APEC Sepakat TPP Berlanjut Tanpa AS

Sabtu, 11 November 2017 - 14:27 WIB
APEC Sepakat TPP Berlanjut Tanpa AS
APEC Sepakat TPP Berlanjut Tanpa AS
A A A
VIETNAM - Beberapa negara yang tergabung dalam kesepakatan perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP) telah menyetujui untuk terus bergerak maju tanpa keterlibatan Amerika Serikat. Hal ini seperti dikatakan beberapa pejabat pada hari ini setelah perlawanan terakhir dari Kanada yang menimbulkan keraguan baru tentang kelangsungan TPP.

Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/11/2017), kesepakatan ini dorongan sebagai prinsip pakta perdagangan multilateral setelah Presiden AS Donald Trump memilih untuk melepas TPP tahun ini untuk mendukung kebijakan "America Fisrt" yang dia percaya akan menyelamatkan pekerjaan AS.

Pembicaraan ini memanas di sela pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vietnam, di mana Trump dan pemimpin negara lainnya menggelar pertemuan hari ini. "Kami telah mengatasi bagian tersulit," kata menteri perdagangan Vietnam, Tran Tuan Anh dalam sebuah konferensi pers.

"Kesepakatan tersebut yang masih perlu diselesaikan, sekarang akan disebut Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP)," imbuhnya.

Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi berharap bahwa langkah maju dengan kesepakatan perdagangan ini akan menjadi langkah maju. Sebagian untuk melawan dominasi China yang tumbuh di Asia, Jepang telah melobi keras kesepakatan TPP untuk menghilangkan tarif pada produk industri dan pertanian di seluruh blok 11 negara yang perdagangannya mencapai USD356 miliar tahun lalu.

Motegi menuturkan, untuk mencapai kesepakatan tersebut, 20 ketentuan dalam perjanjian awal akan ditangguhkan. Kesepakatan tersebut akan berlaku setelah diratifikasi oleh enam dari 11 anggota.

Setiap kesepakatan tampak ragu pada Jumat, ketika sebuah pertemuan pemimpin TPP dibatalkan setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau tidak hadir. Menteri Perdagangan Kanada kemudian menyalahkan ketidakhadiran Trudeau atas "kesalahpahaman tentang jadwalnya".

Kanada, yang memiliki ekonomi terbesar kedua di antara negara-negara TPP setelah Jepang mengatakan bahwa mereka ingin memastikan kesepakatan yang akan melindungi lapangan kerja.

Selain pemotongan tarif, kesepakatan TPP memiliki ketentuan untuk melindungi lingkungan, hak pekerja dan kekayaan intelektual, salah satu poin utama setelah Amerika Serikat menyatakan tidak ikut bergabung dengan TPP.

Posisi Kanada semakin diperumit oleh fakta bahwa secara bersamaan melakukan negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara dengan administrasi Trump.

Dalam sebuah pidato di Danang, Trump mengemukakan sebuah pesan yang kuat sehingga jelas bahwa dia hanya tertarik pada kesepakatan bilateral di Asia yang tidak akan pernah menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang kurang menguntungkan.

Presiden China Xi Jinping menggunakan forum yang sama untuk menekankan multilateralisme dan mengatakan globalisasi merupakan tren yang tidak dapat dipulihkan lagi.

Menteri perdagangan dan luar negeri APEC mengeluarkan sebuah pernyataan bersama pada hari ini, tiga hari kemudian dari yang direncanakan karena perselisihan mengenai bahasa tradisional yang ingin diubah Amerika Serikat.

Pernyataan tersebut masih mengacu pada perdagangan bebas dan terbuka, namun juga mengacu pada perdagangan yang adil dan anggota dalm memperbaiki kepatuhan terhadap peraturan yang sudah disepakati.

Sebuah referensi untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral dijatuhkan. Para menteri juga mengatakan bahwa mereka akan berupaya memperbaiki fungsi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang dikritik Trump dalam pidatonya apda Jumat kemarin.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8716 seconds (0.1#10.140)