RI Diramal Krisis, BI Pede Suku Bunga Turun Bantu Kerek Ekonomi
A
A
A
SURABAYA - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI 7-days Repo Rate) bisa membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berbeda dengan pernyataan yang disampaikan ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri yang menyatakan bahwa penurunan suku bunga BI akan membuat Indonesia mengalami sedikit krisis di akhir tahun.
(Baca Juga: Faisal Basri: Hati-hati, Akan Ada Krisis Ekonomi
Gubernur BI Agus Martowardojo meyakini, penurunan BI 7-days Repo Rate akan membuat inflasi terjaga dan neraca transaksi berjalan dalam kondisi yang sehat. Selanjutnya, hal tersebut akan membuat ekonomi Indonesia tumbuh karena akan ada transmisi dari kebijakan BI tersebut terhadap suku bunga perbankan.
"Kami meyakini kalau seandainya bunga diturunkan, BI 7-days itu orientasi utama inflasi terjaga dan transaksi berjalan dalam keadaan sehat. Namun itu akan membantu tumbuhnya ekonomi karena dengan bisa dilakukan penyesuaian, ada transmisi daripada kebijakan berupa bunga atau saluran kredit itu akan membawa prospek lebih baik pada Indonesia," katanya di Grand City Convention Center, Surabaya, Jumat (10/11/2017).
Mantan Bos Bank Mandiri ini berharap, dampak penurunan suku bunga tersebut akan segera terasa terhadap tingkat suku bunga kredit dan pertumbuhan kredit di masa yang akan datang. Meskipun, harus diakui bahwa dampaknya baru akan terasa dua hingga tiga kuartal mendatang.
"Kalau BI rate itu sudah diturunkan, kita tentu mengharapkan channel kepada tingkat bunga kredit, pertumbuhan kredit, bisa berjalan. Tapi kita tahu itu butuh dua hingga tiga kuartal dan membuat 2018 harusnya kondisi tingkat bunga bisa lebih disesuaikan dan juga permintaan kredit akan membaik," tandasnya.
Pada berita sebelumnya, Ekonom Faisal Basri mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati. Dia memprediksi, akhir tahun ini akan ada krisis yang bakal mengguncang ekonomi Indonesia, meski tidak terlalu besar.
Menurut Faisal, guncangan yang akan melanda perekonomian Indonesia itu akibat dari kesalahan pemerintah sendiri yang telah mengeluarkan beberapa kebijakan tak tepat, seperti menurunkan suku bunga.
"Hati-hati sampai Desember kemungkinan ada krisis kecil yang diciptakan pemerintah sendiri, tapi krisisnya sebentar dan bisa dilewati karena pemerintah akhirnya sadar tidak bisa lagi ugal-ugalan," ujarnya.
(Baca Juga: Faisal Basri: Hati-hati, Akan Ada Krisis Ekonomi
Gubernur BI Agus Martowardojo meyakini, penurunan BI 7-days Repo Rate akan membuat inflasi terjaga dan neraca transaksi berjalan dalam kondisi yang sehat. Selanjutnya, hal tersebut akan membuat ekonomi Indonesia tumbuh karena akan ada transmisi dari kebijakan BI tersebut terhadap suku bunga perbankan.
"Kami meyakini kalau seandainya bunga diturunkan, BI 7-days itu orientasi utama inflasi terjaga dan transaksi berjalan dalam keadaan sehat. Namun itu akan membantu tumbuhnya ekonomi karena dengan bisa dilakukan penyesuaian, ada transmisi daripada kebijakan berupa bunga atau saluran kredit itu akan membawa prospek lebih baik pada Indonesia," katanya di Grand City Convention Center, Surabaya, Jumat (10/11/2017).
Mantan Bos Bank Mandiri ini berharap, dampak penurunan suku bunga tersebut akan segera terasa terhadap tingkat suku bunga kredit dan pertumbuhan kredit di masa yang akan datang. Meskipun, harus diakui bahwa dampaknya baru akan terasa dua hingga tiga kuartal mendatang.
"Kalau BI rate itu sudah diturunkan, kita tentu mengharapkan channel kepada tingkat bunga kredit, pertumbuhan kredit, bisa berjalan. Tapi kita tahu itu butuh dua hingga tiga kuartal dan membuat 2018 harusnya kondisi tingkat bunga bisa lebih disesuaikan dan juga permintaan kredit akan membaik," tandasnya.
Pada berita sebelumnya, Ekonom Faisal Basri mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati. Dia memprediksi, akhir tahun ini akan ada krisis yang bakal mengguncang ekonomi Indonesia, meski tidak terlalu besar.
Menurut Faisal, guncangan yang akan melanda perekonomian Indonesia itu akibat dari kesalahan pemerintah sendiri yang telah mengeluarkan beberapa kebijakan tak tepat, seperti menurunkan suku bunga.
"Hati-hati sampai Desember kemungkinan ada krisis kecil yang diciptakan pemerintah sendiri, tapi krisisnya sebentar dan bisa dilewati karena pemerintah akhirnya sadar tidak bisa lagi ugal-ugalan," ujarnya.
(akr)