Dongkrak Literasi Keuangan, AXA Mandiri Suluh Guru Ekonomi

Kamis, 16 November 2017 - 22:06 WIB
Dongkrak Literasi Keuangan, AXA Mandiri Suluh Guru Ekonomi
Dongkrak Literasi Keuangan, AXA Mandiri Suluh Guru Ekonomi
A A A
SOLO - PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan literasi keuangan kepada guru mata pelajaran ekonomi di Kota Solo. Peran tenaga pendidik dinilai strategis guna mendongkrak literasi utilitas asuransi, khususnya di kalangan generasi muda.

Director of Operation AXA Mandiri, Ni Nyoman Trisnasari mengatakan, edukasi kepada guru mata pelajaran ekonomi merupakan langkah yang tepat sebagai upaya mempercepat pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan yang kini masih rendah. Para guru diharapkan dapat menyebarluaskan materi edukasi asuransi kepada peserta didiknya.

"Sehingga sejak muda mereka dapat memiliki pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan yang mumpuni," ujar Ni Nyoman usai acara edukasi literasi keuangan kepada guru mata pelajaran ekonomi yang digelar di SMA Negeri 4 Solo, Kamis (16/11/2017).

Pihaknya terus melakukan inisiatif agar masyarakat semakin melek asuransi. Sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam kehidupannya. "Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berasuransi merupakan indikasi bahwa pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan semakin membaik," terangnya.

Berdasarkan data OJK pada 2016 lalu, tingkat literasi utilitas asuransi di Indonesia baru menyentuh angka 11,81%. Sehingga dari 100 penduduk di Indonesia, baru 11 orang yang memiliki polis asuransi.

Sebagai salah satu pusat perdagangan di Jawa Tengah, lanjutnya, Kota Solo memiliki potensi perekonomian yang sangat tinggi. Dengan jumlah populasi penduduk mencapai 562.269 jiwa, Bank Indonesia (BI) Cabang Solo memperkirakan ekonomi di Kota Solo tahun 2017 tumbuh 5,3%-5,9%. Sedangkan tahun 2016 lalu tumbuh 5,39% atau lebih tinggi dibanding nasional sebesar 5,02%.

"Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga akan diikuti tingkat resiko kesehatan masyarakat yang memiliki tren meningkat," bebernya. Badan Pusat Statistik (BPS) Solo mencatat tahun 2017 laju inflasi di sektor kesehatan merupakan yang tertinggi di angka 7,26%.

Sedangkan inflasi per Oktober 2017 secara year to date 2,75%. Tingkat inflasi tersebut mencerminkan biaya kesehatan di Kota Bengawan cenderung meningkat. "Dengan memiliki literasi yang baik, terutama asuransi, kami berharap masyarakat Kota Solo dapat mengelola risiko kesehatannya. Sehingga kondisi ekonomi mereka tetap baik," tambahnya.

Kasubag Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Solo, Antonius Yudhianto mengatakan, pihaknya tidak bisa sendirian dalam mendongkrak inklusi keuangan masyarakat. Sehingga perlu menggandeng berbagai kalangan agar pemanfaatkan produk semakin meningkat.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1518 seconds (0.1#10.140)