Cerdas Finansial Pendidikan Anak, Tetap Gaya dan Kaya
A
A
A
JAKARTA - Menjelang sesi akhir Talk Show bertema Cerdas Financial, 'Tetap Gaya dan Tetap Kaya' di Yayasan Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta, 9 Oktober 2017, seorang wali siswa bertanya mengenai cara menyiapkan tabungan untuk pendidikan anaknya.
"Anak saya saat ini di Kelas II SD. Bagaimana menyiapkan dana hingga jenjang kuliah? Sebab, saat ini biaya pendidikan mahal," katanya.
Pertanyaan tersebut gampang untuk menjawabnya, namun sulit merealisasikan. Faktanya, cukup berat bagi orang tua merencanakan dan menyiapkan dana untuk biaya pendidikan anaknya sampai 15 tahun kemudian.
Apalagi dilakukan dengan cara-cara konfensional menabung di rumah. Barang kali pola menyimpan modern barhak dipilih para orang tua. Sehingga, mereka para orang terbantukan menyiapkan dana pendidikan.
"Sisihkan 5% dari gaji bulanan. Caranya dengan jaminan keamanan dana kita di bank atau lembaga keuangan lainya," jawab Pakar Financial Planner, Prita Hapsari Ghozie.
Sebagai catatan, setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, setiap orang tua tidak tahu yang terjadi kelak, hingga tidak ada jaminan bisa memberikan pendidikan yang tinggi untuk anaknya.
Untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak juga biayanya besar. Apalagi, lembaga pendidikan swasta yang maju, tentu biayanya mahal.
Memang, beberapa program pendidikan pemerintah cukup memabantu. Namun, hal itu terjadi di sekolah-sekolah negeri. Dengan asumsi jumlah lembaga sekokah negeri terbatas, maka tidak mungkin menampung anak usia sekolah baik di TK, SD sampai sarjana.
Nah, bila sekolah di lembaga pendidikan swasta dan maju, maka bisa dipastikan biaya pendidikannya cukup mahal. Apalagi asusmsinya sekolah di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Medan sehingga perlu perencanaan matang.
Prita dalam talkshow di Yayasan Pendidikan Al Azhar Kebayoran Baru menyebutkan bahwa, bila mengasumsikan uang pangkal pendidikan di Jakarta dari TK sampai kuliah diestimasikan sebesar Rp1 miliar. "Kalau langsung menyiapkan dana sebesar itu kecil kemungkinan, makanya jalan satunya menabung," imbuhnya.
Bila langsung menyisihkan dana sebesar yang diasumsikan Prita, mustahil bagi kelaurga yang penghasilanya di bawah Rp7 juta per bulan. Sebab, untuk mendapatkan dana sebesar di atas harus nabung Rp6,5 juta per bulan.
Meski begitu, tidak ada yang sulit bila dilakukan dengan perencanaan matang. Harus dipersiapkan sejak dini jenjang pendidikaan anak, termasuk biayanya.
Karena, kita dikaruniani Tuhan Yang Maha Esa bahwa anak merupakan tanggung jawab. Dan satu diantaranya yang paling penting tanggung jawab terhadap pendidikan anak.
Untuk mempersiapkan dan merencanakan juga tidak gampang. Sebab, Pakar Financial Planner, Prita Hapsari Ghozie menyebut, 18% orang Indonesia hobi utang dan 32% suka gaya hidup.
Supaya tidak terjadi kesulitan untuk menyiapkan dana pendidikan, maka harus ada prioritas. Sebab, sebesar berapapun gaji kalau tidak memahami kebutuhan prioritas maka yang naik itu gaya hidup.
Nah, investasi yang bisa dilakukan untuk anak SD sampai sarjana, pilihanya bisa pakai investasi agresif. Misalnya, saham, dana kelolaan atau reksa dana dan bisa juga asuransi pendidikan.
Asuransi pendidikan lebih disarankan. Memang asuransi pendidikan saat anak duduk di bangku SD dan SMP masih terasa ringan dikarenakan kebutuhannya belum banyak. Tetapi, terasa manfaatnya saat masuk SMA atau kuliah.
Ada banyak pilihan bank, atau lembaga keuangan lain untuk program asuransi pendidikan. Bahkan, bank atau lembaga keuangan lain punya komitmen untuk membantu masyarakat dalam hal pentingnya perencanaan keuangan pendidikan anak.
"Program Goes to School adalah bentuk obligasi kami untuk melakukan edukasi pentingnya perencanaan keuangan. Karena kami ingin membantu masyarakat Indonesia," ujar Deputy GM Agency AIA Indonesia Cicilia Nina Triana, beberapa waktu lalu.
Ada banyak model asuransi pendidikan yang ditawarkan. Mislanya, Prudential dengan program PRUmy Child, dan PRUlink Edu Protection. Kemudian Manulife menawarkan asuransi pendidikan bernama ProGraduate, dan StudyLink. Sedang AXA Mandiri menawarkan program Asuransi Mandiri Tabungan Rencana dan Asuransi Mandiri Cerdas Syariah.
Tidak kalah lagi dengan AJB Bumiputera 1912. Ausransi lama yang beroperasi di Indonesia menawarkan program Mitra Beasiswa, dan Mitra Cerdas.
