OJK: Industri Pasar Modal Domestik Menguat
A
A
A
JAKARTA - Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fakhri Hilmi mengatakan, OJK optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 dan 2018 akan terus meningkat meski terbatas, dengan tren inflasi yang diperkirakan cukup rendah.
Industri pasar modal domestik sepanjang kuartal III/2017 secara umum mencatatkan penguatan, dengan volatilitas yang relatif rendah. Memasuki akhir Oktober 2017 IHSG telah tumbuh sebesar 12,81% (ytd).
"Bahkan pada penutupan pasar 25 Oktober 2017, IHSG mencatatkan rekor baru tertinggi sepanjang sejarah, yakni ditutup pada posisi 6.025," kata Fakhri usai acara Economic & Capital Market Outlook 2018 di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Menurutnya, penguatan ini terutama ditopang oleh masuknya investor domestik ke pasar modal, di tengah berlanjutnya kecenderungan jual nonresiden akibat dipengaruhi ketidakpastian global.
Kondisi fundamental emiten listed pada semester I/2017 yang membukukan kenaikan kinerja, turut mendorong aktivitas investor domestik tersebut. Hingga kuartal III/2017, penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp188 triliun, meningkat sebesar 63,3% (yoy).
Peningkatan ini terutama didorong oleh penghimpunan dana yang dilakukan oleh Lembaga Jasa Keuangan untuk membiayai modal kerja. Optimisme positif juga ditunjukkan industri reksa dana di mana pada kuartal ke III/2017, tercatat nilai Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana naik 8,15% menjadi Rp414 triliun (qtq).
"Khusus di sektor pasar modal, kami melihat tren penguatan IHSG diperkirakan akan terus berlanjut. Sementara, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan akan terus meningkat," terangnya.
Hal ini antara lain dipicu oleh kebutuhan pemerintah akan sumber-sumber alternatif pembiayaan bagi pembangunan berbagai proyek infrastruktur yang tidak mampu dibiayai APBN sepenuhnya.
Industri pasar modal domestik sepanjang kuartal III/2017 secara umum mencatatkan penguatan, dengan volatilitas yang relatif rendah. Memasuki akhir Oktober 2017 IHSG telah tumbuh sebesar 12,81% (ytd).
"Bahkan pada penutupan pasar 25 Oktober 2017, IHSG mencatatkan rekor baru tertinggi sepanjang sejarah, yakni ditutup pada posisi 6.025," kata Fakhri usai acara Economic & Capital Market Outlook 2018 di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Menurutnya, penguatan ini terutama ditopang oleh masuknya investor domestik ke pasar modal, di tengah berlanjutnya kecenderungan jual nonresiden akibat dipengaruhi ketidakpastian global.
Kondisi fundamental emiten listed pada semester I/2017 yang membukukan kenaikan kinerja, turut mendorong aktivitas investor domestik tersebut. Hingga kuartal III/2017, penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp188 triliun, meningkat sebesar 63,3% (yoy).
Peningkatan ini terutama didorong oleh penghimpunan dana yang dilakukan oleh Lembaga Jasa Keuangan untuk membiayai modal kerja. Optimisme positif juga ditunjukkan industri reksa dana di mana pada kuartal ke III/2017, tercatat nilai Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana naik 8,15% menjadi Rp414 triliun (qtq).
"Khusus di sektor pasar modal, kami melihat tren penguatan IHSG diperkirakan akan terus berlanjut. Sementara, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan akan terus meningkat," terangnya.
Hal ini antara lain dipicu oleh kebutuhan pemerintah akan sumber-sumber alternatif pembiayaan bagi pembangunan berbagai proyek infrastruktur yang tidak mampu dibiayai APBN sepenuhnya.
(izz)