Maldy Al-Jufrie: Tunggu Saja Tanggal Mainnya
A
A
A
KESIBUKAN jajaran direksi PT Vivo Energy Indonesia kian bertambah usai SPBU-nya diresmikan oleh Menteri ESDM Ignatius Jonan. Kesibukan itu juga dialami oleh Maldy Al-Jufrie. Kendati sibuk dan tengah berada di luar negeri, Maldy masih menyempatkan diri untuk menjawab beberapa pertanyaan Fikri Kurniawan dari SINDO Weekly lewat aplikasi pesan WhatsApp, Kamis (2/11/2017).
Menurutnya, masuknya Vivo ke bisnis SPBU karena bisnis ini di Tanah Air masih memiliki potensi yang cukup besar. "Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk yang banyak dan kondisi ekonominya memiliki potensi pasar yang baik," kata Maldy. Dia kemudian menjelaskan sedikit soal asal BBM Vivo. Berikut petikannya.
Mengapa Vivo terjun ke bisnis bensin dan SPBU?
Bisnis SPBU adalah bisnis yang sudah digeluti oleh Vivo dan afiliasinya di dunia. SPBU pertama kami memang di Indonesia. Bisa dikatakan SPBU kami ada beberapa ribu di seluruh dunia.
Bagaimana Vivo melihat bisnis BBM di Indonesia?
Kami melihat pasar Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi cukup besar dari penduduknya dan juga dari kondisi ekonominya.
Mengapa bisa menjual BBM dengan harga lebih murah dari Premium milik Pertamina?
Saya tidak bisa komentar kalau dibandingkan dengan pihak lain. Bukan kapasitas saya untuk menjawab BBM dari pemain lainnya.
Bagaimana cara Vivo menghitung keekonomian untuk jenis BBM Ron 89? Ingin mengetahui jawabannya? Simak wawancara selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 36/VI/2017 yang terbit Senin (6/11/2017).
Menurutnya, masuknya Vivo ke bisnis SPBU karena bisnis ini di Tanah Air masih memiliki potensi yang cukup besar. "Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk yang banyak dan kondisi ekonominya memiliki potensi pasar yang baik," kata Maldy. Dia kemudian menjelaskan sedikit soal asal BBM Vivo. Berikut petikannya.
Mengapa Vivo terjun ke bisnis bensin dan SPBU?
Bisnis SPBU adalah bisnis yang sudah digeluti oleh Vivo dan afiliasinya di dunia. SPBU pertama kami memang di Indonesia. Bisa dikatakan SPBU kami ada beberapa ribu di seluruh dunia.
Bagaimana Vivo melihat bisnis BBM di Indonesia?
Kami melihat pasar Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi cukup besar dari penduduknya dan juga dari kondisi ekonominya.
Mengapa bisa menjual BBM dengan harga lebih murah dari Premium milik Pertamina?
Saya tidak bisa komentar kalau dibandingkan dengan pihak lain. Bukan kapasitas saya untuk menjawab BBM dari pemain lainnya.
Bagaimana cara Vivo menghitung keekonomian untuk jenis BBM Ron 89? Ingin mengetahui jawabannya? Simak wawancara selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 36/VI/2017 yang terbit Senin (6/11/2017).
(amm)