Program Sejuta Rumah, BTN Kucurkan Lebih dari Rp155 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Di tengah dinamika perekonomian dalam kurun tiga tahun terakhir, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) konsisten mendukung program Nawa Cita yang diusung Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK), khususnya Program Sejuta Rumah. Program yang digulirkan Presiden Jokowi di Ungaran, Jawa Tengah pada 29 April 2015 ini mendapat sambutan baik dari masyarakat.
Sejak program tersebut bergulir hingga pertengahan tahun ini, Bank BTN telah membiayai 1,44 juta unit rumah dengan nilai penyaluran kredit properti baik berupa KPR maupun kredit konstruksi sebesar Rp155,9 triliun.
"Kontribusi Bank BTN sebagai integrator dalam program sejuta rumah tidak hanya dalam soal akses pembiayaan bagi seluruh lapisan nasabah. Tapi juga dalam menyokong sisi pasokan dengan kredit kontruksi bagi para pengembang," kata Direktur Utama Bank BTN Maryono dalam keterangan resmi di, Jakarta, Sabtu (15/10/2017).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya juga sepakat mendukung keberhasilan program Sejuta Rumah yang tahun ini ditargetkan mencapai 900 ribu unit rumah, baik subsidi maupun non subsidi.
Adapun tahun ini Bank BTN menargetkan penyaluran kredit konstruksi dan KPR untuk 666 ribu unit rumah hingga akhir tahun dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah, terdiri dari 504.122 unit untuk KPR Subsidi dan 161.878 unit untuk konstruksi rumah non-subsidi, serta penyaluran KPR non-subsidi.
Sementara, per September 2017, Bank BTN sudah merealisasikan KPR untuk sekitar 167 ribuan unit rumah, 130 ribuan unit di antaranya adalah KPR subsidi. Sementara yang mengalir dalam bentuk kredit konstruksi terdistribusi untuk kurang lebih 300.000 unit rumah.
Guna menyukseskan program Sejuta Rumah, Maryono menjelaskan perlunya sinergi dari seluruh stakeholder, baik perbankan, pemerintah pusat, daerah dan pihak pengembang.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR telah banyak memberikan dukungan, di antaranya alokasi anggaran KPR subsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), kemudahan perizinan bagi pengembang untuk mendirikan rumah bagi MBR lewat paket kebijakan ekonomi XIII dan pelonggaran Loan To Value atau rasio kredit terhadap agunan untuk KPR.
Dalam meningkatkan pasokan perumahan, Bank BTN juga berupaya menciptakan para calon developer lewat Housing Finance Center (HFC), HFC bermitra dengan banyak pihak, baik Institusi pendidikan formal maupun para developer lewat aneka pendidikan dan pelatihan. Dengan ITB, lewat program mini MBA in property Bank BTN telah mewisuda 1.000 orang yang siap terjun di dunia properti.
Sedangkan dengan asosiasi pengembang seperti REI dan Apersi, setidaknya lebih dari 10.000 orang yang juga siap untuk menjadi calon developer. Tahun depan, Maryono menargetkan akan lahir 1.200 developer muda yang dicetak HFC lewat program mini MBA.
"Selama pemerintahan Jokowi–JK seluruh aspek untuk mempermudah akses masyarakat terhadap kepemilikan rumah ditingkatkan demi mengurangi backlog kepemilikan perumahan yang mencapai lebih dari 11,38 juta kepala keluarga," kata dia.
Selain itu, Bank BTN juga berinisiatif merilis produk pembiayaan perumahan bagi MBR, antara lain dengan produk KPR Mikro. KPR Mikro merupakan pembiayaan dengan plafon kredit sebesar Rp75 juta untuk pembelian rumah, renovasi rumah dan membangun bagi para pekerja informal yang berpenghasilan tidak tetap.
"Program sejuta rumah dapat lebih sukses dengan dukungan dari Pemda untuk menyediakan lahan, misalnya membuat land bank atau bank tanah dan berkoordinasi dalam hal pendataan masyarakat yang perlu mendapat dukungan subsidi," kata Maryono.
Selain dukungan Pemda, pihaknya juga berharap pada peran swasta dalam mengalokasikan lahan perusahaan untuk membangun perumahan murah bagi karyawannya dengan skema bunga rendah atau bantuan uang muka. Pola ini juga melibatkan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan skim yang sesuai bagi karyawannya, misalnya bantuan uang muka atau bunga rendah sehingga cukup efisien bagi perusahaan.
