Perjanjian Bisnis Sektor Energi Dominasi Raihan Trump Saat Tur Asia
A
A
A
MANILA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam kunjungannya ke Asia selama 12 hari, diperkirakan telah membuat kesepakatan bisnis senilai USD300 miliar yang didominasi yang berkaitan dengan sektor energi. Perjanjian energi diyakini mencapai kira-kira setangah dari total transaksi di China.
(Baca Juga: 37 Perjanjian Bisnis Diteken Trump Saat Kunjungi China
Seperti dilansir BBC, Selasa (14/11/2017) apabila salah satu kesepakatan tersebut terwujud, di antaranya proyek di Alaska maka akan menandai investasi besar pertama oleh sebuah perusahaan energi asal China di Negeri Paman Sam -julukan AS-. Namun analis meragukan mengenai hal ini, bahwa proyek multi-miliar dolar itu akan direalisasikan.
Trump sendiri selama tur lima negera Asia menegaskan bahwa AS tidak akan mentolerir pelanggaran dan perdagangan tidak adil. Lebih lanjut Ia menekankan perlunya mempersempit defisit perdagangan, di sisi lain pengusaha eksentrik tersebut gembar-gemborkan miliaran dolar dalam transaksi komersial yang sebagian besar dengan pihak China.
"Kami telah membuat beberapa langkah yang sangat besar terhadap perdagangan, jauh lebih besar daripada apa pun yang Anda tahu. Di luar selain tentang USD300 miliar dalam perjanjian dengan berbagai perusahaan, termasuk China. Selain itu ada USD250 miliar dan naik sangat substansial dari itu," ungkap Trump di Manila.
Meski begitu tidak jelas berapa banyak total angka yang tidak tercatat dalam perjanjian atau menjadi potensi transaksi di masa depan. Diterangkan saat kunjungan ke Asia, Trump mendapatkan banyak kesepakatan yang mengingat dan beberapa telah diumumkan sebelumnya.
Penawaran Energi
Di antara perjanjian energi, nilai tertinggi yakni rencana China Energy Investment Corporation's untuk berinvestasi mencapai USD83,7 miliar selama lebih dari dua dekade untuk proyek gas dan manufaktur kimia di negara bagian Virginia Barat. Hal tersebut mengiringi kesepakatan USD43 miliar untuk mengembangkan gas alam cair di Alaska, bersama dengan perusahaan papan atas China yaitu Sinopec, Bank of China dan China Investment Corp, serta Alaska Gasoline Development Corp.
Sementara di China, Cheniere Energy juga menandatangani nota kesepahaman dengan China National Petroleum Corp untuk penjualan LNG. Dua perusahaan energi AS - AES Corp dan Alaska Gasline Development Corp - menandatangani nota kesepahaman dengan Vietnam PetroVietnam Gas.
AS dan Jepang juga menegaskan mereka membangun kemitraan energi strategi saat Gedung Putih mengungkapkan bakal merancang perjanjian untuk mempromosikan akses universal bagi energi terjangkau dan dapat diandalkan di Asia Tenggara, Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika.
Ambisi kuat
Perjanjian dengan perusahaan China dipandang sebagai ambisi yang paling terkenal. Direktur Energi Service JTD John Driscoll, mengungkapkan China telah mendorong untuk memperluas portofolio energi mereka lebih dari satu dekade.
(Baca Juga: 37 Perjanjian Bisnis Diteken Trump Saat Kunjungi China
Seperti dilansir BBC, Selasa (14/11/2017) apabila salah satu kesepakatan tersebut terwujud, di antaranya proyek di Alaska maka akan menandai investasi besar pertama oleh sebuah perusahaan energi asal China di Negeri Paman Sam -julukan AS-. Namun analis meragukan mengenai hal ini, bahwa proyek multi-miliar dolar itu akan direalisasikan.
Trump sendiri selama tur lima negera Asia menegaskan bahwa AS tidak akan mentolerir pelanggaran dan perdagangan tidak adil. Lebih lanjut Ia menekankan perlunya mempersempit defisit perdagangan, di sisi lain pengusaha eksentrik tersebut gembar-gemborkan miliaran dolar dalam transaksi komersial yang sebagian besar dengan pihak China.
"Kami telah membuat beberapa langkah yang sangat besar terhadap perdagangan, jauh lebih besar daripada apa pun yang Anda tahu. Di luar selain tentang USD300 miliar dalam perjanjian dengan berbagai perusahaan, termasuk China. Selain itu ada USD250 miliar dan naik sangat substansial dari itu," ungkap Trump di Manila.
Meski begitu tidak jelas berapa banyak total angka yang tidak tercatat dalam perjanjian atau menjadi potensi transaksi di masa depan. Diterangkan saat kunjungan ke Asia, Trump mendapatkan banyak kesepakatan yang mengingat dan beberapa telah diumumkan sebelumnya.
Penawaran Energi
Di antara perjanjian energi, nilai tertinggi yakni rencana China Energy Investment Corporation's untuk berinvestasi mencapai USD83,7 miliar selama lebih dari dua dekade untuk proyek gas dan manufaktur kimia di negara bagian Virginia Barat. Hal tersebut mengiringi kesepakatan USD43 miliar untuk mengembangkan gas alam cair di Alaska, bersama dengan perusahaan papan atas China yaitu Sinopec, Bank of China dan China Investment Corp, serta Alaska Gasoline Development Corp.
Sementara di China, Cheniere Energy juga menandatangani nota kesepahaman dengan China National Petroleum Corp untuk penjualan LNG. Dua perusahaan energi AS - AES Corp dan Alaska Gasline Development Corp - menandatangani nota kesepahaman dengan Vietnam PetroVietnam Gas.
AS dan Jepang juga menegaskan mereka membangun kemitraan energi strategi saat Gedung Putih mengungkapkan bakal merancang perjanjian untuk mempromosikan akses universal bagi energi terjangkau dan dapat diandalkan di Asia Tenggara, Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika.
Ambisi kuat
Perjanjian dengan perusahaan China dipandang sebagai ambisi yang paling terkenal. Direktur Energi Service JTD John Driscoll, mengungkapkan China telah mendorong untuk memperluas portofolio energi mereka lebih dari satu dekade.
(akr)