Masuk MSCI, Saham BBTN Jadi Incaran Investor Asing dan Lokal
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menilai masuknya saham perseroan ke dalam Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Standard Index merupakan kepercayaan yang harus dijaga dengan meningkatkan kinerja keuangan. Hal ini juga diyakini akan menambah minat investor asing untuk membeli saham berkode BBTN tersebut.
"Sebelum masuk dalam MSCI, memang sudah banyak investor asing yang menjadi pemegang saham BTN, namun masuknya BBTN dalam indeks global pastinya akan membuat makin banyak investor asing yang berminat dengan saham BTN," kata Direktur Utama BTN Maryono dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/11/2017).
Dia menjelaskan, masuknya saham BBTN ke dalam MSCI Global Standard Index tidak terlepas dari kinerja keuangan perseroan yang cukup positif dan pertumbuhannya melebihi industri perbankan. Kinerja tersebut juga membuat harga saham BBTN melonjak dari sekitar Rp1.700 pada awal Januari 2017 menjadi Rp2.980 pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
"Kami akan menjaga kepercayaan investor dengan mempertahankan kinerja yang terus tumbuh positif. Kami akan fokus menggarap pasar perumahan menengah ke bawah yang terus bertumbuh dan potensinya masih sangat besar. Ini juga untuk mendukung program sejuta rumah pemerintahan Jokowi," ujar Maryono.
Sementara itu, Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menilai masuknya saham BTN dalam daftar MSCI Global Standard Index akan menambah minat investor asing untuk membeli saham berkode BBTN tersebut.
"Pencapaian yang diraih BTN ini tentunya tidak mudah, karena tidak sampai 100 emiten Bursa Efek Indonesia yang masuk ke dalam MSCI Global Standard Indeks. Ini membuat peluang saham BBTN menjadi bidikan investor baik jangka pendek maupun jangka panjang," ujar Ketua Umum AAEI Haryajid Ramelan di Jakarta, kemarin.
Dia menuturkan, emiten yang ada dalam daftar MSCI akan masuk radar investasi global yang di dalamnya terdapat investor besar seperti dana pensiun, fund manager, private equity maupun hedge fund.
Menurutnya, dengan masuk radar investasi global, maka biasanya investor lokal pun akan mengikuti langkah asing dalam membeli saham emiten. "Ini peluang menarik bagi investor lokal untuk mengkoleksi saham BBTN," katanya.
Seperti diketahui MSCI telah mengubah komposisi daftar saham-sahamnya (rebalancing). Dalam daftar baru tersebut, sejumlah saham emiten asal Indonesia masuk ke dalam MSCI Global Standard Index untuk periode November 2017 hingga Mei 2018, salah satunya saham BBTN. Indeks ini akan mulai berlaku 30 November 2017.
"Sebelum masuk dalam MSCI, memang sudah banyak investor asing yang menjadi pemegang saham BTN, namun masuknya BBTN dalam indeks global pastinya akan membuat makin banyak investor asing yang berminat dengan saham BTN," kata Direktur Utama BTN Maryono dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/11/2017).
Dia menjelaskan, masuknya saham BBTN ke dalam MSCI Global Standard Index tidak terlepas dari kinerja keuangan perseroan yang cukup positif dan pertumbuhannya melebihi industri perbankan. Kinerja tersebut juga membuat harga saham BBTN melonjak dari sekitar Rp1.700 pada awal Januari 2017 menjadi Rp2.980 pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
"Kami akan menjaga kepercayaan investor dengan mempertahankan kinerja yang terus tumbuh positif. Kami akan fokus menggarap pasar perumahan menengah ke bawah yang terus bertumbuh dan potensinya masih sangat besar. Ini juga untuk mendukung program sejuta rumah pemerintahan Jokowi," ujar Maryono.
Sementara itu, Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menilai masuknya saham BTN dalam daftar MSCI Global Standard Index akan menambah minat investor asing untuk membeli saham berkode BBTN tersebut.
"Pencapaian yang diraih BTN ini tentunya tidak mudah, karena tidak sampai 100 emiten Bursa Efek Indonesia yang masuk ke dalam MSCI Global Standard Indeks. Ini membuat peluang saham BBTN menjadi bidikan investor baik jangka pendek maupun jangka panjang," ujar Ketua Umum AAEI Haryajid Ramelan di Jakarta, kemarin.
Dia menuturkan, emiten yang ada dalam daftar MSCI akan masuk radar investasi global yang di dalamnya terdapat investor besar seperti dana pensiun, fund manager, private equity maupun hedge fund.
Menurutnya, dengan masuk radar investasi global, maka biasanya investor lokal pun akan mengikuti langkah asing dalam membeli saham emiten. "Ini peluang menarik bagi investor lokal untuk mengkoleksi saham BBTN," katanya.
Seperti diketahui MSCI telah mengubah komposisi daftar saham-sahamnya (rebalancing). Dalam daftar baru tersebut, sejumlah saham emiten asal Indonesia masuk ke dalam MSCI Global Standard Index untuk periode November 2017 hingga Mei 2018, salah satunya saham BBTN. Indeks ini akan mulai berlaku 30 November 2017.
(izz)