Masih banyak program asuransi pendidikan dari bank maupun lembaga keuangan lainnya. Masyarakat tinggal memilih sesuai kebutuhan dan dana yang dimiliki. Terpenting menyiapkan pendidikan anak tanpa harus mengurangi kebutuhan lain serta gaya hidup.
"Anak saya saat ini di Kelas II SD. Bagaimana menyiapkan dana hingga jenjang kuliah? Sebab, saat ini biaya pendidikan mahal," katanya.
Pertanyaan tersebut gampang untuk menjawabnya, namun sulit merealisasikan. Faktanya, cukup berat bagi orang tua merencanakan dan menyiapkan dana untuk biaya pendidikan anaknya sampai 15 tahun kemudian.
Apalagi dilakukan dengan cara-cara konfensional menabung di rumah. Barang kali pola menyimpan modern barhak dipilih para orang tua. Sehingga, mereka para orang terbantukan menyiapkan dana pendidikan.
"Sisihkan 5% dari gaji bulanan. Caranya dengan jaminan keamanan dana kita di bank atau lembaga keuangan lainya," jawab Pakar Financial Planner, Prita Hapsari Ghozie.
Sebagai catatan, setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, setiap orang tua tidak tahu yang terjadi kelak, hingga tidak ada jaminan bisa memberikan pendidikan yang tinggi untuk anaknya.
Untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak juga biayanya besar. Apalagi, lembaga pendidikan swasta yang maju, tentu biayanya mahal.
Memang, beberapa program pendidikan pemerintah cukup memabantu. Namun, hal itu terjadi di sekolah-sekolah negeri. Dengan asumsi jumlah lembaga sekokah negeri terbatas, maka tidak mungkin menampung anak usia sekolah baik di TK, SD sampai sarjana.
Nah, bila sekolah di lembaga pendidikan swasta dan maju, maka bisa dipastikan biaya pendidikannya cukup mahal. Apalagi asusmsinya sekolah di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Medan sehingga perlu perencanaan matang.
Prita dalam talkshow di Yayasan Pendidikan Al Azhar Kebayoran Baru menyebutkan bahwa, bila mengasumsikan uang pangkal pendidikan di Jakarta dari TK sampai kuliah diestimasikan sebesar Rp1 miliar. "Kalau langsung menyiapkan dana sebesar itu kecil kemungkinan, makanya jalan satunya menabung," imbuhnya.
Bila langsung menyisihkan dana sebesar yang diasumsikan Prita, mustahil bagi kelaurga yang penghasilanya di bawah Rp7 juta per bulan. Sebab, untuk mendapatkan dana sebesar di atas harus nabung Rp6,5 juta per bulan.
Meski begitu, tidak ada yang sulit bila dilakukan dengan perencanaan matang. Harus dipersiapkan sejak dini jenjang pendidikaan anak, termasuk biayanya.
Karena, kita dikaruniani Tuhan Yang Maha Esa bahwa anak merupakan tanggung jawab. Dan satu diantaranya yang paling penting tanggung jawab terhadap pendidikan anak.
Untuk mempersiapkan dan merencanakan juga tidak gampang. Sebab, Pakar Financial Planner, Prita Hapsari Ghozie menyebut, 18% orang Indonesia hobi utang dan 32% suka gaya hidup.
Supaya tidak terjadi kesulitan untuk menyiapkan dana pendidikan, maka harus ada prioritas. Sebab, sebesar berapapun gaji kalau tidak memahami kebutuhan prioritas maka yang naik itu gaya hidup.
Nah, investasi yang bisa dilakukan untuk anak SD sampai sarjana, pilihanya bisa pakai investasi agresif. Misalnya, saham, dana kelolaan atau reksa dana dan bisa juga asuransi pendidikan.
Asuransi pendidikan lebih disarankan. Memang asuransi pendidikan saat anak duduk di bangku SD dan SMP masih terasa ringan dikarenakan kebutuhannya belum banyak. Tetapi, terasa manfaatnya saat masuk SMA atau kuliah.
Ada banyak pilihan bank, atau lembaga keuangan lain untuk program asuransi pendidikan. Bahkan, bank atau lembaga keuangan lain punya komitmen untuk membantu masyarakat dalam hal pentingnya perencanaan keuangan pendidikan anak.
"Program Goes to School adalah bentuk obligasi kami untuk melakukan edukasi pentingnya perencanaan keuangan. Karena kami ingin membantu masyarakat Indonesia," ujar Deputy GM Agency AIA Indonesia Cicilia Nina Triana, beberapa waktu lalu.
Ada banyak model asuransi pendidikan yang ditawarkan. Mislanya, Prudential dengan program PRUmy Child, dan PRUlink Edu Protection. Kemudian Manulife menawarkan asuransi pendidikan bernama ProGraduate, dan StudyLink. Sedang AXA Mandiri menawarkan program Asuransi Mandiri Tabungan Rencana dan Asuransi Mandiri Cerdas Syariah.
Tidak kalah lagi dengan AJB Bumiputera 1912. Ausransi lama yang beroperasi di Indonesia menawarkan program Mitra Beasiswa, dan Mitra Cerdas.
Masih banyak program asuransi pendidikan dari bank maupun lembaga keuangan lainnya. Masyarakat tinggal memilih sesuai kebutuhan dan dana yang dimiliki. Terpenting menyiapkan pendidikan anak tanpa harus mengurangi kebutuhan lain serta gaya hidup.
(izz)