Negara Berkembang Belum Kehilangan Daya Tarik Bagi Investor

Kamis, 05 Oktober 2017 - 23:07 WIB
Negara Berkembang Belum...
Negara Berkembang Belum Kehilangan Daya Tarik Bagi Investor
A A A
JAKARTA - Negara-negara berkembang seperti Indonesia diyakini belum kehilangan daya tarik bagi para investor untuk menempatkan modalnya. Meski ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Anerika Serikat atau The Fed pada Desember 2017, mendatang

“Interest diferensial antara negara maju dan berkembang seperti Indonesia masih besar, artinya tetap menempatkan modal di negara berkembang itu masih atraktif,” ujar Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.

Dengan adanya kondisi tersebut, BI meyakini aliran modal asing yang masih masuk ke Indonesia itu akan berdampak positif bagi perekonomian domestik. Terlebih, kondisi makro ekonomi Indonesia juga dalam tren positif. “Itu menjadikan kita cukup optimis, secara fundamental tidak ada isu atau pelemahan,” lanjutnya.

Sementara terkait dengan nilai tukar rupiah yang sempat mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada beberapa hari terakhir, Dody sendiri melihat hal ini sifatnya sementara karena merupakan pengaruh dari kondisi eksternal, terutama kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang sudah diantisipasi oleh pasar.

"Karena dari sisi kejelasan dari Amerika sendiri sudah hampir mendekati pasti. Artinya kalo kita mengacu ke FFR maka menuju pada kenaikan satu kali lagi di Desember, kemudian penurunan dari balance sheet Fed akan terjadi di Oktober. Artinya kalkulasi itu sudah dipastikan oleh pasar,” paparnya.

Adapun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp13.400/USD. Ia mengatakan, asumsi tersebut masih sejalan dengan kisaran nilai tukar rupiah yang disampaikan BI yaitu Rp13.400-Rp13.700/USD.

“Asumsi tersebut bisa dicapai atau tidak itu tergantung bagaimana kemampuan kita mengelola eksternal kita, selama kita positif dan bisa ekspor di tahun depan juga positif. Kemudian sepanjang kita masih melihat angka FDI kita besar, seharusnya tidak akan ada isu untuk ekonomi atau rupiah kita melemah,” tambahnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0838 seconds (0.1#10.140)