Proyek PLTG Dinilai Memperkaya Keragaman Energi Indonesia

Kamis, 09 November 2017 - 06:02 WIB
Proyek PLTG Dinilai...
Proyek PLTG Dinilai Memperkaya Keragaman Energi Indonesia
A A A
JAKARTA - Seiring dengan rencana Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur gas nasional, pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dinilai menjadi satu langkah penting untuk memperkaya keragaman energi negara ini.

“Pembangkit listrik tenaga gas dapat memberikan fleksibilitas lebih besar dalam mengatur kebutuhan jaringan listrik waktu puncak dan luar-waktu puncak, sementara kemajuan teknologi memungkinkan fasilitas gas ditingkatkan untuk pembangkit beban dasar,” kata Jim Schnieders, Country Manager, Indonesia dan Director Black & Veatch EPC Power di Asia dalam keterangan pers, Rabu (8/11/2017).

Sekadar diketahui, Black & Veatch berperan di sejumlah proyek pembangkit listrik berskala besar di seluruh Asia Tenggara. Perusahaan ini juga telah masuk dalam daftar perusahaan yang dapat mengikuti tender proyek EPC untuk pembangkit listrik bertenaga gas semua skala di Indonesia, termasuk proyek dengan skala di bawah 25 megawatt (MW) hingga lebih dari 300 MW.

Perusahaan juga telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti tender proyek-proyek EPC turbin gas dan mesin gas, baik yang siklus terbuka (open cycle) ataupun siklus kombinasi (combined cycle), berdasarkan pemberitahuan yang diterima dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Bersamaan dengan semakin banyaknya pasokan gas dari Australia dan Amerika Utara ke Asia dalam beberapa tahun ke depan, kata dia, harga gas alam diperkirakan tetap relatif rendah sehingga mendorong pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga gas lebih banyak.

“Di seluruh Asia Tenggara, perubahan paling signifikan yang akan kita lihat adalah kemungkinan peningkatan pengembangan combined cycle skala besar yang akan membantu ekonomi untuk memperkaya keragaman energi mereka," kata dia.

Namun demikian, imbuh dia, infrastruktur pipa gas masih relatif belum dikembangkan di Indonesia. Infrastruktur gas alam cair (LNG) menghadirkan opsi alternatif untuk menghindari ketergantungan pada jaringan pipa dalam mendistribusikan gas sehingga mengurangi keseluruhan biaya dan waktu untuk membangun infrastruktur gas.

Negara maritim yang sedang berkembang seperti Indonesia menurutnya juga memiliki kesempatan untuk merencanakan terminal penerimaan LNG terintegrasi yang dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga gas.

"Pengangkutan gas hemat biaya ke pusat permintaan merupakan tantangan signifikan yang dihadapi para perencana di sektor gas di Indonesia," tambah Rochman Goswami, Managing Director Black & Veatch untuk bisnis Oil & Gas di Asia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9089 seconds (0.1#10.140)