Pelan Tapi Pasti, Data IMF Membuktikan Dominasi Dolar Memudar

Jum'at, 27 Desember 2024 - 16:53 WIB
loading...
Pelan Tapi Pasti, Data...
Data IMF menunjukkan bahwa pangsa dolar AS dalam cadangan devisa global telah turun ke titik terendah dalam hampir 30 tahun. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Data terbaru yang diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional ( IMF ) menunjukkan, pangsa dolar AS dalam cadangan devisa global telah turun ke titik terendah dalam hampir 30 tahun.

Mengutip Russia Today, Jumat (27/12/2024), statistik yang dilacak oleh lembaga yang berpusat di Washington tersebut menunjukkan bahwa pangsa dolar AS dalam cadangan resmi turun sebesar 0,85% antara Juli dan September tahun ini, dan sekarang berada pada 57,4% – level terendah sejak 1995. IMF tidak memberikan statistik untuk tahun-tahun sebelumnya.



IMF menandai tren tersebut pada bulan Juni, ketika mencatat dalam blog resminya bahwa penurunan dolar terjadi di tengah upaya diversifikasi oleh negara-negara di seluruh dunia. Misalnya, sementara data menunjukkan bahwa pangsa dolar AS telah terus menurun selama tiga kuartal terakhir, pangsa mata uang "nontradisional" telah meningkat.

Dolar AS juga telah kehilangan pijakannya terhadap euro. Pada kuartal ketiga, pangsanya melonjak menjadi 20,02% dibandingkan dengan 19,75% pada kuartal kedua. Investasi global dalam yen Jepang telah melonjak selama enam kuartal terakhir, dengan pangsanya di kuartal ketiga sebesar 5,82%.

Data juga menunjukkan penghentian penurunan pangsa yuan China dalam kepemilikan valas global, yang berlangsung selama sembilan kuartal. Pada kuartal ketiga, pangsa yuan naik menjadi 2,17%.

Meskipun tren menurun, dolar sejauh ini tetap menjadi mata uang cadangan utama, statistik IMF menunjukkan. Sementara di posisi kedua adalah euro.

Status greenback yang telah lama berlaku sebagai mata uang dominan dunia telah terancam dalam beberapa tahun terakhir di tengah kekhawatiran atas melonjaknya utang AS dan sanksi yang telah dijatuhkan Washington kepada para pesaingnya, termasuk Rusia.



Sebagai bagian dari sanksi anti-Rusia yang menyusul eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022, AS menghentikan transaksi dolar di bank sentral negara itu. Kemudian, Rusia melarang ekspor uang kertas dolar ke negara tersebut dan mempelopori upaya pembekuan aset Rusia di luar negeri.

Majalah Foreign Affairs menulis pada bulan Juni bahwa sanksi terhadap Rusia "tidak diragukan lagi telah membuat bank sentral lain bertanya-tanya apakah dana darurat berdenominasi dolar mereka sendiri akan dikunci jika pemerintah mereka berselisih dengan Washington."

Sementara itu, sanksi telah memaksa Rusia untuk melakukan de-dolarisasi. Menurut data bulan September, Moskow dan mitranya di blok ekonomi BRICS sekarang menggunakan mata uang nasional dalam 65% penyelesaian perdagangan bersama.

Dalam pidato di KTT BRICS di Kazan pada bulan Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa persenjataan dolar oleh Washington melalui sanksi dan penolakan akses negara-negara ke sistem keuangan Barat adalah "kesalahan besar" yang akan memaksa mereka "untuk mencari alternatif lain, yang sedang terjadi."
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ketidakpastian Melonjak,...
Ketidakpastian Melonjak, IMF Keluarkan Peringatan Ekonomi Global
Menguat Tipis, Rupiah...
Menguat Tipis, Rupiah Ditutup ke Rp16.833 per Dolar AS Sore Ini
Rupiah Melemah ke Rp16.826...
Rupiah Melemah ke Rp16.826 per Dolar AS, Masih Dipicu Tarif Impor Trump
Cadangan Devisa Maret...
Cadangan Devisa Maret 2025 Meningkat Jadi USD157,1 Miliar, Ini 2 Sumber Utamanya
Trump Melunak Soal Tarif,...
Trump Melunak Soal Tarif, Kurs Rupiah Balik Menguat usai Hampir Ambruk ke Rp17 Ribu
Nilai Tukar Rupiah Menuju...
Nilai Tukar Rupiah Menuju Rp17.000, Intip Dampak dan Mitigasinya
Gara-gara Tarif Trump,...
Gara-gara Tarif Trump, Rupiah Ambruk Nyaris Tembus Rp17.000 per Dolar AS
Bank Raksasa Jerman...
Bank Raksasa Jerman Memperingatkan Kejatuhan Dolar AS, Ini Dasarnya
Efek Tarif Trump, Rupiah...
Efek Tarif Trump, Rupiah Hari Ini Melemah ke Rp16.772 per USD
Rekomendasi
KH Ali Masykur Musa...
KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029 usai Temui Menkum Supratman
Hailey Bieber Umumkan...
Hailey Bieber Umumkan Idap 2 Kista Ovarium, Begini Kondisinya
Bukan Selingkuh, Paula...
Bukan Selingkuh, Paula Verhoeven Ungkap Kronologi Sebenarnya di Balik Tuduhan Baim Wong
Berita Terkini
Motori Transisi Energi,...
Motori Transisi Energi, PLN EPI Pamer Keunggulan di Ajang GHES
27 menit yang lalu
Sasar Kalangan Profesional,...
Sasar Kalangan Profesional, Edukasi Crypto Goes to Office
33 menit yang lalu
Seluruh Pekerja di Ekosistem...
Seluruh Pekerja di Ekosistem MBG Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan
44 menit yang lalu
Trump Bakal Kenakan...
Trump Bakal Kenakan Tarif Impor Panel Surya 3.521% dari 4 Negara Asia Tenggara
47 menit yang lalu
LG Batal Tanam Investasi...
LG Batal Tanam Investasi Rp129 Triliun, Prabowo: Pasti Ada Gantinya, Indonesia Cerah
1 jam yang lalu
Cara Daftar Koperasi...
Cara Daftar Koperasi Merah Putih, Simak Panduan Lengkapnya
2 jam yang lalu
Infografis
5 Fakta Menarik Belalang...
5 Fakta Menarik Belalang Setan, Cantik tapi Punya Cairan Beracun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved