Pembayaran Elektronik Jalan Tol Masih Dikeluhkan

Jum'at, 06 Oktober 2017 - 04:06 WIB
Pembayaran Elektronik Jalan Tol Masih Dikeluhkan
Pembayaran Elektronik Jalan Tol Masih Dikeluhkan
A A A
SURABAYA - Pembayaran non tunai dengan uang elektronik di jalan tol yang ada di Jawa Timur masih dikeluhkan oleh masyarakat. Mereka menilai kesiapan infrastruktur di pintu tol belum memadai. Banyak kartu elektronik yang tak bisa digunakan oleh para penguna jalan tol.

Dwi Supriyanto, salah satu pengendara menuturkan, ia sudah membeli kartu elektronik dan tidak bisa difungsikan di pintu tol. Kondisi itu tentu menghambat perjalanannya di jalan tol. "Katanya belum ada kerja sama, ini kan aneh kalau sudah diterapkan tapi ada yang belum bisa berfungsi," ujar Dwi, Kamis (5/10/2017).

Ia melanjutkan, pihaknya sebenarnya setuju kalau ada aturan tentang uang elektronik yang bisa meminimalisir antrean di pintu tol. Namun, kesiapan sistem dan infrastrukturnya harus dituntaskan dulu. Sehingga pengendara tidak mengalami kesulitan ketika menjalankannya di lapangan.

Sudjak, salah satu pengemudi angkutan sayur yang setiap hari melintas di jalan tol untuk mengantar barang ke Pasar Wonokromo juga merasa aturan uang elektronik malah menyulitkan. Ia sendiri memang tidak memahami secara detail fungsi kartu yang digunakan di jalan tol.

"Saya pikir itu kayak kartu yang sekali beli terus ada saldonya. Enggak tahu kalau itu sama saja dengan uang tunai yang disimpan dalam kartu," jelasnya.

Bapak dua anak ini mengaku kalau saat ini belum memiliki kartu elektronik. Ia masih tetap mengunakan uang tunai untuk membayar di jalan tol. Dalam beberapa hari terakhir, ia masih dibantu oleh petugas di jalan tol untuk bisa terus lewat.

"Nantilah belinya. Ini masih ragu beli atau tidak, enggak biasa kalau pakai kartu seperti itu," sambungnya.

PT Jasa Marga melihat pelaksanaan pembayaran non tunai di beberapa ruas tol di Jawa Timur sejak dalam beberapa hari terakhir berjalan lancar. Sebagian besar pengguna jalan tol sudah bisa tertib dan memahami mekanisme pembayaran yang diubah menjadi elektronik tanpa uang tunai lagi.

Humas Jasa Marga Tol Surabaya-Gempol Agus Triantyo menuturkan, semua transisi yang dilakukan sudah berjalan baik. Lihat saja di pintu Tol Satelit Gunungsari Surabaya 1 dan 2 sekitar 99,8% pemakai tol sudah menggunakan transaksi elektronik. "Dan tidak ada masalah. Semua sudah berjalan baik," katanya.

Ia melanjutkan, pelaksanaan di pintu tol Kejapanan dan pintu tol Gempol Sidoarjo memang lebih rendah. Setidaknya baru 60% yang melaksanakannya. Sementara 40% pengemudi lolos tanpa menggunakan kartu non tunai.

"Mereka masuk melalui pintu tol Bangil yang belum diterapkan pembayaran non tunai. Nantilah secara perlahan dengan adanya penerapan secara bertahap diharapkan semua pintu tol akan diberlakukan hal yang sama," ungkapnya.

Agus juga menjelaskan, sejak penerapan wajib 1 Oktober 2017 di beberapa pintu tol memang masih ada beberapa kendala. Hasil evaluasi sementara, seperti tidak semua kartu dari perbankan bisa digunakan, ditambah kurang mengertinya pengemudi mengenai kartu non tunai.

"Masyarakat masih menganggap kartu non tunai itu adalah sebuah produk, padahal itu kan sama seperti uang atau dompet kita, dan resmi sebagai alat transaksi," katanya.

Agus berharap, dengan penerapan wajib secara bertahap akan membuka kesadaran pengemudi atau pemakai tol terkait pentingnya penggunaan uang non tunai, sesuai dengan program pemerintah yang mendorong gerakan non tunai di berbagai segmentasi.

Ketika ditanya tentang peluang semua kartu non tunai perbankan bisa digunakan, Agus memastikan kalau 10 Oktober 2017 semuanya diharapkan bisa digunakan di semua pintu tol di Jawa Timur.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7453 seconds (0.1#10.140)