Pertahankan Eksistensi Perusahaan dengan Terus Berinovasi

Selasa, 21 November 2017 - 12:00 WIB
Pertahankan Eksistensi Perusahaan dengan Terus Berinovasi
Pertahankan Eksistensi Perusahaan dengan Terus Berinovasi
A A A
INOVASImenjadi kunci utama eksistensi Johnson & Johnson di industri perawatan kesehatan selama lebih dari satu abad. Dalam berinovasi, perusahaan yang beroperasi di 60 negara ini menggandeng banyak mitra potensial, termasuk startup.
Di bawah kepemimpinan Chairman dan CEO Alex Gorsky, inovasi menjadi hal utama dan pertama yang diperjuangkan olehnya. Menjamurnya industri perawatan kesehatan membuatnya sangat terkejut, tapi hal itu sekaligus memotivasi Johnson & Johnson untuk terus berinovasi agar tetap eksis dan mampu bersaing dengan pen datang baru.
"Dunia kini membutuhkan produk yang ditawarkan Johnson & Johnson," ujar Gorsky kepada Fox News. "Kami menawarkan secara konstan dengan mengutamakan inovasi sehingga kami bisa memimpin," imbuhnya.
Perusahaan yang berdiri sejak 1886 itu terus tumbuh. Dengan berbagai inovasi yang telah dikembangkan, Johnson & Johnson mengakuisisi banyak perusahaan, salah satunya Actelion pada Juni lalu. Dengan akuisisi tersebut, Johnson & Johnson meraih keuntungan substansial pada kuartal ketiga tahun ini. Sektor penjualan farmasi mengalami kenaikan hingga 8%. Kini, pendapatan Johnson & Johnson mencapai USD76,1 miliar diproyeksikan akan mencapai USD76,5 miliar sepanjang tahun ini.
Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah Johnson & Johnson Consumer Inc, dengan meluncurkan Digital Beauty Quick Fire Challenge. Itu merupakan tantangan bagi perusahaan startup untuk menciptakan solusi kecantikan digital pada masa depan. Nantinya, perusahaan startup itu akan mendapatkan dana USD50.000 untuk membantu pengembangan produk dan komersialisasi.
"Inovasi sebenarnya bukan hanya meningkatkan kepopuleran produk dan keuntungan yang melimpah," ujar Presiden Johnson & Johnson Consumer Inc Sebastien Guillon.
Menurut dia, inovasi juga melibatkan banyak pihak untuk maju bersama. Dengan inovasi bersama startup, Johnson & Johnson mampu mengidentifikasi mitra potensi untuk mencipta kan solusi masa depan. Saat ini, perkawinan antara teknologi dan produk kesehatan memang sudah menjadi hal yang lazim. Dengan peralatan teknologi digital, pelanggan bisa melakukan perawatan kulit, seperti mendeteksi penuaan dini.
"Untuk mewujudkan hal itu, kami mencari solusi teknologi digital yang tepat," ujar Vice President Johnson & Johnson Consumer Inc Naomi Furgiuele.
Johnson & Johnson juga dinominasikan dalam daftar "Change the World" versi Fortune. Tahun ini, perusahaan yang bermarkas di Negeri Paman Sam itu menduduki peringkat ke-9 karena bekerja sama dengan Mitra, program inovasi untuk mengirimkan informasi kesehatan kepada ibu hamil dan ibu baru yang pendapatan rendah serta tinggal di komunitas urban di India.
Johnson & Johnson merupakan perusahaan multinasional asal Amerika Serikat (AS) yang bergerak di bidang peralatan medis, farmasi, dan produk konsumen yang didirikan pada 1886. Perusahaan yang berkantor pusat di New Brunswick, New Jersey, itu masuk dalam Fortune 500. Semula, perusahaan yang didirikan oleh Robert Wood Johnson dan dua saudara lelakinya hanya memproduksi baju untuk operasi bedah. Namun, seiring dengan inovasi dan perkembangan zaman, perusahaan itu dikenal sebagai produsen baby powder.
Selama bertahun-tahun, Johnson & Johnson tumbuh menjadi perusahaan global. Mereka juga membuka berbagai divisi dalam industri perawatan medis dan farmasi. Johnson & Johnson memiliki 250 anak perusahaan yang beroperasi di 60 negara dan mengembangkan berbagai produk yang dijual di 175 negara. Pada 2015, total penjualan produknya di seluruh dunia mencapai USD70,1 miliar. Saham-saham Johnson & Johnson juga masih menjadi rebutan para investor.
Sebagai buktinya, beberapa waktu lalu, Pioneer Investment Management Inc meningkatkan kepemilikan sahamnya di Johnson & Johnson sebesar 2,7%. Selain itu, melansir Stock News Times, Pinnacle Advisory Group Inc juga meningkatkan kepemilikan sahamnya di Johnson & Johnson sebesar 30,7% pada kuartal pertama tahun ini. Investor asing juga masih tertarik dengan Johnson & Johnson. Salah satunya Korea Investment Corp yang meningkatkan kepemilikan saham di Johnson Johnson sebesar 38,9%.
Merekrut Veteran PerangSebagai seorang veteran perang AS, tak mengherankan jika Gorsky tidak pernah malu untuk merekrut para veteran perang AS. Dia menganggap Johnson & Johnson sangat bangga merekrut veteran karena mereka memiliki karakeristik untuk menjadi orang hebat dan pegawai yang mumpuni. "Kita memiliki pria dan wanita di negara ini yang telah mengabdi. Jutaan orang itu melindungi kita, menjaga kita tetap aman," ujar Gorsky.
Menurut dia, ucapan terima kasih saja tidaklah cukup. Apalagi, beban yang dipikul veteran tidak ringan. Gorsky menuturkan, banyak veteran yang mengalami gangguan jiwa, di mana setiap harinya 20 veteran mati bunuh diri karena mengalami tekanan mental. Gorsky pun merasa terpanggil untuk membantu para veteran.
"Kita tidak boleh tinggal diam. Semua orang harus bekerja sama untuk menolong para veteran," ujarnya. Dia menegaskan, Johnson & Johnson membantu para veteran dengan merekrut mereka sebagai karyawan. "Veteran perang mewakili kesuksesan sebagai seorang pemimpin," ujar Gorsky. "Mereka telah menyelesaikan misinya dengan baik," tandasnya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3622 seconds (0.1#10.140)