HT: Ekonomi Indonesia Masih Menghadapi Tantangan Besar
A
A
A
MAGELANG - Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan tantangan ekonomi Indonesia ke depan cukup besar. Untuk itu dibutuhkan langkah langkah cepat untuk menjaga ekonomi sehingga bisa tetap bertahan.
"Indonesia termasuk negara keempat dari sisi jumlah penduduknya. Namun dari sisi kesejahteraan masih urutan ke 115," ungkapnya saat menjadi inspiring speech, di Indonesia Leaders Forum yang digelar di Plataran Herritage Hotel, Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Kamis (26/10/2017).
Diakuinya pemerintah sudah membentuk suatu badan di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yaitu Pembiayaan Proyek Infrastruktur Nasional (PINA). Hal itu untuk menjalankan proyek proyek beban pemerintah berkurang. "Namun itu belum maksimal karena proyek yang dibagi masih sifatnya startup," ulasnya.
Dengan jumlah penduduk yang besar, perkembangan teknologi digital harus disikapi dengan hati-hati. Dalam perkembangan digital ada dua konsul yang dominan. Pertama adalah network yang satu aplikasi. Untuk network, hal ini sangat mahal. "Ini seperti infrastruktur," lanjut dia.
Begitu juga dengan aplikasi. Indonesia, kata dia, belum siap dengan sistem aplikasi karena berdampak pada berkurangnya tenaga kerja. "Aplikasi akan menciptakan efisiensi yang tadinya dikerjakan 10 orang bisa menjadi satu orang saja," ucap pengusaha asal Jawa Timur.
Dengan kondisi ini, HT menganggap Indonesia belum siap masuk ke perkembangan aplikasi. "Karena ada dampak kesenjangan sosial," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, HT melihat kondisi ekonomi 2018 tidak ada perubahan yang drastis. Namun hanya akan tertolong dengan adanya Pilkada. "Ternyata tahun depan bulan Juni ada pilkada 171 provinsi maupuni kabupaten/kota. Dan dari sana ada 17 provinsi besar, biasanya mendekati pemilu terjadi peningkatan ekonomi yang lumayan," pungkasnya.
"Indonesia termasuk negara keempat dari sisi jumlah penduduknya. Namun dari sisi kesejahteraan masih urutan ke 115," ungkapnya saat menjadi inspiring speech, di Indonesia Leaders Forum yang digelar di Plataran Herritage Hotel, Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Kamis (26/10/2017).
Diakuinya pemerintah sudah membentuk suatu badan di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yaitu Pembiayaan Proyek Infrastruktur Nasional (PINA). Hal itu untuk menjalankan proyek proyek beban pemerintah berkurang. "Namun itu belum maksimal karena proyek yang dibagi masih sifatnya startup," ulasnya.
Dengan jumlah penduduk yang besar, perkembangan teknologi digital harus disikapi dengan hati-hati. Dalam perkembangan digital ada dua konsul yang dominan. Pertama adalah network yang satu aplikasi. Untuk network, hal ini sangat mahal. "Ini seperti infrastruktur," lanjut dia.
Begitu juga dengan aplikasi. Indonesia, kata dia, belum siap dengan sistem aplikasi karena berdampak pada berkurangnya tenaga kerja. "Aplikasi akan menciptakan efisiensi yang tadinya dikerjakan 10 orang bisa menjadi satu orang saja," ucap pengusaha asal Jawa Timur.
Dengan kondisi ini, HT menganggap Indonesia belum siap masuk ke perkembangan aplikasi. "Karena ada dampak kesenjangan sosial," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, HT melihat kondisi ekonomi 2018 tidak ada perubahan yang drastis. Namun hanya akan tertolong dengan adanya Pilkada. "Ternyata tahun depan bulan Juni ada pilkada 171 provinsi maupuni kabupaten/kota. Dan dari sana ada 17 provinsi besar, biasanya mendekati pemilu terjadi peningkatan ekonomi yang lumayan," pungkasnya.
(ven)