"Bank BTN akan memberikan dukungan yang kuat dalam program sejuta rumah dan akan lebih optimal jika semua pihak ikut berkontribusi meyukseskannya," ujarnya.
Sejak program tersebut bergulir hingga pertengahan tahun ini, Bank BTN telah membiayai 1,44 juta unit rumah dengan nilai penyaluran kredit properti baik berupa KPR maupun kredit konstruksi sebesar Rp155,9 triliun.
"Kontribusi Bank BTN sebagai integrator dalam program sejuta rumah tidak hanya dalam soal akses pembiayaan bagi seluruh lapisan nasabah. Tapi juga dalam menyokong sisi pasokan dengan kredit kontruksi bagi para pengembang," kata Direktur Utama Bank BTN Maryono dalam keterangan resmi di, Jakarta, Sabtu (15/10/2017).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya juga sepakat mendukung keberhasilan program Sejuta Rumah yang tahun ini ditargetkan mencapai 900 ribu unit rumah, baik subsidi maupun non subsidi.
Adapun tahun ini Bank BTN menargetkan penyaluran kredit konstruksi dan KPR untuk 666 ribu unit rumah hingga akhir tahun dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah, terdiri dari 504.122 unit untuk KPR Subsidi dan 161.878 unit untuk konstruksi rumah non-subsidi, serta penyaluran KPR non-subsidi.
Sementara, per September 2017, Bank BTN sudah merealisasikan KPR untuk sekitar 167 ribuan unit rumah, 130 ribuan unit di antaranya adalah KPR subsidi. Sementara yang mengalir dalam bentuk kredit konstruksi terdistribusi untuk kurang lebih 300.000 unit rumah.
Guna menyukseskan program Sejuta Rumah, Maryono menjelaskan perlunya sinergi dari seluruh stakeholder, baik perbankan, pemerintah pusat, daerah dan pihak pengembang.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR telah banyak memberikan dukungan, di antaranya alokasi anggaran KPR subsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), kemudahan perizinan bagi pengembang untuk mendirikan rumah bagi MBR lewat paket kebijakan ekonomi XIII dan pelonggaran Loan To Value atau rasio kredit terhadap agunan untuk KPR.
Dalam meningkatkan pasokan perumahan, Bank BTN juga berupaya menciptakan para calon developer lewat Housing Finance Center (HFC), HFC bermitra dengan banyak pihak, baik Institusi pendidikan formal maupun para developer lewat aneka pendidikan dan pelatihan. Dengan ITB, lewat program mini MBA in property Bank BTN telah mewisuda 1.000 orang yang siap terjun di dunia properti.
Sedangkan dengan asosiasi pengembang seperti REI dan Apersi, setidaknya lebih dari 10.000 orang yang juga siap untuk menjadi calon developer. Tahun depan, Maryono menargetkan akan lahir 1.200 developer muda yang dicetak HFC lewat program mini MBA.
"Selama pemerintahan Jokowi–JK seluruh aspek untuk mempermudah akses masyarakat terhadap kepemilikan rumah ditingkatkan demi mengurangi backlog kepemilikan perumahan yang mencapai lebih dari 11,38 juta kepala keluarga," kata dia.
Selain itu, Bank BTN juga berinisiatif merilis produk pembiayaan perumahan bagi MBR, antara lain dengan produk KPR Mikro. KPR Mikro merupakan pembiayaan dengan plafon kredit sebesar Rp75 juta untuk pembelian rumah, renovasi rumah dan membangun bagi para pekerja informal yang berpenghasilan tidak tetap.
"Program sejuta rumah dapat lebih sukses dengan dukungan dari Pemda untuk menyediakan lahan, misalnya membuat land bank atau bank tanah dan berkoordinasi dalam hal pendataan masyarakat yang perlu mendapat dukungan subsidi," kata Maryono.
Selain dukungan Pemda, pihaknya juga berharap pada peran swasta dalam mengalokasikan lahan perusahaan untuk membangun perumahan murah bagi karyawannya dengan skema bunga rendah atau bantuan uang muka. Pola ini juga melibatkan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan skim yang sesuai bagi karyawannya, misalnya bantuan uang muka atau bunga rendah sehingga cukup efisien bagi perusahaan.
"Bank BTN akan memberikan dukungan yang kuat dalam program sejuta rumah dan akan lebih optimal jika semua pihak ikut berkontribusi meyukseskannya," ujarnya.
(akr)