BI Putar Haluan Kembangkan Industri Jasa Keuangan Syariah
A
A
A
SURABAYA - Bank Indonesia (BI) mengubah strateginya dalam mengembangkan ekonomi berbasis syariah di Indonesia. Sebelumnya industri jasa keuangan syariah menjadi prioritas untuk dikembangkan, kini otoritas moneter memilih untuk putar haluan dengan terlebih dahulu mengembangkan sektor ekonomi yang lebih ringan dan mudah untuk dikembangkan.
(Baca Juga: BI: Baru 10% Masyarakat RI Melek Keuangan Syariah)
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyadari bahwa jika Indonesia hanya fokus untuk mengembangkan industri jasa keuangan syariah seperti perbankan syariah, asuransi syariah, atau lembaga jasa keuangan syariah mikro, maka kemungkinan untuk berkembang cepat sangat tipis.
Namun, lanjut dia, jika pihaknya terlebih dahulu melakukan pemberdayaan ekonomi berbasis syariah, maka industri jasa keuangan perlahan akan mengikuti pergerakannya.
"Karena kita semakin menyadari kita tidak akan begitu bisa berhasil mengembangkan sektor keuangannya apa bank, asuransi atau lembaga keuangan mikro kalau hanya fokus ke sektor keuangan saja. Pemberdayaan ekonomi itu harus didorong, jadi kita mengibaratkan, tidak boleh fokus hanya memperbesar busnya saja. Tapi kita harus secara bersamaan juga meningkatkan penumpangnya," kata dia di Grand City Convention Center, Surabaya, Rabu (8/11/2017).
(Baca Juga: BI Ingin RI Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah)
Misalnya, dengan mengembangkan industri makanan dan minuman halal, fesyen syariah, dan pariwisata syariah. Jika ketiga sektor tersebut sudah berkembang dengan besar, maka perlahan industri jasa keuangan syariah akan semakin berkembang.
"Jadi, kita tidak hanya fokus ke sektor keuangan tapi pemberdayaan ekonomi baik kecil, menengah, maupun besar. Apakah model bisnis ekonomi pesantren yang renewable energy seperti daur ulang sampah, ada juga di pertanian, dan perdagangan, termasuk dengan halal industri, apa food, fashion, tourism itu mulai kita lakukan tahun ini," jelas dia.
(Baca Juga: BI: Baru 10% Masyarakat RI Melek Keuangan Syariah)
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyadari bahwa jika Indonesia hanya fokus untuk mengembangkan industri jasa keuangan syariah seperti perbankan syariah, asuransi syariah, atau lembaga jasa keuangan syariah mikro, maka kemungkinan untuk berkembang cepat sangat tipis.
Namun, lanjut dia, jika pihaknya terlebih dahulu melakukan pemberdayaan ekonomi berbasis syariah, maka industri jasa keuangan perlahan akan mengikuti pergerakannya.
"Karena kita semakin menyadari kita tidak akan begitu bisa berhasil mengembangkan sektor keuangannya apa bank, asuransi atau lembaga keuangan mikro kalau hanya fokus ke sektor keuangan saja. Pemberdayaan ekonomi itu harus didorong, jadi kita mengibaratkan, tidak boleh fokus hanya memperbesar busnya saja. Tapi kita harus secara bersamaan juga meningkatkan penumpangnya," kata dia di Grand City Convention Center, Surabaya, Rabu (8/11/2017).
(Baca Juga: BI Ingin RI Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah)
Misalnya, dengan mengembangkan industri makanan dan minuman halal, fesyen syariah, dan pariwisata syariah. Jika ketiga sektor tersebut sudah berkembang dengan besar, maka perlahan industri jasa keuangan syariah akan semakin berkembang.
"Jadi, kita tidak hanya fokus ke sektor keuangan tapi pemberdayaan ekonomi baik kecil, menengah, maupun besar. Apakah model bisnis ekonomi pesantren yang renewable energy seperti daur ulang sampah, ada juga di pertanian, dan perdagangan, termasuk dengan halal industri, apa food, fashion, tourism itu mulai kita lakukan tahun ini," jelas dia.
(izz)