Agus Marto Sebut Rupiah Melemah Terimbas AS dan Eropa
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, pelemahan rupiah kemarin yang hampir tembus Rp13.600/USD karena faktor eksternal. Amerika Serikat (AS)sedang membuat beberapa kebijakan dan usulan untuk negaranya yang berdampak pada nilai tukar mata uang beberapa negara termasuk Indonesia.
Menurutnya, BI tidak mengikuti pergerakan kurs secara harian melainkan secara periodik atau mingguan. "(Pelemahan) Itu lebih karena faktor eksternal, di mana perkembangan AS ketika usulan Donald Trump potong pajak mendapat dukungan dari republik dan lebih jelas perencanaannya, sehingga membawa optimisme ekonomi AS," tuturnya di DPR, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Kemudian juga adanya statement dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen yang memberikan satu pesan bahwa tahun ini ada peningkatan suku bunga Fed Fund Rate. "Sebetulnya dalam penyampaiannya kemarin lebih memberikan penekanan bahwa di Desember ada peningkatan FFR. Ini juga membuat penguatan USD," terang Agus.
BI memahami bahwa euro atau poundsterling juga mengalami tekanan lebih karena perkembangan di Spanyol yang membuat mata uang euro menjadi lemah terhadap USD.
"Jadi ini lebih karena kondisi eksternal dan hanya bersifat sementara dan kita fokus dengan pengembangan ekonomi nasional. Upaya untuk pemulihan ekonomi nasional dan itu kita akan bisa kembali ke kondisi yang sekarang masuk dalam kondisi lemah sementara," kata dia.
Menurutnya, BI tidak mengikuti pergerakan kurs secara harian melainkan secara periodik atau mingguan. "(Pelemahan) Itu lebih karena faktor eksternal, di mana perkembangan AS ketika usulan Donald Trump potong pajak mendapat dukungan dari republik dan lebih jelas perencanaannya, sehingga membawa optimisme ekonomi AS," tuturnya di DPR, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Kemudian juga adanya statement dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen yang memberikan satu pesan bahwa tahun ini ada peningkatan suku bunga Fed Fund Rate. "Sebetulnya dalam penyampaiannya kemarin lebih memberikan penekanan bahwa di Desember ada peningkatan FFR. Ini juga membuat penguatan USD," terang Agus.
BI memahami bahwa euro atau poundsterling juga mengalami tekanan lebih karena perkembangan di Spanyol yang membuat mata uang euro menjadi lemah terhadap USD.
"Jadi ini lebih karena kondisi eksternal dan hanya bersifat sementara dan kita fokus dengan pengembangan ekonomi nasional. Upaya untuk pemulihan ekonomi nasional dan itu kita akan bisa kembali ke kondisi yang sekarang masuk dalam kondisi lemah sementara," kata dia.
(izz)