Bumbu Masak Indonesia Akan Diproduksi di Arab Saudi
A
A
A
JAKARTA - Produsen utama bumbu masak dan bahan makanan Indonesia, PT Sasa Inti, bekerja sama dengan perusahaan Arab Saudi, Sami Alkhatiri Est, siap membangun pabrik di Arab Saudi guna memenuhi permintaan pasar di wilayah Timur Tengah.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan mengungkapkan, setelah lulus dari serangkaian pengujian yang dilakukan Saudi Food and Drug Authority (SFDA) dan melihat potensi pasar makanan dan minuman yang besar di Arab Saudi, PT Sasa Inti siap membangun pabrik di Arab Saudi. Menurut Gunawan, masyarakat Arab Saudi yang sudah sangat mengenal Indonesia, bahkan menganggap Indonesia sebagai rumah kedua bagi mereka. Hal ini menjadi peluang memasarkan produk Indonesia ke Arab Saudi.
"Selain pasar yang sudah ada, kedekatan masyarakat Arab Saudi dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan Indonesia merupakan peluang positif bagi Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah untuk terus berinovasi dan mempromosikan produk makanan dari Indonesia di pasar Arab Saudi," ujarnya.
Sebelumnya PT Sasa Inti gencar melakukan roadshow guna mempromosikan produk-produk mereka kepada warga Arab Saudi dan masyarakat Indonesia di Arab Saudi. Promosi ini dilakukan bersama Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI di Jeddah Arab Saudi pada 2-4 November 2017 lalu di Wisma KJRI Jeddah, Arab Saudi.
Salah satu kegiatan dalam rangkaian promosi yang dilakukan, yaitu pertemuan bisnis ke bisnis (B2B). Pada pertemuan yang difasilitasi ITPC dan Fungsi Ekonomi KJRI Jeddah ini hadir lebih dari 80 mitra perwakilan Indonesia di Jeddah. Mitra ini terdiri atas buyers, muasasah, katering haji dan umrah, juru masak, pemilik res toran, pemilik grosir, pengelola toko Indonesia, serta asosiasi pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Saat membuka pertemuan dari bisnis ke bisnis, Konsul Jenderal RI Jeddah M Hery Saripudin mengatakan, tujuan pertemuan B2B itu adalah mengedukasi dan menyebarkan informasi mengenai produk dari PT Sasa Inti berupa spesifikasi produk serta manfaat produk tersebut untuk kebutuhan pokok sehari-hari.
Acara festival makanan dan minuman Indonesia yang digelar saat pesta rakyat dipadati lebih dari 4.000 orang yang merupakan masyarakat Indonesia. Herry mengatakan, seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi merupakan duta promosi dan sekaligus pasar bagi produk Indonesia.
Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah menjadi fasilitator dalam mendongkrak ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi. "Kunci sukses promosi ini dengan melakukan pendekatan lebih intens dan efektif kepada seluruh WNI dan juga para diaspora Indonesia yang bekerja di Arab Saudi," katanya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah, pada tahun 2016 terdapat 94 toko/bagala dan 22 restoran di Jeddah yang dikelola WNI. Selain itu, tercatat jumlah jamaah haji tahun 2017 sebesar 221.000 orang dan jamaah umrah mencapai 1,2 juta orang per tahun.
"Banyaknya warga Indonesia yang beribadah haji dan umrah serta mukminin di Arab Saudi ini merupakan captive market bagi produk-produk Indonesia, khususnya makanan dan minuman," kata Gunawan.
Menurut data Kementerian Perdagangan, hingga Agustus 2017 nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi mencapai lebih dari USD959 juta atau naik 1,69% dari periode sama tahun sebelumnya dengan nilai transaksi mencapai USD943 juta. Khusus untuk komoditas makanan olahan, hingga periode Agustus 2017, Indonesia berhasil merealisasikan ekspor komoditas makanan dan minuman dengan nilai lebih dari USD106,42 juta.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan mengungkapkan, setelah lulus dari serangkaian pengujian yang dilakukan Saudi Food and Drug Authority (SFDA) dan melihat potensi pasar makanan dan minuman yang besar di Arab Saudi, PT Sasa Inti siap membangun pabrik di Arab Saudi. Menurut Gunawan, masyarakat Arab Saudi yang sudah sangat mengenal Indonesia, bahkan menganggap Indonesia sebagai rumah kedua bagi mereka. Hal ini menjadi peluang memasarkan produk Indonesia ke Arab Saudi.
"Selain pasar yang sudah ada, kedekatan masyarakat Arab Saudi dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan Indonesia merupakan peluang positif bagi Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah untuk terus berinovasi dan mempromosikan produk makanan dari Indonesia di pasar Arab Saudi," ujarnya.
Sebelumnya PT Sasa Inti gencar melakukan roadshow guna mempromosikan produk-produk mereka kepada warga Arab Saudi dan masyarakat Indonesia di Arab Saudi. Promosi ini dilakukan bersama Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI di Jeddah Arab Saudi pada 2-4 November 2017 lalu di Wisma KJRI Jeddah, Arab Saudi.
Salah satu kegiatan dalam rangkaian promosi yang dilakukan, yaitu pertemuan bisnis ke bisnis (B2B). Pada pertemuan yang difasilitasi ITPC dan Fungsi Ekonomi KJRI Jeddah ini hadir lebih dari 80 mitra perwakilan Indonesia di Jeddah. Mitra ini terdiri atas buyers, muasasah, katering haji dan umrah, juru masak, pemilik res toran, pemilik grosir, pengelola toko Indonesia, serta asosiasi pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Saat membuka pertemuan dari bisnis ke bisnis, Konsul Jenderal RI Jeddah M Hery Saripudin mengatakan, tujuan pertemuan B2B itu adalah mengedukasi dan menyebarkan informasi mengenai produk dari PT Sasa Inti berupa spesifikasi produk serta manfaat produk tersebut untuk kebutuhan pokok sehari-hari.
Acara festival makanan dan minuman Indonesia yang digelar saat pesta rakyat dipadati lebih dari 4.000 orang yang merupakan masyarakat Indonesia. Herry mengatakan, seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi merupakan duta promosi dan sekaligus pasar bagi produk Indonesia.
Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah menjadi fasilitator dalam mendongkrak ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi. "Kunci sukses promosi ini dengan melakukan pendekatan lebih intens dan efektif kepada seluruh WNI dan juga para diaspora Indonesia yang bekerja di Arab Saudi," katanya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah, pada tahun 2016 terdapat 94 toko/bagala dan 22 restoran di Jeddah yang dikelola WNI. Selain itu, tercatat jumlah jamaah haji tahun 2017 sebesar 221.000 orang dan jamaah umrah mencapai 1,2 juta orang per tahun.
"Banyaknya warga Indonesia yang beribadah haji dan umrah serta mukminin di Arab Saudi ini merupakan captive market bagi produk-produk Indonesia, khususnya makanan dan minuman," kata Gunawan.
Menurut data Kementerian Perdagangan, hingga Agustus 2017 nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi mencapai lebih dari USD959 juta atau naik 1,69% dari periode sama tahun sebelumnya dengan nilai transaksi mencapai USD943 juta. Khusus untuk komoditas makanan olahan, hingga periode Agustus 2017, Indonesia berhasil merealisasikan ekspor komoditas makanan dan minuman dengan nilai lebih dari USD106,42 juta.
(amm)