INSA: Prospek Bisnis Pelayaran Semakin Cerah di 2018

Rabu, 22 November 2017 - 16:37 WIB
INSA: Prospek Bisnis...
INSA: Prospek Bisnis Pelayaran Semakin Cerah di 2018
A A A
JAKARTA - Kalangan pengusaha industri pelayaran optimistis bisnis pelayaran tahun depan akan semakin membaik. Namun demikian, membaiknya sektor ini belum dikuti pemulihan sepenuhnya, terutama di bidang pelayaran lepas pantai (offshore).

Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, kondisi pelayaran offshore belum benar-benar menggeliat pada tahun depan. Hal ini disebabkan harga minyak dunia yang belum benar-benar berada pada level ideal.

Sejak turunnya harga minyak dunia, banyak aktivitas kontrak kerja sama yang ditinjau kembali, atau bahkan distop. Akibatnya, penggunaan kapal offshore banyak direnegosiasi atau bahkan distop.

“Dan hingga saat ini, belum terlihat geliat offshore pada tahun depan, karena harga minyak belum menunjukkan level ideal untuk dilakukan aktivitas pengeboran kembali,” ujarnya di Jakarta, Rabu(22/11/2017).

Dinamika bisnis juga terjadi pada sektor pelayaran muatan cair. Prospek sektor pelayaran muatan cair lebih pada angkutan ekspor ketimbang angkutan domestik. Terutama pada muatan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang disebabkan produsen lebih memilih ekspor ketimbang domestik.

Sementara itu, Sekretaris Umum DPP INSA Budhi Halim mengatakan secara umum bisnis pelayaran nasional pada tahun depan cukup stabil, terutama pada pelayaran domestik. Misalnya, pada angkutan batu bara curah yang sudah mulai membaik.

Menurut dia, armada jenis tongkang dan tug boat saat ini tidak ada lagi yang idle atau menganggur. Bahkan, cenderung mengalami kekurangan kapal pada saat ini. Hal ini disebabkan, adanya peningkatan muatan angkut sebagai dampak dari gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, khususnya di wilayah timur Indonesia.

"Kapal jenis ini mendapat permintaan melakukan pengiriman batu, beton, pasir, semen dan lainnya. Bisnis kapal tongkang juga semakin menggeliat, yang disusul peningkatan permintaan pengiriman batu bara,” ungkapnya.

Di sisi lain, angkutan general kargo dan kontainer juga relatif stabil, karena pada sektor pelayaran ini sangat bergantung pada naik dan turunnya permintaan masyarakat dan kondisi ekonomi nasional, yang tumbuhsebesar 5,01% pada kuartal I dan kuartal II/2017. Selain itu, didorong konsistensi pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur nasional.

"Jadi secara umum industri pelayaran nasional cukul stabil dan cenderung membaik terutama dengan adanya kebijakan pemerintah yang pro-maritim dengan program Tol Laut dan Poros Maritim Dunia," jelas Budhi.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0085 seconds (0.1#10.140)