Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bisa Bengkak jika Molor
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, anggaran pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya bisa membengkak jika tidak segera dibangun.
Menteri PUPR Basoeki Hadimuljono mengatakan, perkiraan kebutuhan investasi untuk proyek itu sekitar Rp60 triliun, termasuk sekitar Rp20 triliun untuk pengurusan 800 perlintasan sebidang kereta api Jakarta-Surabaya.
"Sekarang sudah dialokasikan misalnya Rp45 triliun untuk pekerjaan sipil tapi pasti ada yang berubah, ini diminta dihitung lagi. Sekarang Rp60 triliun kalau makin molor, anggaran makin naik, harus dihitung lagi. Hitungan di BPPT," ujarnya usai bertemu perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) di kantornya, Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Proyek kereta api cepat Jakarta-Surabaya ini akan dimulai tahun depan. Pemerintah menggandeng JICA untuk pembangunan proyek tersebut.
Dia menjelaskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sudah melakukan presentasi teknis terkait pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya, namun pihaknya masih menyoroti dari sisi desain.
"Bu Rini presentasi dari teknis karena saya diperbantukan komite keamanan jembatan panjang, panjang 180 kilometer, 30% yang ad grid, 40% itu jembatan seperti Cisomang, 30% terowongan, konstruksi itu kan butuh ketelitian dalam desain dan surveinya," katanya.
Konstruksi yang melewati berbagai tempat rumit seperti terowongan dan jembatan ini perlu dilakukan pengecekan secara detil supaya menjamin keamanan operasional.
"Sehingga, kemungkinan ada biaya simpanan, kalau terowongan pasti ada kondisi yang tidak terduga, termasuk jembatan. Cisomang itu kan dibor enggak ketemu, berarti harus lain lagi konstruksinya. Jadi, perlu ketelitian tinggi," ujar Basoeki.
Menteri PUPR Basoeki Hadimuljono mengatakan, perkiraan kebutuhan investasi untuk proyek itu sekitar Rp60 triliun, termasuk sekitar Rp20 triliun untuk pengurusan 800 perlintasan sebidang kereta api Jakarta-Surabaya.
"Sekarang sudah dialokasikan misalnya Rp45 triliun untuk pekerjaan sipil tapi pasti ada yang berubah, ini diminta dihitung lagi. Sekarang Rp60 triliun kalau makin molor, anggaran makin naik, harus dihitung lagi. Hitungan di BPPT," ujarnya usai bertemu perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) di kantornya, Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Proyek kereta api cepat Jakarta-Surabaya ini akan dimulai tahun depan. Pemerintah menggandeng JICA untuk pembangunan proyek tersebut.
Dia menjelaskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sudah melakukan presentasi teknis terkait pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya, namun pihaknya masih menyoroti dari sisi desain.
"Bu Rini presentasi dari teknis karena saya diperbantukan komite keamanan jembatan panjang, panjang 180 kilometer, 30% yang ad grid, 40% itu jembatan seperti Cisomang, 30% terowongan, konstruksi itu kan butuh ketelitian dalam desain dan surveinya," katanya.
Konstruksi yang melewati berbagai tempat rumit seperti terowongan dan jembatan ini perlu dilakukan pengecekan secara detil supaya menjamin keamanan operasional.
"Sehingga, kemungkinan ada biaya simpanan, kalau terowongan pasti ada kondisi yang tidak terduga, termasuk jembatan. Cisomang itu kan dibor enggak ketemu, berarti harus lain lagi konstruksinya. Jadi, perlu ketelitian tinggi," ujar Basoeki.
(izz)