Rp4.494 triliun. Berdasarkan jenis penggunaanya, peningkatan pertumbuhan kredit perbankan utamanya disebabkan oleh kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, KI tercatat sebesar Rp1.123 triliun atau naik 6,8% lebih tinggi dari bulan sebelumny sebesar 6,2%. "Sejalan dengan hal tersebut, kredit konsumsi (KK) juga turut mengalami peningkatan pertumbuhan dari 10,1% pada Juli 2017 menjadi 10,2%," ujar Agusman di Jakarta, Sabtu (30/9/2017).
Dia melanjutkan, akselerasi pertumbuhan KI didorong oleh peningkatan pertumbuhan pada kredit yang disalurkan kepada sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor industri pengolahan yang masing-masing naik menjadi 7,3% dan 4,8%. Adapun pertumbuhan KI yang disalurkan kepada sektor perdagangan, hotel & restoran meningkat disebabkan oleh peningkatan kredit yang diinvestasikan di DKI Jakarta menjadi 5,43% dengan porsi 13,35% terhadap total kredit investasi sektor PHR pada Agustus 2017.
Sementara itu, KI yang disalurkan kepada sektor industri pengolahan terakselerasi terutama oleh pertumbuhan industri pengolahan yang diinvestasikan di lokasi proyek provinsi Jawa Timur yang tercatat tumbuh 9,97% pada Juli 2017 menjadi 12,14% dengan porsi 6,7% terhadap total kredit investasi sektor industri pengolahan pada Agustus 2017. "Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan pada kredit investasi, pertumbuhan kredit konsumsi (KK) juga terakselerasi," kata dia.
Pada akhir Agustus 2017, kredit konsumsi tercatat sebesar Rp1.316,3 triliun atau naik 10,2% sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya 10,1%. Menurutnya, peningkatan pertumbuhan KK tersebut terutama terjadi pada peningkatan kredit kepemilikan rumah (KPR).
Pertumbuhan KPR dan KPA tercatat naik dari 9,1% pada bulan sebelumnya menjadi 10,4% pada Agustus 2017. Meskipun demikian, sambung Agusman, kredit sektor properti justru mengalami perlambatan menjadi 13,5%, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 13,9%.
Dia mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh sektor kredit konstruksi dan real estate terutama untuk jenis penggunaan modal kerja. "Kredit konstruksi tumbuh melambat dari 23,4% menjadi 22,1% pada Agustus 2017,%" imbuhnya. Kunthi fahmar sandy
Pertumbuhan real estate juga tercatat mengalami perlambatan menjadi sebesar 8,5% dari 12,4%. Sementara itu, kredit modal kerja (KMK) tumbuh melambat dari 7,5% pada Juli 2017 menjadi 7,3% dengan nominal sebesar Rp2.075,3 triliun. Menurut dia, KMK tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor konstruksi yang masing masing melambat menjadi 4,6% dan 28% di bulan Agustus 2017.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, KI tercatat sebesar Rp1.123 triliun atau naik 6,8% lebih tinggi dari bulan sebelumny sebesar 6,2%. "Sejalan dengan hal tersebut, kredit konsumsi (KK) juga turut mengalami peningkatan pertumbuhan dari 10,1% pada Juli 2017 menjadi 10,2%," ujar Agusman di Jakarta, Sabtu (30/9/2017).
Dia melanjutkan, akselerasi pertumbuhan KI didorong oleh peningkatan pertumbuhan pada kredit yang disalurkan kepada sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor industri pengolahan yang masing-masing naik menjadi 7,3% dan 4,8%. Adapun pertumbuhan KI yang disalurkan kepada sektor perdagangan, hotel & restoran meningkat disebabkan oleh peningkatan kredit yang diinvestasikan di DKI Jakarta menjadi 5,43% dengan porsi 13,35% terhadap total kredit investasi sektor PHR pada Agustus 2017.
Sementara itu, KI yang disalurkan kepada sektor industri pengolahan terakselerasi terutama oleh pertumbuhan industri pengolahan yang diinvestasikan di lokasi proyek provinsi Jawa Timur yang tercatat tumbuh 9,97% pada Juli 2017 menjadi 12,14% dengan porsi 6,7% terhadap total kredit investasi sektor industri pengolahan pada Agustus 2017. "Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan pada kredit investasi, pertumbuhan kredit konsumsi (KK) juga terakselerasi," kata dia.
Pada akhir Agustus 2017, kredit konsumsi tercatat sebesar Rp1.316,3 triliun atau naik 10,2% sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya 10,1%. Menurutnya, peningkatan pertumbuhan KK tersebut terutama terjadi pada peningkatan kredit kepemilikan rumah (KPR).
Pertumbuhan KPR dan KPA tercatat naik dari 9,1% pada bulan sebelumnya menjadi 10,4% pada Agustus 2017. Meskipun demikian, sambung Agusman, kredit sektor properti justru mengalami perlambatan menjadi 13,5%, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 13,9%.
Dia mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh sektor kredit konstruksi dan real estate terutama untuk jenis penggunaan modal kerja. "Kredit konstruksi tumbuh melambat dari 23,4% menjadi 22,1% pada Agustus 2017,%" imbuhnya. Kunthi fahmar sandy
Pertumbuhan real estate juga tercatat mengalami perlambatan menjadi sebesar 8,5% dari 12,4%. Sementara itu, kredit modal kerja (KMK) tumbuh melambat dari 7,5% pada Juli 2017 menjadi 7,3% dengan nominal sebesar Rp2.075,3 triliun. Menurut dia, KMK tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor konstruksi yang masing masing melambat menjadi 4,6% dan 28% di bulan Agustus 2017.
(akr)