Mandiri Sekuritas Dorong Percepatan Infrastruktur lewat Pasar Modal
A
A
A
MALANG - PT Mandiri Sekuritas melakukan terobosan di industri pasar modal dengan menghadirkan inovasi alternatif pendanaan guna mendukung akselerasi pembangunan infrastruktur nasional. Inovasi pendanaan ini memberikan lebih banyak pilihan skema bagi korporasi untuk mendapatkan akses pendanaan serta memberikan ragam portofolio investasi bagi para investor.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, dalam kurun 10 tahun terakhir, Mandiri Sekuritas telah dipercaya menyelesaikan lebih dari 470 transaksi penjaminan emisi saham dan obligasi senilai total Rp108,5 triliun melalui pasar modal.
Pada tahun ini, Mandiri Sekuritas memperkenalkan tiga inovasi pendanaan guna memfasilitasi kebutuhan korporasi sekaligus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Ketiga instrumen tersebut antara lain, sekuritisasi aset, obligasi berbasis proyek (project bond), serta global IDR bonds," ujarnya di Malang, Jumat (10/11/2017).
Silvano menyampaikan, Mandiri Sekuritas sukses memperkenalkan dua alternatif pendanaan baru melalui pasar modal yaitu melalui mekanisme sekuritisasi aset dan menggunakan skema project bond. Debut sukses dua instrumen pendanaan ini mendapat sambutan positif dari para investor serta mendapat dukungan penuh oleh Pemerintah.
Pada akhir Agustus lalu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sukses menerbitkan produk investasi surat berharga sekuritisasi yang berbasis potensi pendapatan di masa depan (future revenue based securities / FRBS) dari Tol Jagorawi. Produk bernama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri JSMR01 ini merupakan sejarah baru pendanaan di industri pasar modal Indonesia.
Sementara pekan ini, Silvano menambahkan, PT Marga Lingkar Jakarta resmi mencatatkan Obligasi I Marga Lingkar Jakarta Tahun 2017 senilai total Rp1,5 triliun. Skema project bond yang diterbitkan menggunakan ruas tol JORR W2 Utara atau ruas Kebon Jeruk-Ulujami yang telah beroperasi penuh sejak tahun 2014.
Lalu, Mandiri Sekuritas juga memperkenalkan peluang pendanaan Global IDR Bonds secara luas sejak kuartal-III tahun 2017. "Global IDR Bonds adalah efek bersifat utang berdenominasi rupiah yang dapat ditawarkan tidak hanya kepada investor domestik, namun juga terutama kepada investor global," pungkasnya.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, dalam kurun 10 tahun terakhir, Mandiri Sekuritas telah dipercaya menyelesaikan lebih dari 470 transaksi penjaminan emisi saham dan obligasi senilai total Rp108,5 triliun melalui pasar modal.
Pada tahun ini, Mandiri Sekuritas memperkenalkan tiga inovasi pendanaan guna memfasilitasi kebutuhan korporasi sekaligus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Ketiga instrumen tersebut antara lain, sekuritisasi aset, obligasi berbasis proyek (project bond), serta global IDR bonds," ujarnya di Malang, Jumat (10/11/2017).
Silvano menyampaikan, Mandiri Sekuritas sukses memperkenalkan dua alternatif pendanaan baru melalui pasar modal yaitu melalui mekanisme sekuritisasi aset dan menggunakan skema project bond. Debut sukses dua instrumen pendanaan ini mendapat sambutan positif dari para investor serta mendapat dukungan penuh oleh Pemerintah.
Pada akhir Agustus lalu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sukses menerbitkan produk investasi surat berharga sekuritisasi yang berbasis potensi pendapatan di masa depan (future revenue based securities / FRBS) dari Tol Jagorawi. Produk bernama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri JSMR01 ini merupakan sejarah baru pendanaan di industri pasar modal Indonesia.
Sementara pekan ini, Silvano menambahkan, PT Marga Lingkar Jakarta resmi mencatatkan Obligasi I Marga Lingkar Jakarta Tahun 2017 senilai total Rp1,5 triliun. Skema project bond yang diterbitkan menggunakan ruas tol JORR W2 Utara atau ruas Kebon Jeruk-Ulujami yang telah beroperasi penuh sejak tahun 2014.
Lalu, Mandiri Sekuritas juga memperkenalkan peluang pendanaan Global IDR Bonds secara luas sejak kuartal-III tahun 2017. "Global IDR Bonds adalah efek bersifat utang berdenominasi rupiah yang dapat ditawarkan tidak hanya kepada investor domestik, namun juga terutama kepada investor global," pungkasnya.
(akr)